Setelah sampai di rumah, Gara masih memikirkan tentang hari ini, tentang pengakuan rahasia besar yang harusnya hanya di ketahui oleh keluarga inti saja, bagaimanapun Gara mengenal Ethan dan Thalia, Gara masih cemas akan pemikiran kedua sahabatnya, Gara takut perlahan mereka menarik diri dari persahabatan yang sudah lama mereka lalui bersama dalam situasi apapun, namun situasi kali ini benar-benar berbeda. Gara takut kehilangan kedua sahabat kepercayaannya, meski itu takkan Ethan ataupun Thalia lakukan.
Gara pulang memasang raut wajah datar dengan segala perang pikiran yang ada di kepala nya.
"Assalamualaikum Ma, Gara pulang." berjalan menuju kamarnya.
"Waalaikumsalam, gak mandi dulu Gar? Sudah mau magrib!" tanya sang Mama dengan penuh tanya melihat raut wajah anak kesayangan nya.
"Iya Ma, mau ke kamar dulu, lepas pakaian."
Setelah selesai mandi, melakukan sholat magrib hingga isya, meminum obat, dan kemudian makan malam bersama mama, Gara meminta izin untuk istirahat lebih awal tanpa memperdulikan banyak notifikasi di layar handphonenya, Gara terbaring di tempat tidur, mencoba mengabaikan semua pikiran tentang hari ini, dengan sedikit lelah di tubuhnya Gara memejamkan kedua mata, berdoa agar semua tidak seperti yang ada dalam pikirannya.
Keesokan paginya Gara terbangun pukul empat, Gara pun mencoba mengumpulkan sepenuh nyawa nya yang ingin bertahajud, Gara pergi ke kamar mandi untuk mensucikan dirinya dan kembali ke kamar, merapikan dirinya untuk menghadap sang pencipta, selesai sholat dua rakaat, Gara berdoa dan berdzikir.
"Ya allah yang maha pengasih dan penyayang, dzat yang maha membolak-balikkan hati manusia, hamba memohon kepada mu, ampunkanlah segala dosa hamba, berikan kelancaran dalam setiap ujian yang engkau berikan kepada hambamu yang lemah ini, hamba meminta agar engkau memberikan jalan terbaik yang menurut engkau menjadi ketetapan hamba, aamiin yarobbal alaamiin."
Setelahnya Gara menunggu waktu shubuh tiba untuk pergi ke Masjid.
Gara melakukan rutinitas pagi nya seperti biasa, pukul tujuh Gara kembali dari pasar dan masuk ke kamarnya untuk melihat semua notifikasi dan membalas pesan-pesan yang masuk di akun sosial medianya, kemudian Gara memposting lagi dagangan sang Mama di facebook, tak lama berselang muncul notifikasi masuk mengomentari postingannya dengan teks :
"mas saya pesan lontong kacang nya 7 bungkus."
Gara pun menghubungi akun yang berkomentar tersebut melalui mesengger dan terjadi lah percakapan di antara mereka.
Gara menghampiri Mamanya yang sedang merapikan dagangan dan menjelaskan pesanan dari konsumen tersebut, Gara pun membantu mempersiapkan dagangan sang Mama, saat Mama sedang menyiapkan pesanan, Gara masuk dan duduk di ruang tamu, sambil melihat profil konsumen dengan nama akun Radia Utami, yang ternyata seorang Perawat di RSUD setempat, sedang asyik dengan facebooknya, masuklah notifikasi whatsapp yang saat dibuka ternyata pesan dari Ethan.
Ethan :
"Hai Gar, morning."
"How are u?"
Gara :
"Hai, morning too."
"Ehmm im good, why?"
Ethan :
"Owhh itu gpp, cuma mau mastiin saja."
"Coz kata Lia, u gk angkat tlp dia tdi pagi."
Gara :
"Ehmm itu, its okay, malah gua lagi snyum skrang"
"Mngkin tdi gua lgi ke masjid, dan hp ter silent."
"Tpi gua udh chat Lia kok, walaupun belum d bls."
Ethan :
"Iya, tadi lia ngajak kita buat liat lumba-lumba."
"Krna kata dia, Aftan pengen liat itu."
Gara :
"Yeahh gua gak bsa tdi, u knpa gk ikut?"
Ethan :
"Sendiri di antara Lia dan Aftan?"
"Nooo, thx gar , u tau gua lah."
Gara :
"Lah kenapa, gua kira u udh akrab sma Aftan kmarin"
"Yeap tau, tuan muda yg jrang bangun selid** pas weekend."
Ethan :
"Hahahaha gua lupa silent hp pas tdur."
"Jadi yaa kedngaran tlp dari Lia."
"Aftan nice, tpi blom akrab lah."
Gara :
"Pntes u udh bangun."
"Cieee yg merhatiin Aftan."
Ethan :
"Gak juga woiii"
"Biasa aja lah, hahahaha."
"Eh gua psan jukut dong, lapar nih."
"Orang rumah pada pulkam, gak masak"
Gara :
"Hbis nya gua gk prnah liat lu pcaran sih, atau skedar suka sma orang."
"Jadi gua penasaran smpai skrang sma orientasi sexual lu?"
"Mau psan berapa btw?"
Ethan :
"Hahaha, ok nanti lu orang pertama yg bakal tau klo gua naksir orang!"
"Psan 1 aja lah, buat gua doang, gpp kan?"
Gara :
"Okayyy, janji ya lu sama gua."
"Iya gpp, kebetulan tar gua mau bawa psanan ke RSUD."
Ethan :
"Nah, janji bawel."
"Yodah , gua mau WO** dlu lah."
Gara :
"Okay, happy kuningan** bestie."
Ethan :
"Ehh ntar lu main ke rmah gua lah, jalan" yok, bsen gua, sklian anter Lia smpai di Bedugul**"
Gara :
"Ya udah ntar gua izin dlu sma mama gua."
Ethan :
"Okay, cepet ya psnan gua nih, lapar."
Gara :
"Iyee, see u"Gara menghampiri Mama yang sedang menyiapkan pesanan dan memberitahu tambahan 1 pesanan lagi buat Ethan.
"Ma tambah 1 lagi jukut gables**, temanku pesan."
Setelah semua pesanan siap, Gara memasukkannya ke dalam kantong plastik dan memisahkan pesanan Ethan sendiri. Lalu Gara menghidupkan mesin motornya, namun sebelum berangkat Gara kembali mengirim pesan melalui messenger kepada konsumen tersebut.
"Mbak, saya otw kesana."
"Oh ok mas, saya ada d kantin depan dekat parkiran," balas akun tersebut.
Gara pun berpamitan dan menuju lokasi, sesampainya di RSUD gara memarkirkan motornya dan melihat sekelompok wanita sedang duduk-duduk di kantin depan rumah sakit, Gara menghampirinya.
"Permisi, Mbak Radia ?" ketika melihat salah satu nametag wanita disana.
"Oh iya, pesanan saya ya mas, berapa total nya?" balas wanita itu dengan senyum dan memandangi Gara.
"Rp.49.000 mbak jadi semua nya." Gara membalas senyuman nya.
"Oh ini mas, seribunya buat bayar parkir saja, gak apa-apa," mencoba menggoda Gara.
"Ah gak apa-apa Mbak, saya ada kok, ini," sambil memberi seribuan Gara terlihat malu-malu.
"Sudah ambil saja, nama saya (Dia)," Kali ini mencoba mengajak Gara berkenalan, namun Gara hanya diam, tidak ngeh dengan maksud Radia.
"Maksudnya, nama saya Radia panggil "Dia" saja, biar akrab, kayak nya kita seumuran," memberikan jabatan tangan.
"Oohh.. ehh nama saya Gara, maaf," membalas jabatan tangan Radia
"Nah gini kan enak, daripada Mas Mbak Mas Mbak," belum melepaskan jabatan tangan nya.
"Hehehe, ahh tangan saya," Merasa tidak enak dilihatin banyak pasang mata, terutama teman-teman Radia yang sedari tadi senyum-senyum berbisik satu sama lain.
"Ohh maaf maaf, nanti saya jadi langganan ya mas, eh Gar." merasa tersipu malu setelah memegang tangan Gara yang lembut.
"Ahh iya Mba, eh maksud saya Dia, hehehe makasim" sambil menunjukan uang seribuan nya.
"Ah sama-sama, hati-hati Gar." terus tersenyum melihat Gara yang kembali menuju parkiran.
Radia dan teman teman pun kembali masuk kedalam Rumah Sakit, Radia yang terus digoda oleh teman-temannya karena berani mengajak kenalan seorang Delivery Man, Radia hanya membalas nya dengan senyum malu sambil bergumam dalam hati (Gara ganteng juga ya, apa ini cinta pada pandangan pertama?). Gara yang sampai di parkiran pun masih gak habis pikir sama apa yang baru saja dia alami walau hanya tersenyum tipis sambil membayar uang parkir yang diberikan oleh Radia, Gara menghidupkan motor nya dan menuju rumah Ethan yang tak jauh dari RSUD.
Arti kata yang di beri tanda **
Selid = lebih awal dari biasa nya dalam bahasa Bali.
Kuningan = salah satu hari raya umat hindu di Bali.
WO = workout atau olahraga ringan yang dilakukan tanpa menggunakan alat berat di GYM.
Gables = salah satu bumbu jukut khas bali, dengan toping kelapa serut pedas yang di bakar atau di sangrai, kemudian di beri sambal ulek cair.
Bedugul = salah satu pusat pariwisata lokal ataupun mancanegara yang ada di bali yang berlokasi di desa Pancasari Bedugul. Dan terdapat banyak objek wisata seperti Danau dan Kebun Raya.~ahh wanita mana yang berumur 25 tahun masi percaya dengan cinta pada pandangan pertama , ya itu aku, aku~ Radia Utami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbalik "kisah Gara"
Teen FictionMalam itu menjadi malam paling sulit yang di hadapi oleh Nugraha Cakrawala atau yang biasa disapa Gara . Bagaimana ia bisa melewati malam itu adalah berkat keenam saudara nya yang telah bertaruhkan perasaan , doa dan uang yang digunakan untuk diagn...