Fantasy - Romance (18+)
•
Sequel from ROSE DEATH
•
Tidak cukup dengan kematian Rose, kini datang kembali kematian tak terduga yang dialami oleh Elena Rosabelle setelah penikahannya dengan James Alexander.
Diduga kematiannya yang misterius...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ratu Alisha perlahan bangkit dari lantai kamar cucu laki-lakinya. Beberapa bagian tubuhnya tertancap-tancap serpihan kaca kecil, melekat melukainya. Wanita berjubah hitam itu terlihat sesak napas, berjalan bungkuk untuk duduk di atas ranjang sembari membersihkan serpihan kaca dari tubuhnya.
Mengingat kejadian yang baru saja menimpanya, Alisha menjadi sangat-sangat khawatir mengenai keadaan Elena. Dark Lord memberinya kekebalan, jiwa untuk sisi gelapnya, dan memperkuat kekuatan yang dimilikinya. Termasuk elemen kegelapannya semakin dasyat sampai-sampai membuat Alisha merasa sangat lemah sekarang.
Namun, hal yang perlu diperhatikan sekarang adalah Altas karena sudah terasa mustahil mencegah Elena. Perlahan ia kembali bangkit berdiri, meraih tiang lilin di atas nakas termasuk semua lilin yang ada di ruangan itu. Meletakannya melingkar di lantai dan berdiri di tengah-tengah sambil mencabut sehelai rambutnya.
Wanita itu terpejam, merapalkan sebuah mantra sambil menggenggam sehelai rambutnya. Lilin-lilin yang melingkar mengelilingi dirinya sontak menyala, kobarannya terlihat ganas. Alisha terus berkomat-kamit, dalam penglihatannya yang masih terpejam terbayang-bayang tempat yang gelap. Menelusuri lorong-lorong dengan akar pepohonan mencuat, menyelimuti setiap dinding. Kerangka akar besar terlihat di ujung sana di selubungi cahaya tipis.
Alisha merasakan jiwanya sampai di sana dalam sekejap, tepat beridi di depan kerangka akar yang berbentuk bola raksasa itu. Dari sela-sela akar tebalnya Alisha bisa melihat banyak orang berkumpul di sana, terlihat gelisha, marah, dan putus asa. Ia melihat Elvisa, kepala menantunya itu bersandar pada bahu Altas.
Tidak berlama-lama lagi Alisha segera menyentuh selubung mantra yang menyelimuti kerangka akar raksasa itu. Tidak terlalu menyengatnya karena ia sambil mengucapkan sebuah mantra yang akan menghancurkannya.
"Evanentia Alica," gumamnya.
Perlahan selubung mantra bercayaha tipis mulia menghilang. Di dalam kerangka bola raksasa itu, seseorang menyadarinya.
"Lihat, selubung mantranya lenyap," seru Putri Bianca yang melihatnya lebih dahulu, ia juga dikurung di sana bersama kedua orang tuanya dan kakaknya Pangeran Daniel.
"Elvisa," seru Ratu Viola menghampiri sang sahabat. "Kau bisa menggunakan kekuatanmu untuk mengeluarkan kami dari sini, akar-akar ini... kau bisa membukanya sekarang."
Elvisa menatap kerangka akar yang mengurungnya dari dalam sambil mengusap wajahnya. Kedua tangannya kemudian dialiri cahaya hijau. Akar-akar tebal yang mengurung mereka perlahan berubah menjadi helaian tanaman rambat yang lembut setelah kekuatan Elvisa merayapinya. Terlihat segar dengan bunga-bunga kecil menumbuhinya. Gundakan akar yang mereka pijak perlahan menjadi rerumputan hijau.
"Anda membuat tempat ini menjadi lebih indah," komentar Raja Christophe, yang memiliki elemen cahaya.
"Akhirnya kita tidak terkurung lagi, kita bebas, ini saatnya berteleportasi dan menghajar Hitler," geram Pangeran Daniel yang tampak tidak sabar.