THE GROOM 💦 10

644 76 1
                                    

Minho saat itu masih mengenakan pakaian tidurnya. Entah ke mana Chan akan membawanya sepagi ini.

"Kita mau ke mana?" Tanya Minho pada pria itu dengan nada halus.

"Jangan banyak tanya, diam kau" kata Chan. Mendengar jawaban itu, Minho nampak diam dan menatap lurus ke depan.

Tak sampai setengah jam, akhirnya Chan menghentikan mobilnya dan langsung turun dari sana.

"Keluar!" Kata Chan pada pria itu, dengan kelabakan Minho langsung turun dan mengekor di belakang Chan.

"Kau sangat lamban" Kata Chan sambil menarik tangan Minho masuk ke area pekarangan rumah besar itu.

Minho melihat kesekeliling, rumah itu benar-benar besar dan sangat rapi. Tumbuhan di temannya terlihat sangat terawat dan tertata dengan baik.

"Ini rumah siapa?" Tanya Minho. Chan nampak diam sambil membunyikan bel pintu berkali-kali.

"Tunggu sebentar aku masih memasak" kata seorang wanita paruh baya sambil membuka pintu rumah itu.

"Chan! Kenapa..." wanita itu nampak terkejut melihat Minho di samping Chan.

"Boleh aku masuk?" Tanya Chan pada wanita itu. Ibu Chan nampak mengangguk dan pria itu langsung membawa Minho masuk ke dalam.

"Katakan pada ku dia siapa?" Tanya Ibu Chan sambil mengekor di belakang anaknya.

"Duduk" kata Chan pada Minho, dia lalu pergi dari sana. Tapi tak butuh waktu yang lama Chan datang membawa segelas air.

"Ini minum" kata Chan sambil memberikan vitamin dan air itu pada Minho.

"Ibu" kata Chan pada wanita itu.

"Kau ini kenapa? Mau ke mana?" Tanya wanita itu yang benar-benar sangat kebingungan dengan sikap Chan.

"Aku akan pergi ke luar negeri dua hari, tolong jaga dia jangan biarkan dia kabur" kata Chan sambil merapikan jasnya.

"Dia siapa? Kenapa sangat tiba-tiba" kata sang ibu.

"Di dalam perutnya ada cucu Ibu, jadi jaga dan jangan biarkan dia pergi. Sepertinya kata-kata itu cukup bisa dimengerti" kata Chan yang langsung keluar dari sana.

Minho nampak duduk sambil menunduk saat itu di sofa ruang tamu.

"Apa kau pacar Chan?" Tanya wanita itu sambil duduk di samping Minho. Pria manis itu menggeleng pelan.

"Kau benar-benar hamil ya?" Tanya wanita itu. Minho lalu mengangguk dan menatap wajah wanita itu.

"Syukurlah, aku benar-benar senang Chan bisa membuka hatinya lagi" kata wanita itu sambil memeluk Minho. Minho benar-benar terkejut dengan pelukan itu.

"Sepertinya kau baru bangun ya, ayo Ibu akan membuat masakan yang enak untuk menantu ibu" kata wanita itu lalu dia membawa Minho ke dapurnya.

"Apa yang bisa ku bantu?" Tanya Minho sambil menghampiri wanita itu.

"Ahh tidak perlu, kau duduk diam saja. Kau sedang hamil jadi jangan terlalu capek" kata wanita itu pada Minho. Karena itu Minho jadi tidak enak, dia masih berdiri di samping wanita itu.

"Nama mu siapa?" Tanya wanita itu membuka pembicaraan.

"Lee Minho" jawab si manis dengan singkat.

"Minho sebenarnya Chan itu baik dan lembut, tapi mungkin dia agan ketus tadi aku lihat. Tapi sepertinya dia sangat peduli dengan mu" kata wanita itu.

"Itu karena aku hamil" jawab Minho sambil memegang perutnya.

"Hmmm tapi dia begitu ada alasannya, hmm sepertinya aku tidak membicarakan yang sudah berlalu dengan mu" kata wanita itu.

Mendengar kalimat itu membuat Minho menjadi ingin tahu tentang Chan. Sebenarnya apa yang terjadi pada pria itu.

"Memangnya dia kenapa?" Tanya Minho  memberanikan diri.

"Setelah makan aku akan ceritakan pada mu" kata wanita itu sambil tersenyum pada Minho.

Minho benar-benar menikmati masakan dari ibu Chan. Wanita itu benar-benar sangat pandai memasak.

"Setelah makan, kau mandi dan istirahat ya. Kau bisa tidur di kamar Chan" kata wanita itu sambil mengusap bahu Minho.

"Bibi ceritanya bagaimana?" Tanya Minho kemudian.

"Ahhh aku lupa mematikan kompor, kau lanjutkan ya" kata wanita itu sambil berlari kembali pergi dari sana. Minho menghela napas panjang, lalu bangun dari sana.

"Bibi aku akan mencucinya ya" kata Minho sambil membawa piring kotor itu.

"Tidak udah, biarkan saja aku yang yang mencucinya. Kau mandi dan istirahat saja" kata wanita itu.

"Tapi bibi" kata Minho.

"Panggil aku ibu" kata wanita itu pada Minho.

"Baik ibu" jawab Minho yang benar-benar kalah saat itu.

Saat sampai di lantai dua, Minho melihat sebuah pintu kamar dengan tulisan nama " Chan" di pintunya.

"Sepertinya ini" gumam Minho. Dia lalu membuka pintu itu perlahan.

Minho benar-benar takjub dengan kamar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Minho benar-benar takjub dengan kamar itu. Chan sepertinya adalah orang yang berprestasi. Terbukti banyak sekali piala yang terpajang di sana.

Namun sebuah foto berbingkai menarik Minho untuk melihatnya.

"Bukankah ini Jeongin? Dan siapa wanita ini?" Gumam Minho saat melihat foto ketiga orang itu saling berpelukan.

"Chan dan Jeongin berteman?" Gumam Minho. Dia lalu memutuskan untuk tidak ikut campur dan pergi ke kamar mandi.

"Huekk... huekk" Minho benar-benar mengeluarkan isi perutnya pagi itu. Padahal masakan ibu Chan sangat enak tapi mual yang terus menerus itu membuat Minho harus memuntahkannya.

"Kau kenapa nak?" Suara itu membuat Minho menoleh lemas.

"Ibu maaf makanannya aku muntahkan" kata Minho pada wanita itu.

"Iya tidak masalah, nanti aku buatkan lagi" kata wanita itu. Wanita itu lalu membawa Minho kembali ke dalam kamar.

"Bagaimana apa rasanya lebih baik?" Tanya wanita itu sambil memijat tengkuk Minho.

"Sudah terima kasih" kata Minho sambil tersenyum.

Seketika suasana membali hening tak ada yang memulai obrolan.

"Ada ingin aku tanyakan" kata Minho pada wanita itu.

"Iya?" Tanya wanita itu sambil menaikan salah satu alisnya.

TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

30 komen dapat membuka Chap berikutnya

THE GROOM  || BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang