Mendapatkan perawatan yang cukup ternyata tak mampu membuat kedua mata gara terbuka dari tidur sementaranya, sudah hampir 1 jam lebih Gara terjaga dari pingsannya pasca kecelakaan terjadi, berbeda dengan Ethan yang lebih kuat menahan rasa sakit dan masih sanggup mengemudikan mobil, Ethan sedikit merasa lebih baik walau ada beberapa memar di bagian tubuh dan wajahnya, Ethan kini duduk di samping tempat tidur Gara yang masih terbaring tak sadarkan diri, Ethan menyesal karena tak menuruti kata Gara untuk balik ke Singaraja lebih awal malah lebih memilih egonya untuk bisa berdua Gara lebih lama. Namun garis takdir kini sudah berjalan, nasib telah mereka temui, Ethan tak mampu berkata-kata melihat kondisi orang yang paling dia sayangi termakan oleh keegoisannya, Ethan berjanji dalam hatinya agar kejadian ini takkan terulang.
Jarum jam hampur sejajar dengan angka 7, yang artinya Gara harus sudah meminum obat ARV** nya. Walau kata Dokter HIV pribadi Gara, hanya boleh telat 1 jam saja dan tak boleh berulang, tapi Gara selalu berusaha meminum obat itu tepat waktu, Gara tau rasa sakit apa yang akan dia alami jika sampai tak meminum obat tersebut. Obat itu boleh diminum 2 jam sesudah atau sebelum makan, untuk mengatasi rasa mual yang akan obat itu berikan.
Sementara jarum jam terus berubah detik demi detik, Ethan baru mengingat bahwa dia harus memberi kabar kepada keluarga Gara, untungnya Ethan tepat waktu, karena Ibu Gara sudah merasa khawatir kenapa putra bungsunya tak kunjung pulang di saat senja telah berganti malam, Ibu Gara pun langsung menyuruh Mbak Rika dan Suaminya untuk pergi ke rumah sakit dan membawakan obat ARV milik Gara. Ethan juga sudah memberitahu keluarganya akan kondisi dirinya saat ini, namun Ethan berkata untuk tidak perlu khawatir dan meminta izin untuk menemani Gara.
Setibanya Mbak Rika di Rumah Sakit, betapa khawatirnya dia melihat kondisi Gara hingga meneteskan air mata, entah doa apa yang telah dipanjatkan Ibu Gara di rumah saat salat maghrib, kini Gara mulai siuman dan membuka matanya perlahan di iringi sakit pada bagian kepala yang terasa pusing, Gara melihat samar Mbak Rika dan Ethan yang sedang menjaganya, Gara yang sedikit sadar bahwa dirinya seperti berada di Rumah Sakit karena Infus yang mengalir di tangannya, membuat Mbak Rika beserta Ethan lega dan bersyukur bahwa Gara telah selamat. Mbak Rika pun meminta Gara untuk meminum obat ARV nya, karena sudah terlambat 15 menit. Gara berusaha terduduk bersandar untuk menuruti Kakaknya. Setelahnya Ethan memanggil Dokter dan Perawat yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap Gara, Radia mengikuti Dokter untuk memeriksa kondisi terkini Gara setelah siuman, Dokter mengecek seluruh tubuh dan luka Gara, sementara Radia mencatatnya dan mengikuti arahan Dokter.
"Kondisinya sudah membaik, namun masih perlu beristirahat" ucap sang Dokter yang sangat ramah dan teliti.
Setelah melakukan pemeriksaan Dokter pun keluar ruangan, namun Radia mengucapkan syukur sambil memegang tangan Gara, berharap Gara menerima sinyal khawatir Radia ketika melihat kondisi Gara pasca kecelakaan. Radia kini pamit dan mengucapkan "lekas sembuh ya Gar."
Ethan kali ini merasa tak cemburu, karena yang terpenting baginya saat ini adalah Gara sudah berangsur pulih, Mbak Rika meminta Ethan untuk menemani Gara, karena dirinya harus membantu sang Ibu besok untuk kembali berjualan. Mbak Rika pun pamit dan kembali pulang.
"Baik Mbak, gak usah khawatir, biar Ethan yang urus semua disini, termasuk Administrasinya." ujar Ethan agar keluarga Gara tak kepikiran lagi.
"Makasih ya Than," balas Mbak Rika meninggalkan mereka berdua dengan perasaan tenang. Gara hanya mengangguk tersenyum.
Gara merasa dirinya agak lapar, kemudian meminta Ethan untuk membeli beberapa cemilan dan roti di kantin RSUD, tanpa membantah atau mengeluarkan sepatah kata, Ethan bergegas menuruti permintaan Gara, Ethan yang langsung menuju kantin, membuat Gara hanya tersenyum melihat tingkahnya. Gara mencari Handphonenya karena dia telah berjanji untuk menghubungi Pavel setelah pulang dari Denpasar, namun Gara mendapati Handphonenya di atas meja telah mati kehabisan batrai "aishh sial batrai ku habis, mana lupa bawa charger pula, semoga Pavel tak memikirkan yang aneh-aneh, semoga dia baik-baik saja." gumam hati Gara seolah memberikan sinyal untuk Pavel.
Sementara itu Pavel yang telah pulang dari kerjaannya dan sedang terlihat santai berubah menjadi khawatir karena pesannya tak kunjung terbaca oleh Gara, begitupun saat Pavel mencoba menghubungi Gara melalui telepon berulang kali karena telah berjanji, namun tak juga menerima jawaban, sinyal Handphone mereka tidak merespon hal yang sama, karena milik Gara telah habis batrai, seakan menerima sinyal hati yang dikirimkan oleh Gara, dari rumahnya di Thailand Pavel berdoa agar Gara baik-baik saja di Bali, karena Pavel tahu bahwa Gara bukan tipe orang yang mudah mengabaikan pesan atau panggilan jika tidak sedang sibuk atau terjadi sesuatu. Meski terlihat cemas dan panik, Pavel mencoba menenangkan hati serta pikirannya, agar tak mempengaruhi kondisi Gara disana, karena Pavel percaya ikatan hati yang mereka miliki begitu kuat.
Ethan yang telah kembali dari kantin, membawakan sekantong cemilan dan roti untuk Gara makan, karena tak suka dengan menu makanan yang di berikan oleh pihak Rumah Sakit yang menurut Gara hambar, akhirnya Ethan pun memesankan makanan beserta jus kesukaan Gara melalui aplikasi.
"Gar, gua minta maaf ya atas kejadian ini," sesal Ethan dengan wajah sendunya.
"Its okay Tan, ini musibah, sudah Allah yang nentuin, mau jam berapapun kita balik, kalau ini sudah kehendaknya, kita hanya bisa terima dengan lapang dada." ucap Gara pelan sambil menikmati cemilannya.
"Nih, elu makan juga, lapar kan?" tanya Gara kepada Ethan, untuk menyakini bahwa semua baik-baik saja.
"Gua sudah pesan makanan dan jus kesukaan lu, entar gua suapin lu makan," pinta Ethan.
"Gua bisa makan sendiri, gak apa-apa." balas Gara.
Makanan pun tiba, Delivery Man yang mengantarkan pesanan mereka datang menuju kamar Gara, segera setelah membayar kepada Delivery Man, mereka pun menikmati makan malam dengan suasana Rumah Sakit yang tenang di dalam ruangan, meski tampak cukup ramai oleh keluarga pasien lain di luar.
"By the way, entar lu tidur dimana Tan?" tanya Gara saat sedang lahap menikmati menu makanannya.
"Gampang, bisa tidur di sofa itu aja." Ethan menunjuk sofa yang ada di dalam ruangan menggunakan kepalanya.
"Tapikan Tan, badan lu masih terasa sakit kan tuh memarnya." cemas Gara melihat beberapa luka memar Ethan.
"Sudah gak apa-apa, sofanya nyaman kok." bujuk Ethan agar Gara tak perlu mengkhawatirkan dirinya.
Mereka kembali menikmati makan malamnya lalu Gara meminum obat yang di berikan Dokter sebelum beristirahat malam itu, Gara memberikan satu bantalnya untuk Ethan, agar tidur Ethan semakin nyaman, mereka menatap satu sama lain dengan senyuman bersyukur, lalu segera istirahat karena waktu sudah menunjukan pukul 9 malam lebih.
Arti kata yang diberi tanda **
ARV : Meski sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, tetapi ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini disebut sebagai antiretroviral (ARV). ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan oleh virus HIV untuk menggandakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4.
~Aku percaya sinyal hati kita masih terhubung cukup kuat meski termakan oleh Waktu dan Jarak~ Pavel Orlando
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbalik "kisah Gara"
Teen FictionMalam itu menjadi malam paling sulit yang di hadapi oleh Nugraha Cakrawala atau yang biasa disapa Gara . Bagaimana ia bisa melewati malam itu adalah berkat keenam saudara nya yang telah bertaruhkan perasaan , doa dan uang yang digunakan untuk diagn...