Minho merasakan sesuatu melingkari pinggangnya. Mata besar itu perlahan membuka dan berusaha melihat lingkungan sekitar. Cahaya matahari lagi membuat pandangan Minho menjadi silau.
"Selamat pagi sayang" suara itu membuat Minho tersenyum. Elusan hangat dan lembut itu dia dapatkan dari telapak tangan besar yang memeluknya dari belakang itu.
"Kenapa kau mengatakan itu?" Tanya Minho sambil tersipu.
"Bukan untuk mu, tapi untuk bayi ku" kaya Chan lalu dia mencium perut si manis. Mendengarnya membuat Minho agak kecewa tapi biarkan saja yang penting Chan tidak kasar padanya.
"Aku mau bangun" kata Minho berusaha melepaskan diri. Tapi Chan nampak masih memeluknya dari belakang.
"Aku belum merasakan gerakannya" kata Chan. Minho menghela napas, dia lalu ikut juga mengusap perutnya untuk membangunkan sang bayi.
"Akhirnya kau bangun, ayah menunggu mu" kata Chan sambil mengusapnya dengan lembut. Minho hanya diam saja saat itu.
"Semoga kau selalu sehat ya nak" kata Chan lagi. Minho tersenyum mendengarnya, walaupun Chan hanya perhatian pada bayinya saja.
"Aku harus turun" kata Minho lagi.
💦💦💦
Beberapa bulan kemudian......
Minho terengah-engah sambil membawa bungkusan itu keluar dari rumah.
"Jangan berlari seperti itu" kata Chan saat melihat pria itu.
"Kau melupakan ini" kata Minho sambil memberikan bungkusan itu. Chan tersenyum lalu dia mengusap rambut si manis seperti biasa.
"Aku akan pulang lebih awal, nanti kita jalan-jalan lagi" kata Chan pada pria itu. Minho lalu mengangguk sambil tersenyum pada pria itu.
Semakin lama mereka nampak semakin akrab, hal itu mulai membuat Minho merasa nyaman berada di sana. Apalagi Chan lama kelamaan nampak semakin peduli dengannya.
Apa yang Chan katakan pagi itu benar apa adanya, mereka sekarang tengah berjalan-jalan di tepi jalan sambil berpengan tangan.
"Kapan kita akan USG lagi?" Tanya Chan pada pria manis itu.
"Sepertinya satu minggu lagi, semakin hari dia semakin berat" kata Minho. Chan mendengarnya menjadi terkekeh pelan dan mengusap perut Minho.
"Ada yang kau inginkan?" Tanya pria Bang itu pada Minho.
"Tidak ada" kata Minho tiba-tiba berhenti dan duduk di halte yang mereka lewati itu.
"Punggung mu sakit ya?" Tanya Chan sambil mengusap punggung Minho. Si manis lalu mengangguk dengan sesekali meringis.
"Kita pulang saja ya" kata Chan tapi Minho langsung menggeleng.
"Kita lanjut saja, aku masih kuat" kata Minho lalu dia kembali bangun.
"Ayo ke suatu tempat" kata Chan lalu membawa Minho ke sana.
"Minho" panggil Chan.
"Iya ada apa?" Tanya Minho.
"Tidak jadi" kata pria manis itu kemudian.
"Chan apa kau tidak ada keinginan untuk menikah lagi?" Tanya Minho tiba-tiba. Chan langsung menoleh mendengar itu.
"Kenapa tiba-tiba?" Tanya Chan.
"Hmmm dua bulan lagi, aku akan segera melahirkan. Apa kau sanggup untuk menjaga anak mu sendirian?" Tanya Minho.
"Kau benar-benar akan pergi?" Tanya Chan dengan tatapan serius.
"Iya aku sudah berjanji pada mu kan dulu" kata Minho.
"Bagaimana jika aku tidak membiarkan mu untuk pergi?" Tanya Chan. Minho meneguk salivanya, dia lalu berusaha menjauh.
"Apa yang kau katakan" kata Minho dengan gugup.
"Jika aku melamar mu kau mau menikah dengan ku?" Tanya Chan tiba-tiba.
"Tidak" jawab Minho dengan cepat. Chan langsung menoleh ke arah si manis.
"Kenapa?" Tanya Chan sambil memegang tangan Minho.
"Aku hanya akan menikah dengan orang yang mencintai ku bukan hanya karena terpaksa karena situasi" kata Minho sambil melepaskan tangan Chan.
Pria Bang itu nampak terdiam sambil mengangguk pelan.
💦💦💦
Malam itu Chan berada di ruang tamu sendirian dengan rokok dan minuman kerasnya. Sudah sejak lama dia tak mengonsumsi asupan itu.
"Kenapa aku? Rasanya agak aneh" kata Chan sambil meneguk minuman itu. Dia lalu mengambil ponselnya dan kembali menatap foto keluarga mereka yang dulu.
"Jika kalian masih ada, sepertinya aku tidak akan sengsara seperti ini" kata Chan sambil tersenyum. Tangannya lalu kembali minum alkohol itu dengan brutal dan rakus.
Saat batas kesadarannya setengah, Chan langsung bangun dengan sempoyongan dan berjalan naik ke lantai dua untuk tidur.
Saat sampai di kamar, dia tersenyum melihat seorang pria manis tengah terlelap diselimuti selimut tebal miliknya.
"Hai! Bangun" kata Chan sambil mengusap pipi pria itu.
Mata Minho lalu terbuka perlahan, dia benar-benar terkejut melihat pria itu sudah duduk di sampingnya.
"Aku merindukan mu " kata Chan sambil mencium bibir Minho beberapa kali.
"Chan kau mabuk ya, ayo tidur" kata Minho berusaha bangun dan membawa Chan ke sampingnya.
"Tidak, aku ingin menghabiskan malam dengan mu. Aku sangat merindukan mu" kata Chan sambil membelai pipi Minho.
Chan lalu menautkan bibirnya pada bibir Minho, tangannya yang lain mulai masuk ke dalam dan meraba tubuh pria manis itu dengan seksual.
🔞
"Aku mencintai mu" kata pria itu tiba-tiba sambil menatap mata Minho. Hal itu membuat degupan jantung Minho semakin cepat dan kencang.
Tanpa pikir panjang dia langsung mengalungkan kedua tangannya di leher pria itu dan mulai menyatukan bibir mereka satu sama lain.
"Aku juga mencintai mu Chan" kata Minho sambil menatap manik pria itu.
"Nghhhh lagihhh" desahn Minho sambil meremas seprei itu. Kali ini Chan benar-benar bermain dengan penuh cinta.
"Aku mencintai mu sayang" kata Chan kembali memanjakan pria manis itu. Sungguh ini membuat Minho menjadi semakin melayang. Beberapa ronde mereka habiskan membuat Minho menjadi sangat letih.
Chan memegang kepala Minho dan mengecup dahi pria manis itu singkat.
Chan menatap mata Minho dengan mata lesunya. Dia lalu mengecup pipi si manis singkat.
"Aku sangat merindukan mu dan mencintai mu Lina" kata pria itu pada Minho. Mendengarnya membuat Minho terdiam. Jadi yang tadi itu dia membayangkan orang lain?
"Tolong jangan tinggalkan aku, aku sangat mencintai mu" kata Chan lalu dia terlelap di samping Minho. Minho seperti dipukul ribuan tongkat bisbol saat ini.
Sambil menahan tangisannya, dia langsung bangun dan meninggalkan pria itu di sana sendirian.
💦💦💦
Isakan itu terdengar di kamar itu, Minho benar-benar tidak bisa tahan dengan semua ini. Tadinya dia mengira Chan tengah mengungkapkan perasaannya pada Minho tapi tidak.
"Aku yang terlalu lelah, aku kira dia memiliki perasaan dengan ku" katanya sambil memangis di kamarnya dulu.
Karena terlalu lama menangis membuat Minho menjadi mengantuk dan dia pun terlelap di sana.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GROOM || BANGINHO ✔
FanfictionWAJIB FOLOW AKUN AUTHOR SEBELUM BACA !! Sebuah dendam yang terjadi diantara dua sahabat baik, mengakibatkan semua orang yang tidak bersalah terkena imbas dan dampaknya. Warning -mature -bxb