Chan berusaha menangkan dirinya saat itu, bagaimana pun caranya dia harus melamar Minho secepatnya sebelum anak mereka lahir.
Suara pintu terbuka itu membuat Chan menjadi bersemangat, dia lalu bangun dan menoleh ke sana.
Senyuman Chan terpancarkan saat melihat pria itu datang dengan perut buncitnya itu.
"Sepertinya semua celananya tidak muat saat ini" batin Chan melihat itu.
"Aku menunggu mu" kata Chan sambil menghampiri Minho. Pria itu nampak tak acuh kemudian berjalan dengan hati-hati ke cermin.
"Minho aku ingin mengatakan sesuatu" kata Minho sambil melingkarkan kedua tangannya di pinggang pria itu.
"Katakan saja" kata Minho sambil merapikan rambutnya.
Tiba Chan membalikan tubuh Minho menghadap ke arahnya. Pria itu lalu menjongkok dan memegang tangan Minho.
"Minho kita sudah lama bersama dan sebentar lagi aku akan jadi orang tua lagi dan kau juga. Walaupun aku dulu membenci mu, tapi kau tahu karena kita bersama aku mulai nyaman dengan mu dan mulai mencintai mu Minho. Apa kau mau menikah dengan ku?" Tanya Chan sambil mengeluarkan sebuah cincin dari sakunya.
"Maaf Chan aku tidak bisa" kata Minho tiba-tiba.
"Kenapa? Kau mengatakan bahwa kau akan menikah dengan orang yang mencintai mu kan?" Tanya Chan sambil memegang tangan Minho. Minho menghela napas dan menepis tangan Chan.
"Mulut mu bisa mengatakan itu tapi hati mu tidak, aku tahu kau hanya mencintai ku karena kau mirip dengan istri mu kan? Kau masih mencintai istri mu bukan aku jangan berhentilah membohongi diri mu sendiri" kata Minho.
"Tapi Minho aku benar-benar mengatakan yang sesungguhnya" kata Chan.
"Sudahlah Chan, kau sudah cukup menyakiti aku jangan sakiti aku untuk kesekian kalinya. Kau tahu aku sudah sangat lelah" kata Minho lalu dia keluar dari sana.
Minho benar-benar tidak bisa menahan semuanya, dia menangis di ruangan laundry sendirian. Jika saja saat itu dia tak menyebutkan nama Lina pasti dia tidak akan menolak pria itu.
"Aku juga mencintai dia, tapi aku tidak mau menjadi pelampiasan saja" gumam Minho sambil memangis.
Dengan sekuat tenaga Minho langsung bangun dan kembali mengerjakan pekerjaan rumah. Saat dia memasukan pakaian kotor itu ke mesin cuci, dia tiba-tiba merasakan perutnya benar-benar sakit.
"Arghh kenapa tiba-tiba?" Gumam Minho sambil berusaha menahannya.
"Nak tolong jangan sekarang" kata Minho sambil mengusapnya dengan lembut. Karena sakitnya datang timbul, Minho akhirnya berhasil mencuci pakaian itu. Saat dia akan mengangkat jemurannya sakitnya kembali lagi bahkan ini sangat sakit.
"Aduh kenapa bisa sesakit ini" kata Minho berusaha berjalan ke luar tempat cuci itu.
"Chan tolong aku ahh" kata Minho berusaha memanggil Chan. Pria Bang itu lalu muncul dan langsung menangkap Minho yang hampir saja jatuh.
"Minho kenapa?" Tanya Chan sambil mengusap keringat di dahi Minho.
"Perut mu sangat sakit, sepertinya dia akan segera lahir" kata Minho sambil memeluk Chan dengan erat. Pria Bang itu lalu menuntun Minho keluar rumah untuk menuju ke rumah sakit.
Di perjalanan Minho nampak meremas tangan Chan dengan erat untuk meringankan sakitnya.
"Minho atur napas mu jangan terengah-engah seperti itu" kata Chan. Minho berusaha menurut dan melakukan tapi rasa sakitnya juga tidak mereda.
"Tolong cepat Chan, aku benar-benar tidak tahan" kata Minho sambil menangis. Chan mengangguk dan berusaha mengambil jalan lain di tengan kemacetan itu.
Akhirnya mereka sampai di rumah sakit, Minho masih berjalan dituntun oleh Chan saat itu.
"Sakit ahh" kata Minho saat duduk menunggu dokter di ruangan itu. Chan berusaha mengusap wajah Minho dengan telapak tangannya. Karena panik dia sampai lupa membawa peralatan mereka.
"Baiklah Tuan Lee akan segera kami operasi" kata dokter setelah memeriksa keadaan Minho.
Chan benar-benar berdoa saat itu, dia menginginkan agar kedua orang itu selamat.
"Chan apa operasinya sudah?" Tanya Ibu Chan yang datang membawa barang mereka.
Chan menggeleng sambil terus berdoa agar semuanya lancar. Dan apa yang Chan doakan berjalan dengan lancar.
"Tuan Lee masih belum siuman jadi kami akan membawanya ke ruangan rawat inap" kata dokter itu pada Chan.
"Ibu tolong temani bayi ku ya, aku akan menemani Minho" kata Chan yang ikut dengan mereka.
Hampir semalaman penuh Chan menjaga pria manis itu tapi dia belum juga siuman.
"Ayo bangun Minho lihat buah hati kita" kata Chan sambil mengusap rambut Minho.
"Chan tolong bantu perawat mengganti popok Ino mataku tidak bisa melihat dengan benar di sana" kata wanita itu.
"Ibu bisa ambilkan aku beberapa pakian lagi ke rumah? Sepertinya pakian Minho ada yang tertinggal" kata Chan. Wanita itu mengangguk lalu dia pulang sedangkan Chan pergi ke ruang bayi.
Tak lama setelah Chan pergi, Minho tiba-tiba membuka matanya. Dia melihat ke sekeliling ruangan itu. Sepi tak ada siapapun.
"Benar apa yang aku pikirkan" kata Minho yang langsung bangun dari sana. Pria itu memutuskan untuk pergi dari sana secepatnya, dia tak ingin menemui bayinya karena takut.
"Aww" rintih Minho saat turun dari bad itu sambil memegang perutnya. Sebelum Chan datang, Minho harus pergi dari sana.
"Maafkan ibu nak, jika ibu melihat mu mungkin ibu tidak akan bisa pergi" gumam Minho sambil berjalan di lorong yang sepi itu.
Karena malam hari Minho dengan cepat bisa keluar dari rumah sakit itu. Karena operasi membuatnya menjadi cepat lelah dan masih sakit.
"Ke mana aku akan pergi" gumam Minho saat dia duduk di halte bis itu. Dia berusaha mengintip luka di bagian perutnya.
"Masih basah, pantas sakit" gumam Minho. Dia juga merasa lapar saat itu.
Karena tidak membawa uang, Minho memutuskan untuk bangun dan berjalan meninggalkan rumah sakit itu.
"Minho!" Suara itu membuat Minho menoleh, mata si manis terbelakak ternyata itu Chan tengah berlari bersama beberapa satpam.
Minho langsung berlari juga dengan segenap kekuatan yang dia punya untuk kabur.
"Apa ini?" Gumam Minho merasakan pakaiannya basah. Saat dia melihat ke bawah, pakian pasien itu sudah berlumuran darah.
"Minho akhirnya aku menemukan ku" kata Chan sambil memeluk Minho dari belakang. Chan benar-benar terkejut saat Minho pingsan di pelukannya.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
30 komen akan membuka Chap berikutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GROOM || BANGINHO ✔
FanfictionWAJIB FOLOW AKUN AUTHOR SEBELUM BACA !! Sebuah dendam yang terjadi diantara dua sahabat baik, mengakibatkan semua orang yang tidak bersalah terkena imbas dan dampaknya. Warning -mature -bxb