"Kak Minho benar-benar akan menikah?" Tanya seorang anak kecil laki-laki yang bernama Seron itu.
"Iya sayang" Jawab Minho sambil mencubit pipi si kecil itu dengan gemas.
"Kenapa? Kenapa kakak menikah?" Tanya anak perempuan yang bernama Lili itu.
"Karena di dalam perut kakak sudah ada adik bayi" kata sang ibu asuh pada mereka.
"Apa benar kak? Wah aku mau lihat adik bayi" kata Lili pada Minho.
"Kalian jangan mengganggu kakak, pergi main di luar ya biarkan kakak istirahat" kata ibu asuh mereka pada anak itu.
"Biarkan saja ibu" kata Minho saat hanya mereka saja yang ada di dalam sana.
"Kau istirahat lah Minho, jangan sampai sakit" kata sang ibu sambil merebahkan Minho ke ranjang. Saat wanita itu akan pergi, Minho langsung memegang tangannya.
"Ibu tolong ceritakan aku dongeng sebelum tidur. Aku tiba-tiba ingin mendengar itu" kata Minho. Wanita itu tersenyum lalu dia duduk di samping sang anak.
"Permintaan seorang ibu hamil harus ditempati" katanya sambil mengusap rambut Minho dengan sayang lalu dia mulai menceritakan dongeng untung sang anak hingga terlelap.
💦
Saat memakai setelan pernikahan itu membuat mata Minho berkaca-kaca. Dia benar-benar tidak tahu jika hari ini akan datang.
"Anak ku benar-benar sangat cantik dan manis" kata sang ibu asuh sambil merapikan dasi Minho.
"Ibu terima kasih sudah menjaga ku dari kecil sampai sekarang. Aku benar-benar tidak akan bisa melupakan mu" kata Minho sambil memeluk pria ini.
"Tolong jangan menangis anak ku, hari ini adalah hari bahagia mu. Kau akan menjadi seorang istri dan juga seorang ibu. Anak ku pasti bisa melaluinya dengan baik" kata wanita itu berusaha menyemangati Minho.
"Sudah hentikan, nanti mata mu bengkak. Ayo keluar supir Jeongin sudah menunggu mu" kata wanita itu lalu dia menuntun Minho pergi dari sana.
"Ibu aku pergi" kata Minho sambil melambai di jendela kaca mobil itu.
"Maaf ibu tidak bisa menemani mu" kata wanita itu sambil berkaca-kaca.
"Sampai jumpa ibu, nanti aku akan segera mengunjungi mu" kata Minho sambil terus melambai sampai panti asuhan itu hilang dari pandangannya.
Minho terus menarik napas panjang saat duduk di kursi penumpang itu. Dia memainkan cincin yang tersemat di jari manisnya itu.
"Apa di sana sangat ramai?" Tanya Minho pada supir itu.
"Maaf Tuan saya kurang tahu" kata Minho.
Minho lalu menganguk dan kembali mengatur napasnya agar tidak gugup.
Entah kenapa Minho merasa dia sangat lama di perjalanan padahal rumah Jeongin dan panti asuhan itu tidak terlalu jauh, bahkan hanya memerlukan waktu 10 menit saja.
Dia lalu menoleh ke arah jendela, rupanya rute yang diambil oleh supir itu berbeda.
"Kita mau ke mana?" Tanya pria manis itu terlihat panik.
"Kita akan ke acara pernikahan anda" kata pria itu dengan santainya.
"Tapi ini bukan rute ke rumah Jeongin" kata Minho.
"Apa anda tidak tahu? Caranya akan dilakukan di sebuah hotel Tuan" kata pria ini. Minho lalu kembali menghembuskan napas panjang, sepertinya karena dia terlalu gugup jadi parno.
" Jangan khawatir kita sebentar lagi akan sampai" kata pria itu pada Minho.
"Baiklah" kata Minho pada pria itu sambil menatap ke kaca yang ada di depan.
"Kau supir baru ya? Aku baru melihat mu pertama kali" kata Minho sambil melihat wajah pria itu dari cermin.
"Iya Tuan saya baru" jawabnya sambil tersenyum.
"Sejak kapan?" Tanya Minho pada pria itu.
"Sejak tadi pagi Tuan, tapi Tuan tenang saja karena anda akan selalu melihat saya mulai sekarang" katanya sambil tersenyum ramah. Minho lalu mengangguk, mungkin dia akan menjadi supir pribadi Minho mulai sekarang.
Minho benar-benar terheran-heran saat pria itu membawanya masuk ke kawasan hutan.
"Kau tahu jalan kan?" Tanya Minho pada pria itu lagi.
"Tentu saja tahu Tuan" jawabnya dengan santai.
Entah kenapa hal itu membuat Minho menjadi agak tidak enak, tapi dengan cepat dia berusaha menepis perasaannya itu.
Minho terkejut saat mobil itu berhenti di tengah perjalanan.
"Oh tuhan mobilnya tiba-tiba mogok" kata pria itu. Mendengarnya membuat Minho menjadi panik.
"Apa? Kenapa bisa? Baik aku akan menelepon Jeongin" kata Minho. Pria itu lalu keluar dari mobil.
"Dia di dalam" suara itu Samar-samar Minho dengarkan. Dia lalu menatap ke depan. Rupanya ada mobil lain yang terparkir di sana.
Jantung Minho tiba berdetak kencang saat melihat seorang pria dengan pakian serba hitamnya mendekat ke arahnya.
Pria itu tersenyum miring, lalu dia membuka pintu mobil itu.
"Hai manis, ayo ikut dengan ku" kata pria itu sambil memegang tangan Minho.
"Siapa kau? Pergi dari ku!" Kata Minho dengan ketakutan.
Pria itu lalu dengan paksa menyeret Minho keluar dari sana. Minho berusaha memberontak dan mencoba meminta pertolongan.
"Supirnya di mana?" Tanya pria itu pada supir yang membawa Minho tadi.
"Aku sudah membunuhnya tadi pagi" katanya dengan santai. Mendengar itu membuat Minho semakin takut dan semakin memberontak.
"Lepaskan aku!" Teriak Minho saat pria itu menyeretkan pindah ke mobil hitam itu.
"Tidak akan! kau harus ikut dengan ku" katanya sambil tertawa.
"Tolong!! Tolong hmmm" pria itu langsung menutup mulut Minho dengan kain yang sudah diisi dengan bius. Hal itu membuat seketika Minho melemas dan tak sadarkan diri saat itu juga.
"Pernikahan ini benar-benar akan batal" kata pria itu sambil memasukan Minho ke bagasi mobilnya.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
30 komen aku update Chap selanjutnya
Semangat gais
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GROOM || BANGINHO ✔
FanfictionWAJIB FOLOW AKUN AUTHOR SEBELUM BACA !! Sebuah dendam yang terjadi diantara dua sahabat baik, mengakibatkan semua orang yang tidak bersalah terkena imbas dan dampaknya. Warning -mature -bxb