19

290 24 1
                                    

Sepulang sekolah, Api menggandeng tangan Sena melewati keramaian yang memadati jalan menuju parkiran sekolah. Alasannya menggandeng tangan Sena karena sudah lama dirinya tidak menggenggam lengan gadis pertama yang mengenalkannya pada kenyamanan.

Ya, kamu gak salah. Semua orang melihat aksi romantis yang dilakukan dua manusia itu. Seakan semua yang melihat mereka tidak pernah ada dan tidak pernah lahir ke muka bumi ini.

Nasa dan Rei yang berjalan di belakangnya pun tidak menyangka Api bisa menjadi seperti itu.

Begitu juga dengan Yuna dan Gea yang masih heran kenapa sosok Sena bisa melupakan bahwa dirinya membenci laki-laki.

"Api, kenapa semua orang lihat kita?" tanya Sena menengadahkan wajahnya menghadap wajah Api karena lelaki itu begitu tinggi.

"Diemin aja," balas Api.

"Emang kita pacaran, ya?" tanya Sena dengan kepolosannya.

Tiba-tiba Api salah tingkah. Entah kenapa.

"E-Eh? Nggak... kita gak pacaran. Kita cuma temen, kok," jawab Api yang masih salting.

Seorang gadis seksi yang berpakaian ketat dari beberapa meter di depan berjalan sangat cepat dan dengan sengaja menabrak tubuh Sena. Mereka berdua terbentur dan sama-sama terjatuh.

"Lo jangan ngalangin jalan gue, dong!" tekan gadis itu.

"Lah? Lo yang jalannya gak lihat-lihat!" marah Sena.

"Dasar tukang cari perhatian!" ujar gadis itu lalu melanjutkan langkahnya.

Api mengejar gadis seksi itu, lalu menepuk pundaknya. Tanpa segan, Api menampar wajah yang tebal dengan make up mahal.

"Jaga mulut lo, Lonte!" kata Api menatapnya selama beberapa detik yang membuat gadis itu tidak bisa berkata-kata lagi karena keruntuhan mentalnya. Api pun lalu kembali berdampingan dengan Sena dan kembali memegang erat tangan Sena.

"Kurang ajar!" desis gadis itu menatap Api tajam.

"Gue bakal laporin ke pacar gue!" gumam gadis itu, lalu melanjutkan langkahnya menuju ke dalam sekolah untuk menemui ibunya, seorang Kepala Sekolah.

Dengan mobil mewah milik Api, ia masukkan gadis cantik ke dalam dan duduk bersamanya di depan. Api memikirkan sesuatu untuk mereka tuju. Sebelum berangkat, Api bertanya kepada dua sahabatnya.

"Nas, Rei. Coba share lock tempat paling tenang di daerah ini. Kali aja lo berdua tau. Atau mungkin bisa cari-cari di Google. Selama lo berdua nyari, gue mau ajak dia keliling dulu," pesannya yang dikirimkan pada grup The Evolusi.

"Cieee... PDKT ni yeee...." balas Nasa.

"Cihuyyy... Icikiwirrr!!" tambah Reiga.

"Apaan si lo berdua. Cepet dikit dong, ah!"

"Alah alah alahhh...." ejek Reiga.

"Gue cariin nih, asal nanti malem pesta ya?" kata Nasa.

"Gue beliin mall buat lo berdua dah. Udah buruan. Lama!"

"Kamu lagi apa? Ayo cepat jalan," ucap Sena yang sedari tadi menunggu mobilnya berjalan.

Sedetik kemudian Api langsung menyalakan mobilnya, lalu berangkat tanpa tujuan. Mungkin sambil menunggu notifikasi dari sahabatnya muncul, Api mengajak Sena berkeliling kota. Meski demikian, Api tidak mengenal geografis kota itu. Karena mau bagaimanapun, ia adalah tamu.

•••

"Pokoknya gue mau lo hajar cowok itu. Kalau nggak, gue minta putus!" desak gadis yang tadi menabrak Sena bernama Arawinda. Ia menelepon pacarnya untuk melaporkan kejadian tadi siang di sekolah.

SCRIBBLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang