22

188 17 0
                                    

"Karena kamu adalah anaknya!" Kalimat Hara sudah membuat Api tak bisa menjawab lagi.

Api terdiam seperti batu selama beberapa menit. Ingin menangis, tapi ia malu kepada diri sendiri karena terus menangisi hal yang tidak ia tahu maknanya. Ingin terus menahan, rasanya selalu sesak. Apa yang harus ia lakukan? Bunuh diri, kah? Atau menembak kepalanya sendiri?

"Terus gimana sama perjanjian kita?" tanya Api menatap Hara, yang dengan kuat menahan beban kesedihan.

"Saya mau kamu tetep menjalin hubungan sama Sena. Saya yakin dia sudah percaya kamu dan saya kira dia sudah bergantung padamu. Lupakan soal perjanjian kita. Karena mau bagaimanapun, ayahmu tidak akan pernah bisa dinegosiasi. Keputusannya selalu mutlak," jawab Hara lalu duduk di samping Api. Wanita itu menggenggam tangan Api dengan kedua tangannya, berharap Api bisa menerima permintaannya.

"Janji adalah janji! Katamu, kalau saya bisa membuka hati gadis itu, Tante bisa mempertemukan saya sama ayah. Tapi kalau sudah begini, saya kehilangan minat untuk meneruskan permintaanmu. Jika permintaan Tante saya penuhi, bagaimana dengan permintaan saya? Ini nggak adil!" kilah Api yang terus membicarakan tentang keadilan.

"Oke. Saya akan berusaha keras buat mempertemukan kamu sama ayahmu. Tapi saya mohon, jangan tinggalin Sena. Dia benar-benar akan terpuruk kalau kehilangan kamu," mohon Hara sambil mengangkat tangan Api dan menghadap padanya dengan wajah yang penuh permohonan.

"Itu cuma ancaman. Saya tidak akan pernah meninggalkan Sena," gumam Api dalam hatinya.

"Tolong beritahu saya, siapa satu orang yang mengincar saya? Katakan, atau saya putuskan meninggalkan Sena sekarang juga!" ancam Api melepaskan genggaman Hara, menatap wanita itu dengan tajam.

"Sumpah! Saya nggak tau. Ayahmu menutup identitas orang itu. Dia tidak memberitahu saya. Tapi yang jelas, kamu harus hati-hati sama orang baru yang datang ke hidupmu, orang yang mencurigakan, dan setiap orang yang mencoba untuk menghasutmu agar mengikutinya," jelas Hara.

"Kenapa ayah tau tentang rencana busuk orang itu?"

"Entahlah. Firasat Ard selalu benar. Jadi saya pun percaya sepenuhnya. Karena dia adalah satu dari jutaan manusia yang punya insting yang kuat dalam segala hal. Tolong berhati-hatilah, Api!"

"Baik. Terima kasih sudah mencemaskan saya," ucap Api berdiri tatkala melihat Sena turun dari anak tangga.

Gadis itu tersenyum manis melihat Api. Ia pun, dengan perlahan, menuruni tangga dan mendekati Hara untuk pamit.

"Hati-hati ya kalian!" ucap Hara melambaikan tangannya sembari melihat Api dan Sena yang perlahan menjauh dari rumah memakai mobil milik Api.

Hara masuk ke dalam kamarnya, lalu mengangkat ponsel yang tergeletak di meja kerjanya. Ia melihat ada beberapa panggilan tak terjawab dari Ard. Kemudian, dengan terburu-buru, Hara langsung menelepon balik. Karena Hara paham, kalau Ard meneleponnya berkali-kali, itu tandanya ada hal penting yang akan diberitahukannya. Telepon diangkat.

"Halo, Ard! Kenapa?" tanya Hara.

Di seberang sana terdengar suara-suara orang ramai. Mungkin Ard sedang di luar.

"Wait a minute, I'm outside. I'll let you know when I get home," jawab Ard kemudian mematikan teleponnya.

Setelah itu, Ard terus menyusuri jalan yang sangat ramai oleh orang-orang yang sedang sibuk. Begitu juga dengan Ard, ia sedang sibuk mencari lokasi yang disinggahi oleh Def di suatu resto di New York.

Ketika Ard menemukan Def yang tengah duduk di dalam resto mewah, Ard langsung mengarahkan langkahnya menuju Def. Dengan langkah yang elegan, seperti mafia-mafia pada umumnya, Ard menghampiri gadis itu.

"Langsung ke intinya. Saya masih punya banyak pekerjaan," ucap Ard yang masih berdiri. Ia menolak duduk dan berhadapan dengan istrinya sendiri.

"Minimal duduk. Punya sopan santun tidak?" balas Def menatap Ard, namun nadanya tidak seperti orang kesal. Justru, Def selalu murah senyum.

"Tidak ada waktu lagi. Cuma sepuluh menit. Cepat katakan atau saya tinggalkan!" ancam Ard dengan desisnya yang seram.

"Aku mau bilang kalau aku sudah memulai peperangan sama kamu. Kalau kamu mau anak kamu selamat, kalau kamu mau anak kamu tidak melupakanmu, beri aku seratus juta dollar sekarang juga! Atau jika tidak, anak kamu akan saya bawa ke sini dan menjadi alat penghasil uang berikutnya. Aku tidak akan butuh kamu lagi."

Tangan Ard sudah mengepal, emosinya sudah mengepul, jika saja pukulannya berhasil melayang, mungkin Def sudah mati saat itu juga. Namun, Ard tidak pernah punya kekuatan untuk menyakiti wanita. Akhirnya, pukulannya hanya mendarat sampai beberapa centimeter dari wajah Def. Tapi angin dari pukulannya terasa oleh Def.

"Pukul saja aku. Aku siap. Justru dengan begitu, saya bisa menggugat kamu dan mendapatkan banyak uang dari itu. Ayo, pukul!" ucap Def yang dengan santai mempersilakan pipinya untuk Ard pukul sekeras-kerasnya.

Tcuih! Ard meludahi wajah Def, lalu pergi sambil menaruh selembar cek bernilai seratus juta dollar di meja. Bukannya marah, Def malah tersenyum kemudian disusul tawa.

Def menggerutu sambil mengelap ludah Ard dari wajahnya, "Hahaha!! Mencari uang hanya dengan mengancam orang bodoh memang mudah. Sekarang, aku akan membangun rumah termegah di dunia. Hahaha!!"

Sekeluarnya Def dari resto itu, ia mengeluarkan ponsel termahalnya dari tas kecilnya. Kemudian, ia menelepon seseorang yang berada di wilayah Indonesia.

"Bagaimana? Sudah kamu jalankan misi yang saya kasih?" tanya Def sambil berjalan.

"Siap, sudah! Satu atau dua Minggu lagi, anak itu pasti saya bawa ke New York. Percayakan semuanya sama saya, Nona!" jawab orang itu dari seberang sana.

"Baiklah, saya kirim DP sekarang. Saya bakal kasih lebih kalau kamu berhasil. Tapi kalau gagal, anggap DP itu sebagai usahamu yang gagal. Thanks!"

Setelah selesai mengirim uang via mobile. Def menabrak seseorang yang membuat ponselnya terasa jatuh. Tatkala Def mengambil ponsel itu, ternyata itu bukan ponselnya yang mahal, itu adalah ponsel palsu yang mirip seperti miliknya. Orang yang menabrak itu dengan mulus mengambil ponsel Def dari tangannya. Tapi, Def tidak panik. Segera ia menghubungi temannya, seorang programmer, untuk menghapus semua akun dan data tentang dirinya di hp itu. Jadi ia tidak khawatir dengan isi uang dan akun yang ada di dalam ponselnya.

Tetapi, yang mendapatkan ponselnya Def adalah Ard. Ya, Ard. Lelaki itu menyamar seperti orang yang tidak pernah dikenali oleh siapa pun. Dengan hebatnya, Ard berhasil mencuri ponsel Def dengan tujuannya yang ingin mencari tahu tentang rencana-rencana busuk Def yang dipikirkannya. Dan, ternyata benar. Ada nomor telepon seorang pemilik situs gelap yang pernah bermasalah dengannya.

"Kemungkinan besar, Def menyewa jasa orang ini untuk membunuh anak saya. Tapi, tunggu sebentar. Kalau dia membunuhnya, bagaimana dengan tujuannya yang ingin menjadikan anak saya sebagai alat penghasil uang? Mempertontonkan kematiannya, kah? Atau... tunggu! Tadi dia mengucapkan kalimat: kalau kamu mau anak kamu tidak melupakanmu. Itu berarti, rencananya adalah menghilangkan ingatan Api? Gawat! Bagaimana cara saya menghindari rencana busuknya itu?" pikir Ard yang selalu bergerutu.

Tenang, Ard, tenang. Akan selalu ada cara untuk mengatasi setiap masalah. Ayo, kembali ke mode tenang.

Oke. Kalau begitu, ayo kita perang, Def!

Saya juga akan menggunakan seseorang untuk menjaga anak saya, jika kau pun menyewa seseorang untuk menghancurkan hidup anak saya!

Setelah lama bergelut dengan dirinya sendiri, Ard melihat ponsel mahal itu, lalu berniat untuk menjualnya sekarang juga. Kebetulan, ia melewati sebuah tempat yang menjualbelikan ponsel. Dengan cepat, ia menyetujui negosiasi pembeli.

Saat itu juga, setelah ia mendapatkan uang, Ard pergi ke pinggiran kota New York. Ard juga membawa begitu banyak makanan-makanan lezat. Di sebuah tempat kumuh itu, Ard mengundang anak-anak kecil dan orang tua yang sulit mendapatkan makanan. Ia pun, dengan sukarela, membagikan makanan yang telah dibelinya kepada orang-orang tersebut.

Seorang anak kecil menghampirinya dengan senyum merekah, "Let's eat together!" ucap anak itu sambil menyodorkan sebuah roti kepada Ard.

Ard tersenyum.

SCRIBBLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang