Thailand, pagi yang cukup cerah di awal Juli. Memasuki bulan kelahiran sang mantan kekasih, Pavel telah merencanakan ini dari beberapa tahun belakangan, bahwa jika dia berhasil mengembangkan usaha sang Ayah di Thailand, Pavel akan mendapatkan izin untuk kembali menetap dan menjalankan usaha sang Ayah yang ada di Bali. Dan di bulan yang penuh dengan kenangan ini, Pavel sudah menyiapkan dirinya untuk segera kembali ke Bali menemui sang mantan kekasih setelah 7 tahun terpisah, Pavel sudah amat sangat merindukan pujaan hatinya. Pavel juga sudah mendapatkan izin dari sang Ayah, Pavel telah membeli tiket keberangkatan yang akan lepas landas sekitar pukul 09.30 jika tidak terjadi delay, sekitar 2 jam lagi saat Pavel telah melakukan prepared dari semalam.
Mentari pagi ini sangat bersahabat, seakan merestui pertemuannya kembali dengan sang mantan kekasih, Pavel mengingat-ingat apakah sudah semua keperluannya masuk kedalam koper berukuran besar berwarna putih. Setelah di rasa semua sudah berada di dalam koper kecuali handphone, dompet, dan beberapa keperluan penerbangannya yang di taruh dalam sebuah tas kecil. Pavel menuju ke kamar mandi, mempersiapkan dirinya agar terlihat tampan saat bertemu Gara, meskipun Pavel sudah tampan dari orok. Dirinya merasa bersemangat untuk bulan yang telah dinantinya sejak lama, Pavel merasa bahagia dan tak sabar untuk segera menemui dan memeluk laki-laki yang sedari dulu selalu mengisi relung hatinya.
Selesai mandi dan sarapan Pavel segera menuju Bandara dengan Supir Pribadinya di Thailand, perjalanannya dari rumah menuju Bandara memakan waktu sekitar 1 jam, belum lagi di tambah beberapa area macet yang membuat waktu tempuh menjadi sedikit lebih lama. Sesampainya di Bandara, Pavel menghubungi sahabatnya yang ada di Bali untuk dapat menjemputnya di Bandara Ngurah Rai, karena Pavel ingin membuat surprise untuk Gara yang dari semalam tak dapat di hubungi. Menempuh jarak sekitar 4 jam lebih dari Thailand menuju Bali tak membuat Pavel merasa bosan, karena yang ada di pikirannya hanya menepati janjinya kepada Gara 7 tahun silam ketika mereka berpisah.
Sementara itu di Rumah Sakit tempat Gara menerima perawatan, Dokter sudah memberikan izin untuk kembali ke rumah setelah melakukan beberapa pemeriksaan ulang, Ethan dan Gara bersiap untuk kembali pulang. Ethan sudah menyelesaikan semua Administrasi untuknya dan Gara, saat di parkiran.
"Tan, mobil lu." ucap Gara agak kaget melihat kondisi mobil Ethan yang penyok di bagian depan juga menghancurkan lampu serta bamper depan.
"Sudah, gak apa-apa, nanti gua bawa ke bengkel, yang penting kita berdua selamat." Ethan merangkul pundak Gara dan mengantarnya masuk kedalam mobil.
Ethan membawa Gara kembali pulang, setibanya di depan gapura Perkampungan rumah Gara. Ethan mengantar Gara berjalan sampai di depan rumah, terlihat Ibu Gara dan Mbak Rika sedang menyiapkan dagangan yang di jual hari ini.
"Ya Allah... Gar, gimana keadaan mu?" tanya sang Ibu panik yang melihat kondisi putra bungsunya.
"Gak apa-apa Ma, Gara sudah mendingan kok, sudah dapat perawatan juga." jelas Gara mencoba menenangkan Mamanya.
"Ya sudah, masuk.. Masuk, Entar Mama siapin Sarapan, nak Ethan tolong bantu Gara ke kamar ya!" pinta sang Ibu yang kemudian kembali dengan kesibukannya.
"Iya Tante," ucap Ethan sambil mengantar Gara ke kamarnya.
Saat di kamar :
"Gar, gua langsung balik ya, lu istirahat aja ok, gak usah aktifitas dulu, supaya memar lu cepat pulih semua, jangan lupa di minum obatnya." ujar Ethan dan memberikan buku yang Gara beli sewaktu di Denpasar.
"Iya, lu juga ya, semoga cepat sembuh, hati-hati di jalan." balas Gara mempersilahkan Ethan pamit.
Setelah duduk di kasur, Gara mencharge handphonenya yang mati dan mengganti pakaiannya lalu beristirahat karena masih merasa sakit oleh luka memarnya.
~sang Bintang kembali dengan janji yang dia simpan dalam hati selama mereka terpisah, berharap sang Bulan masih mengingat dan merindukan akan penantian yang panjang, meski waktu mampu merubah segalanya~ Pavel Orlando.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbalik "kisah Gara"
Teen FictionMalam itu menjadi malam paling sulit yang di hadapi oleh Nugraha Cakrawala atau yang biasa disapa Gara . Bagaimana ia bisa melewati malam itu adalah berkat keenam saudara nya yang telah bertaruhkan perasaan , doa dan uang yang digunakan untuk diagn...