Minho melihat tempat ramai itu, padahal ini masih siang tapi benar-benar ramai.
"Turun! apa yang kau tunggu?" Tanya Chan sambil melepaskan sabuk pengamannya kemudian turun dari sana.
Untuk pertama kalinya Minho ke sana, sejak saat kecil dia benar-benar ingin pergi ke sana. Tapi karena panti tidak punya banyak uang jadi mereka tidak memiliki biaya.
"Aku tidak punya uang" kata Minho tiba-tiba berhenti di depan gerbang mereka. Chan menoleh ke belakang dan menghela napas.
"Dasar aneh" kata Chan sambil menarik tangan pria manis itu. Sampai di depan sana mereka di sambut oleh para pegawai.
Minho memegang tangan Chan dengan sangat erat saat sampai di dalam. Tempat itu benar-benar sama seperti yang dia lihat di TV.
"Kau mau melakukan apa?" Tanya Chan sambil berbalik.
"Aku belum pernah ke sini" kata Minho. Chan lalu mengajak Minho pergi ke suatu tempat.
Chan membeli beberapa tiket dan bermain di sana. Minho hanya melihat saja Chan memulai permainan dengan melempar botol.
Semua orang terkekeh saat Chan tidak berhasil melakukannya. Yang kedua kalinya juga sama.
Minho terlihat sangat bersemangat sambil bertepuk tangan melihat pria itu bermain.
Saat lemparan ketiga, Chan akhirnya berhasil dan dia mendapatkan hadiah sebuah boneka.
"Ini" kata Chan memberikan boneka kucing itu pada Minho.
"Baiklah aku akan pegang" kata si manis sambil memeluknya.
"Itu milik mu" kata Chan lalu dia pergi dari sana.
Mereka benar-benar menghabiskan waktu di sana. Karena itu membuat Minho menjadi benar-benar bersemangat dan senang."Ini makan" kata Chan sambil memberikan sebuah gulali besar pada Minho. Dengan ragu Minho mengambilnya dengan tangan yang penuh memegang boneka hadiah yang Chan menangkan tadi.
"Terima kasih" kata Minho saat mereka duduk memandangi langit cerah itu. Chan hanya mendehem menjawabnya.
"Terima kasih" kata Minho lagi.
"Terima kasih untuk apa lagi?" Tanya pria itu sambil menoleh.
"Terima kasih untuk hari ini, kau sampai tidak bekerja karena ku" kata Minho.
"Kan memang kau merepotkan" kata Chan lalu kembali membuang muka.
"Apa ibu mu memarahi mu?" Tanya Minho tiba-tiba.
"Kenapa kau sangat ingin tahu?" Tanya Chan ketus. Minho lalu mengangguk, sepertinya cukup dia ikut campur.
"Kau jangan khawatir, setelah aku melahirkan anak mu. Aku akan pergi. Aku berjanji. Jadi ibu tidak akan memarahi mu lagi" kata Minho tiba-tiba. Chan lalu menoleh dan mengambil sedikit gulali itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GROOM || BANGINHO ✔
FanficWAJIB FOLOW AKUN AUTHOR SEBELUM BACA !! Sebuah dendam yang terjadi diantara dua sahabat baik, mengakibatkan semua orang yang tidak bersalah terkena imbas dan dampaknya. Warning -mature -bxb