Kini langit biru telah berubah menjadi sendu, silau hari pun telah berganti jadi rindu.
Yah.. Bagaimana tidak, Gara kini menjadi sosok yang di rindukan banyak insan yang telah menaruh hati padanya. Bukan hanya masa lalu yang terpisah selama tujuh tahun saja, sahabat yang selalu ada pun ingin berada di sisi Gara saat ini, Bahkan seorang Gadis yang baru saja mengenalnya pun telah melibatkan perasaannya masuk kedalam hati Gara.
Sungguh bukan sesuatu yang mudah untuk Gara pilih, mengingat bagaimana kondisi Gara yang tak lagi sama tahun ini, bukan hanya masalah kesehatan Gara, kini keluarganya sangat protektif dengan status sosial Gara. Karena tak ingin Gara kembali terjebak dalam dunia fana yang bisa membuatnya drop dan mengambil nyawanya kapan saja.
Gara tampak memainkan handphonenya dengan rupa beberapa kerut garis senyum tersimpul di bibir indahnya, sedang asik berbalas pesan dari grup persahabatannya bersama Thalia, Ethan dan juga Aftan. Ternyata Thalia dan Aftan kini resmi berpacaran, meski terhalang oleh kedua agama mereka, namun masih di sembunyikan dari keluarga masing-masing. Hingga waktunya tepat untuk menuju ke jenjang yang lebih serius nantinya jika mereka berdua berjodoh oleh garis takdir.
Untuk saat ini hanya para sahabat saja yang mengetahui status hubungan mereka. Gara, Ethan dan Pavel. Yah.. Pavel adalah sahabat Aftan sejak kuliah, Aftan sempat bekerja di Thailand karena ajakan Pavel, dan Laki-laki yang menjemput Pavel di Bandara adalah Aftan. Namun Aftan lebih dulu balik ke Indonesia karena desakan Orang Tuanya untuk segera menikah, Aftan pun kembali ke Bali dan bekerja di Instansi Bank yang sama dengan Thalia, hubungan keduanya cukup baik, karena Aftan mampu menghapus luka lama yang di sebabkan oleh mantan Thalia.
Masih dengan senyuman menatap layar ponsel membahas tentang hubungan Thalia dan Aftan, dering nada panggilan masuk merubah tampilan layar ponsel milik Gara, Pavel mencoba menghubungi Gara dengan Video Call whatsapp. Sesaat sebelum Gara menggulirkan ikon telepon berwarna hijau, Gara menyudahi percakapan dengan sahabatnya.
Disisi lain Ethan langsung berprasangka bahwa Gara sedang berkomunikasi dengan Pavel. Ethan tahu bahwa inilah resiko dari saran yang dia berikan kepada Gara. Ethan merasa berada di antara Gara dan masa lalunya.
Gara menutup pintu kamarnya, lalu mengangkat panggilan dari Pavel, betapa terpancarnya kebahagiaan dan rindu yang berbinar sangat jelas saat mereka bertatap dalam layar ponsel. Sekian lama waktu ini telah Pavel tunggu, membuat keduanya terpaku tanpa berbicara beberapa menit, karena denyut hati yang tak tahu harus memulai percakapan dari mana.
Di sudut lain Ethan masih menatap layar ponselnya, berfikir ingin menghubungi Gara, namun takut kecewa saat ternyata Gara sedang berada di panggilan lain, hatinya dilema dan terus memikirkan Gara sedang bersama Pavel.
"Hi, apa kabar?" kalimat pertama yang terucap dari bibir Pavel.
Di lanjutkan dengan obrolan ringan seputar kegiatan mereka selama ini, setelah Gara membalas sapaan Pavel. Senyum rupawan yang terus tersirat dari bibir Pavel, seolah menemukan kebahagiaan yang telah lama terpendam oleh jarak dan waktu.
Mata Pavel tak bisa berbohong bahwa betapa rindunya dia kepada Gara, di selingi beberapa tawaan yang memecah suasana canggung di antara mereka, membuat keduanya kini tak sungkan lagi untuk bercanda dengan lepasnya. Pavel yang tak hentinya menggoda dan memuji Gara karena penampilannya yang kini berbeda, menjadi lebih tampan dan mature nya Gara sekarang. Dalam hati Pavel semakin yakin bahwa dia tak salah menunggu orang selama ini.
Percakapan mereka berlangsung cukup lama, karena Pavel tidak ingin menyudahi rasa rindunya secepat itu malam ini, namun apa daya, waktu sudah menunjukan Gara untuk beristirahat, Pavel pun menyadari beberapa luka memar di bagian wajah Gara. Sedikit kantuk yang di rasakan Gara, membuatnya untuk mengakhiri obrolan mereka malam itu, Pavel mengizinkan dan menyuruh Gara untuk beristirhat walau masih saja ingin menatap bahkan mendekap Gara penuh hangat, Pavel akan menunggu saat itu tiba.
Setelah menutup telepon dari Pavel, Gara melihat ada notifikasi pesan whatsapp dari Ethan. Tapi karena sudah tak kuasa menahan rasa kantuk, Gara pun terlelap tanpa membuka pesan dari Ethan. Membuat Ethan merasa terabaikan, dengan wajah manyunnya Ethan menaruh Handphone dan membaringkan tubuhnya. "Aku akan bertahan seberapapun luka yang akan ku terima karena mencintaimu, karena kini aku sadar, aku berada di antara kalian." batin Ethan sebelum memejamkan mata dan mengakhiri malam kelabu.
Hujan pun membasahi bumi malam itu, membuat udara semakin terasa dingin bagi mereka yang merasakan harapan menjadi semakin jauh dan tinggi untuk di gapai.
~Saat selimut pun tak mampu meleburkan dinginnya harapan untuk mendapatkan hangatnya dekapan, aku telah berada di suhu terendah dalamnya palung relung hatimu~ Putu Ethan Tirtayasa
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbalik "kisah Gara"
Teen FictionMalam itu menjadi malam paling sulit yang di hadapi oleh Nugraha Cakrawala atau yang biasa disapa Gara . Bagaimana ia bisa melewati malam itu adalah berkat keenam saudara nya yang telah bertaruhkan perasaan , doa dan uang yang digunakan untuk diagn...