33

215 16 6
                                    

Api sedang merencanakan untuk kabur dari rumah itu bersama dengan kakek dan neneknya. Mereka berdua menunjukkan posisi penjaga kepada Api pada setiap jendela. Hampir semua sudut memiliki penjaga. Sekiranya ada 20 orang penjaga profesional yang hanya ditugaskan untuk mengamankan orang agar tidak kabur atau seseorang yang memberontak.

Kemudian, Api berasumsi bahwa dirinya akan lepas dari tempat itu.

"Hanya ada satu cara supaya kita bebas, Kek," ujarnya. Mereka sedang berada di dapur.

"Bagaimana?" tanya Garma.

"Melawan mereka yang menjaga di bagian belakang rumah. Karena logikanya begini, kalau kita berhasil melawan penjaga sampai tiga menit atau lima menit, penjaga di sudut lain bakal membantu mengatasinya. Biar Api yang membuat keributan, kakek sama nenek keluar lewat depan setelah penjaga di depan menenangkan Api. Api bakal mengulur waktu buat kalian kabur," terang Api.

"Ah, kalau begitu kakek menolak!" tolak Garma mentah-mentah. Matanya melotot.

"Kek! Percaya sama Api. Api bisa kabur dengan mudah karena bunda bakal ajak Api ketemu sama ayah. Jangan khawatir. Kalau Kakek tetap menolak, Api bakal bunuh diri dengan cara melawan mereka semua. Kakek harus percaya sama Api, anak dari seorang Ard yang hebat," timpal Api.

"Kakek udah kehilangan Ard. Tidak untuk kehilangan kamu lagi," ucap Garma bersedih.

"Ayah nggak hilang, Kek! Kalau ayah punya sifat tanggung jawab, dia nggak akan diam ditempat. Katanya, ayah genius. Pasti dia juga berpikir kalau cara satu-satunya hanya melawan keketatan penjaga itu. Api tau karena Api pun cuma berpikir ke arah situ. Maka dari itu, Kek. Kita harus bisa bekerja sama. Pertama, biar kakek sama nenek dulu yang kabur dari sini. Selanjutnya aku dan ayah yang urus."

Setelah perdebatan pro dan kontra yang dilakukan cucu dan kakek itu, Garma mengamini rencananya. Sejurus kemudian, Api keluar dari pintu belakang rumah, menghajar salah satu penjaga yang berdiri di depan pintu tanpa banyak interaksi.

Di belakang terlihat lima orang, ketika salah satu dari mereka kalah oleh Api, yang lainnya ikut melawan Api. Sampai saat semuanya berlari ke belakang rumah untuk mengeroyok Api, Garma dan Maria akhirnya bisa berlari ke pintu gerbang dengan bebas.

Api kewalahan. Tubuhnya bergetar hebat, wajahnya hancur, kakinya terasa berat untuk berdiri, namun ia tetap bersikeras untuk terus melawan. Penjaga pun membuat lingkaran. Melawan Api satu lawan satu setelah melihat Api bonyok. Api dengan keberaniannya, pantang untuk menyerah sampai di situ. Ambisi membawanya agar berhasil menyelamatkan orang tua ayahnya.

"Pekerjaan lo semua ini cuma sampah karena mau menjadi budak seorang brengsek. Lo semua harusnya paham kalau pekerjaan ini terlalu bertentangan sama pemerintahan," ucap Api dengan nada lemas tak berdaya.

"Shut up!"

"Maju lo," tunjuk Api kepada salah satu dari mereka yang badannya kekar dan besar. "One by one!" Sambil menganggukkan jari telunjuknya dengan berani.

Di depan gerbang, Garma dan Maria dihadang oleh mobil Def yang mengerem secara mendadak. Dua orang tua itu diam. Def turun dari mobil, wajahnya marah, langkahnya emosi. Tatkala Def hendak menampar Garma, tangannya ditahan oleh tangan berurat yang dengan tiba-tiba muncul di belakang Def. Itu adalah tangan milik seorang Kama Ardhana.

Deras dan Hempas membawa Garma dan Maria ke dalam mobil buru-buru selama Ard berhadapan dengan Def.

"Der, Pas. Masuk ke dalam rumah. Lihat seluruh rumah ini. Selamatkan anakku," ucap Ard masih menatap Def yang gemetaran.

Dua temannya mengiyakan. Mereka berjalan ke dalam. Def masih diam, Ard pun masih menatapnya. Pertemuan kali ini terasa begitu menegangkan.

"Yang seharusnya menyelamatkan anakmu adalah kau sendiri, Kama Ardhana!" teriak seseorang dari belakang, yang baru keluar dari mobil yang dihentikannya.

Ard menengok, Deras dan Hempas berhenti melangkah, Def pun juga. Ternyata orang itu adalah Mark.

"Serahkan wanita jalang itu pada saya. Berani-beraninya dia kabur dari masalah!" ucap Mark sambil berjalan.

Ard melepaskan tangan Def dari cengkeramannya.

Def terburu-buru sejak awal karena ia sedang kabur dari kejaran Mark. Di rumah lainnya milik Def yang dibelikan Mark, datang seseorang yang merupakan pria terkaya di dunia untuk menemui Def. Pria itu bernama Jeff Rainier. Jeff sendiri adalah selingkuhan Def. Maksud Jeff menemui Def secara tiba-tiba adalah untuk memberikannya hadiah ulang tahun untuknya hari ini; surprise. Namun, secara kebetulan Mark sedang ada di sana dan diketahui Jeff. Perdebatan pun menjadi panas sampai Def mengharuskan dirinya kabur dari perdebatan itu.

Mark yang tidak terima, ingin mengungkapkan kepada publik bahwa sosok Syellna Def Merra adalah penjahat kelas kakap yang mesti dihukum mati. Dengan jabatannya, Mark akan merahasiakan tentang perselingkuhannya. Mark bisa terima Ard karena tahu Def tidak menyukainya. Tapi Mark tidak terima pada Jeff, karena keduanya sudah bermusuhan sejak masa kuliah dulu.

"Akhirnya kau sadar juga, Mark," ucap Ard meninju dada Mark pelan, kemudian melangkah melewati gerbang. Masuk ke dalam rumah besar itu. Membiarkan Def diurus oleh Mark.

Ard meminta Deras dan Hempas menjaga ibu dan bapaknya di mobil. Sementara dirinya akan mencari anaknya. Dua temannya itu mengiyakan, Ard lanjut berjalan.

Mendengar ada suara keributan di belakang rumah, Ard tetap berjalan santai. Mengeluarkan bungkus rokok dari sakunya, mengeluarkan satu batang rokok, membakarnya, lalu mengepulkan asapnya. Ard dengan kalem melihat Api sedang duel dengan seseorang bertubuh kekar. Dikerumuni orang-orang yang badannya sangat ideal sebagai seorang petarung tinju.

Api yang lemas hampir kehilangan kesadaran, melihat Ard semakin mendekatinya. Semua orang menatap Ard tajam, membiarkan Api berjalan gontai sangat-sangat lemah menuju Ard yang merokok. Tatapan mereka bertemu untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun. Api tiba di depan Ard. Meninju perut Ard, menatap mata ayahnya, lalu ia menangis selama beberapa menit sebelum kemudian Api kehilangan kesadaran dan pingsan.

Ard meletakkan anaknya di rumput sintetis pelan-pelan. Ia tiba-tiba tersenyum, lalu tertawa kecil. "Dia memang anakku," ucapnya melanjutkan tawa kecilnya.

Ard berdiri, menatap belasan orang yang tersisa. Dikiranya akan banyak penjaga, ternyata hanya sedikit. Ard akan menghabisi mereka semua dalam sepuluh menit.

"Maju kalian semua. Lawan saya yang sendirian!" tantang Ard, lalu berlari, memulai pertempuran hebatnya.

Di luar, Mark memborgol, menyumpal mulut Def, membawa wanita itu ke kantor polisi. Seluruh anggota polisi di sana sempat terkejut karena seorang Presiden datang ke kantor mereka tanpa sepengetahuan. Mark menjelaskan bahwa Syellna Def Merra telah melakukan tindakan kejahatan dalam skala besar. Menjelaskan apa saja yang diperlakukan olehnya kepada polisi dan ia meminta agar mereka memenjarakan wanita itu 'seumur hidup'.

Tanpa banyak basa-basi, karena perintah langsung dari seorang presiden, pihak berwajib langsung menjebloskan Def ke dalam penjara. Memasukkannya dengan kasar. Mark menemui Def yang sudah masuk jeruji besi, melihat dan mendengar Def mengoceh.

"Kamu sudah sangat keterlaluan pada saya. Jadi, inilah balasan dari hal-hal yang tidak saya suka dari kamu. Matre, mata duitan, ganjen, dan tidak berperikemanusiaan. Apa pun akan saya terima, terkecuali satu, hal itu adalah perselingkuhan," kata Mark membalikkan badannya. Namun, sedetik kemudian ia berbalik badan lagi sambil tersenyum miring.

"Btw, happy birthday. Selamat menikmati hari ulang tahun dalam penjara." Setelah mengatakan itu dengan senyuman iblis, Mark pergi meninggalkan Def yang menangis histeris, meminta maaf kepada Mark yang bahkan tidak peduli lagi.

SCRIBBLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang