Suara dering telepon membuat Sean harus beranjak dari tempat tidurnya, karena yakin nada dering itu berasal dari ponsel milik James. Yang membuatnya heran, apa yang dilakukan pria itu sampai tak kunjung mengangkat panggilan itu? Sean pun menjadi curiga James memiliki hutang dan dikejar-kejar oleh dekolektor.
Dan ketika Sean sampai di ambang pintu kamar tidurnya, tidak terlihat James di manapun. Kemungkinan pria itu sedang mandi, karena terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi.
Sean pun mulai melangkah mendekati ponsel James yang tergeletak di atas meja dapur. Ketika ingin mengangkatnya, seseorang yang menelpon itu mematikan sambungan.
Sean mengumpat dalam hati dan kembali meletakan ponsel James dan melemparnya sembarangan. Sebelum beranjak kembali ke kamarnya, sesuatu menarik perhatiannya. Itu adalah cincin pernikahan James.
Tak ragu Sean pun mengambilnya. Matanya meneliti setiap lekukan dan garis berlian yang menghiasinya. Dan menemukan lambang Kerajaan Morgan yang dibentuk dari perpaduan perisai dan petir pada permukaan cincin tersebut. Kemudian di bagian dalamnya terdapat huruf kapital E dengan ukiran yang unik. Jelas sekali itu berarti Elena.
"Sean," seru James tiba-tiba datang dengan rambutnya yang basah. Memperhatikan apa yang sedang Sean lakukan
"Cincin yang bagus," balas Sean sembari memberikannya pada James.
James menarik sudut bibirnya dan memakai cincin pernikahannya. "Bersabarlah, suatu hari nanti kau juga akan memilikinya."
"Aku tahu, tapi tidak akan seindah milikmu."
"Aku pastikan kau juga mendapat gadis seperti Elena. Siapapun itu, dia akan membuat semua yang kau miliki menjadi indah. Jangan terlalu menangisi kepergian istriku. Move on!" kata James meraih jaket di sandaran kursi dan memakainya.
Rasanya Sean ingin mengutuk dirinya sendiri karena fakta yang baru saja James ungkapkan. Jujur itu menusuk ke dalam hatinya. Dan seharusnya Sean tidak perlu melebihkan perasaannya terhadap istri orang lain. Tapi Sean tahu, Elena tidak pernah mau menjadi milik siapapun selain dirinya.
Sean pun hanya bisa mengangguk membenarkan ucapan James. "Aku rasa tidak ada salahnya merindukan adikmu," sahutnya kemudian.
James mengangkat kedua alisnya mendengar ucapan Sean. "Elena adik sekaligus istriku, ...ingat!" Tekannya sembari menyentuh pelipisnya sendiri, tanda bahwa Sean harus selalu mengingat hal itu.
"Iya-iya aku mengerti, sudahlah," sergahnya malas untuk berdebat.
James tersenyum menang dan mengambil ponselnya. Lalu berjalan ke arah pintu keluar apartemen. "Jaga dirimu, aku akan kembali besok siang."
"Ke mana kau akan pergi?" tanya Sean sebelum pria itu memutar ganggang pintu.
"Ke Sindy, aku perlu mengurus sesuatu di sana." Ketika James ingin membuka pintu, tiba-tiba Sean menahannya kembali tertutup. Mencegah James untuk keluar.
"Apakah berkaitan dengan kematian Elena?" tanyanya ingin tahu dengan tatapan menelisik tajam.
James terdiam sejenak lalu menghela napas sabar menghadapi pemuda menyedihkan itu. "Aku akan memberitahumu setelah aku kembali," sahut James akhirnya.
"Aku pinta padamu untuk tidak menyembunyikan apapun lagi tentang Elena, atau kematiannya. Kita bisa menyelidikinya bersama-sama."
"Paman Stefan memberi kepercayaan padaku untuk menjagamu. Kau hanya perlu menunggu dan fokus dengan pendidikanmu. Kau mengerti!" tegas James dan membuka pintu dengan paksa, akhirnya berhasil keluar. Tapi Sean mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOPPELGÄNGER ✔
RomansaFantasy - Romance (18+) • Sequel from ROSE DEATH • Tidak cukup dengan kematian Rose, kini datang kembali kematian tak terduga yang dialami oleh Elena Rosabelle setelah penikahannya dengan James Alexander. Diduga kematiannya yang misterius...