THE GROOM 💦 13

681 75 3
                                    

"Aku lelah" kata Minho sambil mengusap wajahnya. Dia juga sudah sangat lelah menangis.

Dia lalu memegang seprei yang sudah dia gantung saat itu. Entah kenapa sepertinya mati lebih tepat untuknya saat ini.

"Aku tidak tahan lagi" kata Minho yang sudah benar-benar depresi.

Dia lalu memasukan kepalanya ke seprei yang sudah dia buat tadi. Tubuhnya benar-benar bergetar hebat dapat dia akan melangkah melompat dari sana.

Apalagi terdengar suara orang berjalan di luar kamarnya. Membuat Minho langsung kelabakan dan langsung melompat dari sana.

"Hai! Apa kau kau lakukan?" Tanya Chan yang melihat Minho melompat. Dia lalu langsung berlari dan memegang tubuh Minho.

"Pergi kau! Biarkan aku mati!!" Kata Minho sambil meronta. Chan mengambil gunting di atas nakas itu dan langsung memotong ikatan di leher Minho.

"Dasar bodoh" kata Chan saat pria itu terlihat terengah-engah di kasur sambil menangis.

Melihat Minho seperti itu membuat Chan menghela napas. Walaupun dendamnya sangat besar tapi melihat keadaan Minho membuat hatinya luluh.

"Kenapa kau terus menangis?" Tanya Chan sambil membangunkan Minho dari sana.

"Aku lelah, kau terus menghancurkan hidup ku. Aku juga ingin bahagia sama seperti orang lain" katanya sangat menangis. Chan lalu memeluk pria itu dengan erat.

"Tolong berhenti melakukan hal bodoh" kata Chan pada pria itu.

"Aku benar-benar tidak tahan lagi, jika kau memang dendam dengan Jeongin balas ke dia kenapa kau melakukannya pada ku? Kau juga sudah membunuh anak ku. Jadi tolong jangan ikutkan aku dalam pembalasan dendam mu" kata Minho.

Chan berusaha menenangkan pria itu, dia tidak mau jika Minho terus stres membuat janinnya bermasalah.

"Baiklah, setelah anak ku lahir kau bisa pergi. Aku akan melepaskan mu" kata Chan tiba-tiba. Mendengar itu membuat Minho menjadi lebih tenang.

"Tolong jangan bohong" kata Minho sambil menatap mata pria itu.

"Aku janji, tapi pastikan bayi ku baik-baik saja" kata Chan pada pria itu.

Untuk pertama kalinya Minho dibawa keluar oleh Chan dari kamarnya. Ternyata rumah itu sangat bagus dan mewah tak kalah dengan rumah Jeongin.

"Duduk di sini, aku akan mengambilkan mu makanan" kata Chan. Minho menurut lalu dia duduk di tempat yang Chan katakan.

"Makan ini" kata Chan pada pria itu lalu dia pergi dari sana.

"Tolong jangan kunci aku lagi, aku tidak akan kabur" kata Minho dengan kata berkaca-kaca.

"Diam dan makan saja" kata Chan lalu dia pergi kembali ke dapur.

Karena kejadian tadi Chan jadi tidak kembali ke kantor dan memutuskan untuk diam di rumah mengawasi Minho.

"Tidur" kata Chan pada Minho yang masih menonton TV.

"Sebentar...." kata Minho tapi Chan nampak menatapnya dengan tajam.

"Jangan jadi pembangkang" kata Chan, Minho langsung meneguk salivanya dan bangun dari sana. Saat Minho akan kembali ke kamarnya Chan langsung mencegatnya.

"Jangan tidur di sana" kata pria itu pada Minho.

"Kenapa?" Tanya Minho.

"Aku belum membersihkannya, tidur di kamar lain" kata Chan. Minho mengangguk lalu dia mengekor di belakang Chan.

"Tidur di sini" kata Chan sambil membuka pintu sebuah kamar lain. Minho mengangguk dan langsung masuk ke sana.

Saat Minho menghidupkan lampu, dia baru bisa melihat kamar itu dengan sangat jelas. Kamar ini lebih bagus dan juga besar.

"Aku harus langsung tidur" kata Minho bergegas ke kasur dan berbaring di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku harus langsung tidur" kata Minho bergegas ke kasur dan berbaring di sana.



💦

Di sisi lain, Chan nampak masih duduk di kamarnya dengan beberapa botol minuman keras.

Tak dipungkiri, dia juga merasa lelah dengan dirinya. Hanya untuk lebih baik dari Jeongin dia nekat melakukan apapun termasuk membunuh.

"Coba saja, aku tidak membiarkan mu pergi makan dengannya waktu itu. Kau pasti tidak akan pergi" kata Chan sambil melihat foto istrinya.

"Aku sangat merindukan mu dan anak kita. Setiap kali aku melihat si brengsek itu, bayang-bayang kalian ada di otak ku. Tapi aku sudah membunuh anaknya juga, kalian pasti suka" kata Chan. Dia sepertinya sudah benar-benar mabuk sekarang.

"Lina aku sekarang tidur sendirian, dan melakukan semuanya sendirian. Apa aku harus menyusul mu?" Kata Chan sambil terkekeh sendirian.

Tiba-tiba dengan mata sayunya, Chan melihat wanita yang ada di foto itu menjongkok di depannya.

"Aku di sini" katanya sambil tersenyum. Chan mengangguk dan mencoba memeluk istrinya itu. Tapi wanita itu langsung berlari keluar pergi dari sana.

"Tunggu jangan pergi" Chan mengatakan itu sambil bangun. Saat di luar dia melihat wanita itu berdiri di sebuah ruangan kamar dan masuk ke dalam.

"Lina" kata Chan yang setengah sadar menyusul wanita itu untuk masuk. Saat dia sampai, senyuman Chan merekah saat melihatnya tidur di ranjang.

"Lina kau di sini" kata Chan langsung ke sana dengan perasaan yang sangat bahagia.

Tapi Chan tersadar saat melihat itu bukanlah istrinya melainkan Minho yang sudah terlelap.

"Mulai sekarang kau akan tidur dengan dia, jadi kau tidak akan sendiri" kata wanita itu tiba-tiba di telinga Chan.

"Jangan pergi" kata Chan.

"Aku tidak pernah pergi, aku selalu ada di hati mu. Jadi mulailah kehidupan mu yang baru bersama dia" kata wanita itu lalu dia pergi.

Chan langsung mengucek matanya melihat kejadian itu. Ini mimpi atau cuma halusinasi sajakah?

Chan menoleh, rupanya saat itu sudah pukul 12 malam. Dia memutuskan kembali ke kamar dan beristirahat. Tapi saat akan lebih tiba-tiba Minho memegang tangan Chan dengan mata terpejam.

"Jangan pergi, tidur di sini bersama ku" ucap Minho pada pria itu.




TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

30 komen dapat membuka Chap selanjutnya

THE GROOM  || BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang