Minho mengangguk ketakutan mendengar itu, ancaman Chan benar-benar tidak pernah main-main.
"Agar kau lebih patuh, aku akan memasang ini" kata Chan pada pria itu. Mata Minho benar-benar terbelalak melihat mainan seks itu.
"Ayo menungging" kata Chan.
"Tidak perlu, aku akan melakukan apa yang kau katakan" kata Minho menolak.
"Nah sekarang saja kau membangkang, apalagi nanti" kata Chan sambil tersenyum miring.
"Tapi aku kan masih hamil muda" kata Minho sambil menatap Chan.
"Tidak masalah, selagi kau tidak membangkang aku tidak akan menghidupkannya. Dan saat dia bergetar akan mengeluarkan obat perangsang. Jadi kau jangan macam-macam" kata Chan. Pada akhirnya Minho pasrah dan menurut saja.
Pria manis itu memejamkan matanya saat Chan memasukak benda itu ke analnya.
"Rasanya aneh" gumam Minho sambil menghela napas.
"Nghhhhh" Minho refleks menutup matanya saat benda itu bergerak halus di dalam.
"Matikannhh" kata Minho sambil memejamkan matanya. Chan lalu mematikannya.
"Kiranya seperti itu rasanya, jadi jangan macam-macam" kata Chan pada pria manis itu.
Minho benar-benar terkejut saat Chan membawanya ke pesta itu. Itu adalah pesta yang paling meriah yang pernah Minho datangi.
"Pakai topeng mu" kata Chan sambil memberikan topeng itu untuk Minho.
Minho terkejut saat Chan menggenggam tangannya masuk ke dalam pesta itu."Chan kau datang" kata rekan bisnis Chan saat itu.
"Lihat siapa yang kau bawa" kata mereka saat melihat Minho di sampingnya.
"Dia datang pada ku tiba-tiba, aku mendapatkannya saat aku pergi ke sebuah bordir" kata Chan sambil tersenyum.
"Sepertinya tidak asing ya" kata yang lain pada mereka.
"Minho ayo tersenyum pada mereka" kata Chan sambil memegang bahu si manis. Minho lalu tersenyum semanis mungkin saat itu.
"Lihatlah siapa yang datang" bisik Chan pada Minho. Pria manis itu menoleh dan melihat seorang pria tinggi datang ke arahnya.
"Jeongin?" Gumam Minho saat melihat pria itu.
"Tuan Yang" kata Chan sambil menyembunyikan Minho di belakangnya.
"Dengan siapa kau?" Tanya pria itu pada Chan. Karena memakai topeng jadi dia tak terlalu mengenal Minho.
"Dia calon ibu dari anak ku" jawab Chan dengan santai.
"Apa Chan kau menghamilinya?" Tanya teman Chan yang ada di sana.
"Tentu, dia selalu merengek pada ku ingin disentuh jadi ya seperti itu" kata Chan sambil merangkul Minho.
"Aku akan pergi dengannya, kalian nikmati lah pestanya" kata Chan lalu dia membawa Minho pergi dari sana.
"Ahhh kenapa kau menghidupkan nya?" Tanya Minho saat merasakan benda itu bergetar di dalam.
Mereka kini berada di lorong kosong yang ada di bangunan itu.
"Saatnya balas bendam" kata Chan lalu dia menarik Minho padanya.
"Ahhh hmm aku tidak tahan" kata Minho lalu dia mengalungkan kedua tangannya di leher pria itu dan membuatkan Chan memimpin ciuman mereka.
"Tolong lepaskan di bawah" kata Minho yang sudah kepanasan dan mulai kehilangan akal.
"Ternyata kau menginginkan hal yang lebih ya" kata Chan pada pria itu. Dia lalu membalikan tubuh Minho. Pria manis itu kemudian refleks menyunggingkan pantatnya.
Minho merasa lega saat Chan melepaskan mainan seks itu.
"Sepertinya kau menginginkan hal lain ya" kata Chan sambil memegang penis Minho yang ereksi itu. Minho hanya bisa mengangguk sana.
Chan menjilat sedikit air liurnya dan mengoleskannya di anal Minho. Setelah itu dia langsung mengeluarkan juniornya dan menusuk lubang itu tanpa basa-basi.
Minho berusaha menutup mulutnya untuk menahan desahannya saat itu.
Jujur kali ini Minho menikmatinya, dia seperti ingin cum berulangkali. Pada saat itu, Chan tiba-tiba menghentikan gerakannya.
"Kenapa tiba-tiba berhenti ahh?" Tanya Minho.
"Lalu apa yang harus aku lakukan?" Tanya Chan dengan senyuman miringnya. Minho tidak tahu kenapa tapi dia ingin lebih.
"Masuk lebih dalam" kata Minho sambil tersipu. Chan terkekeh, dia lalu memegang pinggang Minho dengan kedua tangannya dan mulai menghentakan pinggulnya agar bisa memasukan penisnya lebih dalam.
"Ahhh" desah Minho.
"Katakan pada ku bagaimana rasanya" kata Chan sambil memencet Puting milik Minho yang sudah menonjol dan menebal.
"Enak, lagi" kata Minho sambil menahan desahnnya.
"Aku akan melakukan sesuai perintah mu sayang ku" kata Chan yang semakin meningkatkan staminanya. Di sisi lain Jeongin ternyata mengikuti mereka.
"Ternyata benar itu kau Minho, pasti dia telah memaksa mu melakukan itu" kata Jeongin lalu dia pergi dari sana.
💦💦💦
Minho benar-benar kelelahan saat itu, dia langsung terlelap saat masuk ke dalam mobil.
"Hanya ini yang kau bisa lakukan, setelah enak-enak tidur" omel Chan pada pria itu. Tapi Minho nampak tidak peduli, dia benar-benar sangat kelelahan.
"Bangun" kata Chan sambil menyentil kening Minho. Pria manis itu kemudian langsung membuka mata refleks.
"Maafkan aku" katanya sambil mengucek mata. Chan lalu keluar dari mobil dan masuk meninggalkan pria itu.
"Tunggu apa lagi, ayo" kata Chan. Minho sebenarnya memiliki peluang untuk kabur saat itu, tapi saat dia mengingat ancaman Chan dia mau tidak mau harus menurut.
Minho turun dengan langkah gontai yang masih mengantuk.
"Minum dan tidur" kata Chan sambil memberi segelas susu hamil dan vitamin untuk Minho.
"Minho kenapa kau tega melakukan ini pada ku?" Tanya pria itu pada Minho. Hal itu membuat Minho terbangun, tapi dia saat ini ada di tepat lain.
"Minho kau membunuh anak ku, ibu macam apa kau?" Tanya pria itu lagi sambil menarik sebuah pistol di sakunya.
"Jeongin apa yang kau lakukan? Ini semua bukan karena ku, tolong jangan lakukan itu" kata Minho yang baru sadar jika dia terikat saat itu.
"Aku akan membunuh mu dan anak yang kau kandung saat ini" kata Jeongin dengan senyuman di wajahnya.
"Tidak Jeongin!!!" Teriak Minho.
"Hai! Bangun" suara itu menguat Minho terbangun. Napasnya benar-benar memburu dan tubuhnya bergetar.
"Maafkan aku" kata Minho dengan kata berkaca-kaca melihat pria itu.
"Ayo ikut!" Kata Chan lalu dia menyeret Minho untuk pergi dari sana.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GROOM || BANGINHO ✔
FanfictionWAJIB FOLOW AKUN AUTHOR SEBELUM BACA !! Sebuah dendam yang terjadi diantara dua sahabat baik, mengakibatkan semua orang yang tidak bersalah terkena imbas dan dampaknya. Warning -mature -bxb