THE GROOM 💦 20

761 79 8
                                    

Saat terbangun Chan benar-benar terkejut saat melihat Minho tidak ada di sana. Jam menunjukan pukul 5 pagi, tak biasanya Minho bangun sepagi ini.

Sambil merengangkan tubuhnya Chan mulai mencari Minho di sekeliling rumah itu.

"Minho!" Panggil Chan saat turun ke tangga. Dia sama sekali tak mendengar suara dentingan alat memasak di dapur.

"Dia ke mana sepagi ini?" Gumam Chan setelah memastikan dapur kosong. Pria Bang itu lalu berjalan ke pintu depan, tapi masih terkunci dari dalam.

"Pasti dia ada di sekitar sini" gumam Chan sambil berjalan menelusuri rumahnya. Saat dia sampai sampai ruang tamu, dia melihat botol minuman dan kemasan rokok itu masih berserakan di sana. Dengan cepat Chan membereskannya dan membuangnya ke tong sampah.

Sampai akhirnya Chan masuk ke kamar Minho yang dulu. Kamar paling belakang di rumah itu.

Dia melihat pria manis itu tengah berbaring di kasur tanpa selimut.

"Minho kenapa kau tidur di sini?" Tanya  Chan sambil menepuk bahu si manis. Minho masih diam sambil terlelap. Chan berusaha membalikan tubuh Minho menghadap ke atas.

"Kenapa dengannya? Matanya lebam" kata Chan. Dia lalu berusaha menepuk pipi Minho.

"Minho aku tidur di atas, kenapa kau bisa ada di sini" kata Chan.

"Tolong jangan menganggu ku, aku hanya ingin tidur" kata pria itu lalu kembali membalikan tubuhnya membelakangi Chan.

"Baiklah aku akan menggendong mu, maaf pasti kau melihat ku mabuk tadi malam dan pindah ke sini" kata Chan berusaha mengendong Minho.

"Tidak usah repot-repot, aku akan tidur di sini saja. Sebentar lagi aku akan bangun" kata Minho. Chan lalu mengurungkan niatnya untuk melakukan itu.

"Kau sangat pucat, sebaiknya kau tidur saja dulu" kata Chan lalu dia keluar dari sana.

"Apa yang aku lakukan tadi malam?" Gumam Chan sambil memasak nasi di dapur. Dia berusaha mengingatnya tapi tetap saja lupa.

"Minho" kata Chan saat melihat pria itu datang ke dapur.

"Kau mandi sana, aku akan melanjutkannya" kata Minho berjalan ke kompor tanpa menatap pria itu.

"Baiklah" jawab Chan lalu dia pergi dari sana.

"Awww" Minho berteriak di susul dengan suara Teflon jatuh ke lantai.

"Kau kenapa?" Tanya Chan tiba-tiba datang ke sana dengan masih memakai handuk. Minho melihat kissmark itu di tubuh Chan.

"Tangan mu terbakar ya" kata Chan sambil memegang tangan Minho. Tapi dengan cepat Minho melepaskannya.

"Aku baik-baik saja, kau lanjutkan saja" kata Minho sambil bangun. Chan benar-benar heran, apa yang terjadi padanya saat itu.

Dengan tangan yang masih perih Minho langsung kembali melanjutkan pekerjaannya. Tiba-tiba Chan memeluknya dari belakang.

"Apa ada masalah?" Tanya Chan pada manis itu.

"Tidak" jawab Minho singkat sambil sibuk menggoreng ikan.

"Apa kau menangis semalam?" Tanya Chan lagi.

"Kapan aku bisa mendapatkan gaji ku, aku sudah bekerja pada mu selama hampir 8 bulan" kata Minho tiba-tiba. Untuk pertama kalinya Minho menanyakan soal itu.

"Baik nanti aku akan berikan pada mu" kata Chan lalu dia melepaskan pelukannya pada Minho.

💦💦💦

Saat Chan pulang kantor, tak sengaja dia menoleh ke samping jalan di mana taman kota berada. Dari sana matanya melihat seorang pria manis tengah duduk sambil menggendong seekor kucing di pangkuannya.

"Minho?" Gumam Chan, dia lalu ke sana menyusul pria manis itu.

"Apa yang kau lakukan sendirian di sini?" Tanya Chan pada pria manis itu. Minho nampak tidak menjawab dan sibuk mengusap kucing itu.

"Minho kau kenapa??" Tanya Chan duduk di samping si manis.

"Aku hanya ingin keluar apa tidak boleh? Aku kan hanya seorang asisten rumah tangga yang kebetulan mengandung anak mu" kata Minho sambil terkekeh.

"Minho kau kenapa? Ayo pulang!" Kata Chan sambil memegang tangan si manis.

"Kau saja, aku masih ingin jalan-jalan di sini" kata Minho lalu dia bangun dan pergi dari sana.

Pria itu benar-benar mengekor Minho ke manapun dia pergi untuk memastikannya aman.

"Plukk" suara itu terdengar saat Chan terkena bola itu.

"Kau baik-baik saja kan?" Tanya Chan sambil melindungi Minho dengan tubuhnya.

"Baik" jawab Minho singkat.

Chan terlihat meregangkan lengannya yang terkena bola itu. Untung saja tak mengenai Minho.

"Kenapa kau ikut?" Tanya Minho sambil menatap ke arah sungai.

"Memastikan agar kau aman" jawab Chan sambil mengusap bajunya yang agak kotor.

"Lebih tepatnya memastikan anak mu aman kan?" Tanya Minho dengan senyuman miringnya.

"Tidak Minho, aku mengkhawatirkan mu juga" kata Chan.

"Berhenti mengatakan itu, lebih baik kau mengkhawatirkan anak mu saja lewati aku" kata Minho.

"Kau ke mana?" Tanya Chan saat melihat Minho berjalan bukan ke arah tangga.

"Tidur" jawab Minho singkat.

"Ayo ke atas, kita tidur bersama" kata Chan.

"Aku bisa tidur sendiri, kau jangan khawatir aku tidak akan melakukan apapun pada anak mu" kata pria itu lalu dia pergi dari sana.

Setelah menutup pintu, Minho langsung naik ke kasur dan membaringkan tubuhnya di sana.

"Aku sudah terbiasa sendiri" kata pria itu sambil mengusap perutnya yang kembali bergerak.

"Tidur ya sayang ibu sangat lelah" kata Minho sambil memejamkan matanya.

Tiba-tiba suara pintu itu terdengar terbuka membuat Minho kembali bangun.

"Minho kau sudah tidur?" Tanya Chan sambil naik ke kasur itu. Minho memejamkan matanya berpura-pura tidur.

Merasakan itu, Chan langsung berbaring dan memeluk Minho dari belakang.

"Aku tidak mengerti dengan mu, apa kau marah pada ku?" Tanya Chan sambil mengusap rambut Minho.

"Asal kau tahu, aku juga mencemaskan mu Minho" kata Chan lagi. Minho mendengarkan semua apa yang Chan katakan.

"Sebenarnya aku sangat sedih saat kau mengatakan akan pergi setelah melahirkan" kata Chan lagi.



Pagi itu Chan sudah duduk di sudut ranjang Minho dengan setelan rapinya.

"Aku ada rapat penting, jadi kau tidak usah memasak untuk ku. Istirahat ya" kata Chan sambil mengusap rambut Minho.

"Ini uang mu, aku membuatkan rekening debit untuk mu" kata Chan sambil memberikan benda itu pada Minho.

"Password nya tanggal lahir mu, nanti kau ganti saja sendiri" kata Chan. Dia lalu mendekat dan mengecup kening Minho dan pergi dari sana.

Minho hanya diam saja mendapatkan perlakuan itu karena dia tahu bagaimana perasaan Chan yang sebenarnya.

Seperti biasa setelah melakukan pekerjaan rumah, Minho memutuskan untuk mandi di sore hari. Karena agak gerah membuatnya mandi lebih lama dari biasanya.

Saat mandi pria itu membawa pakiannya ke kamar mandi dan memakainya di sana.

Karena gerah dia tak mengancing bajunya.

"Kenapa ya, sangat panas" gumam Minho sambil keluar dari sana dengan hati-hati.

"Aku menunggu mu" kata Chan tiba saja ada di kamarnya tanpa Minho ketahui.


TBC

Jangan lupa vote dan komen ya
30 komen akan membuka Chap berikutnya

THE GROOM  || BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang