Elena mendengar suara teriakan gadis kecil berusia tiga tahun memanggilnya Ibu saat ia sampai di istana Kerajaan Alexander. Itu Aleister kecilnya yang kini terlihat berlari ke arahnya seusai dilepas oleh James. Elena mengangkat gadis kecil bergaun abu-abu dingin itu tinggi lalu di peluknya. Sean yang berada di belakangnya mendekat dan mulai mengajak Aleister bercanda seperti yang Elena lakukan.
"Sering-seringlah berkunjung, Aleister mulai rewel," ujar James mendekat sambil meletakan kedua tangan di belakang punggung.
"Mungkin aku bisa mengajaknya ke bumi sewaktu-waktu kalau kau dan Bianca ada urusan kerajaan," balas Elena antusias.
"Maaf Elena. Aku tidak berencana untuk mengenalkan bumi padanya, aku ingin Aleister hanya tumbuh di sini, bersamaku. Bila kau ingin menemuinya, datanglah ke sini. Dengan senang hati kami akan menyambutmu—kalian berdua," beritahu James sambil melirik sepupunya.
Elena menatap diam, lalu mengangguk kecil. "Baiklah jika itu yang terbaik untuknya. Aku janji tidak akan melepas tanggung jawabku sebagai Ibunya."
"Aku percayakan padamu, dan ada sesuatu yang perlu kau ketahui," kata James terdengar serius.
Elena mengeryit. "Apa?" tanyanya penasaran.
Mata James melirik ke arah Sean sesaat. "Kita bicarakan empat mata, mungkin Sean bisa menjaga Aleister sebentar," katanya.
"Apa Sean tidak boleh tahu apa yang ingin kau bicarakan denganku?" Elena bertanya sambil memasang raut protes.
"Tidak apa-apa, aku akan menjaganya. Lagipula Putri Aleister keponakanku juga 'kan?" sela Sean lantas mengambil balita itu dari Elena dengan senyuman mengembang. "Aku akan mengajaknya berjalan-jalan ke taman," sambungnya lantas melenggang pergi dengan riang gembira.
"Aku akan menyusulmu—segera," seru Elena.
"Ikut aku," titah James berjalan duluan dengan langkah tegas.
Elena mengikuti, berjalan melewati koridor dalam diam seolah kini ada rasa canggung di antara dirinya dan James. Yeah, pria itu sudah menjadi seorang raja sekitar setahun yang lalu. Semuanya mulai berubah ketika Elena memilih tinggal di bumi bersama Sean, tentu saja ia sangat bahagia mewujudkan mimpinya. Sementara James di sini mengemban tanggung jawabnya sebagai raja. Namun, Elena tidak akan lupa kalau Aleister masih membutuhkannya sebagai seorang ibu meski Bianca dengan tulus dapat memberikannya.
Sampai di ruang pribadi raja, Elena langsung bertanya apa yang ingin dibicarakan oleh James, "Jadi, apa yang perlu kuketahui? Apa tentang Aleister?" tanyanya mudah menebak isi pikiran pria itu yang kalut dan khawatir tentang putri mereka.
"Ya, Elena. Apa yang kini terjadi pada Aleister itu salahmu," katanya.
Elena mengeryit. "Salahku? Aku tidak melakukan apapun padanya."
"Aku tahu, tetapi apa yang kau lakukan di masa lalu berdampak padanya. Sesuatu yang jahat menginginkannya," beritahu James.
Detik itu juga Elena terdiam, membeku di tempatnya berdiri sambil menerka-nerka apa yang ia lakukan di masa lalu. Perlahan, Elena mulai mengetahui apa yang sebenarnya James bicarakan tentang sesuatu yang jahat tersebut. Ia pun mendongak tegang menatap pria itu. "Mungkinkah Dark Lord...," ucapnya pelan. "Dan bagaimana kau bisa mengetahui kalau Aleister—"
"Ratu Alisha memberitahuku," potong James, "dia berkunjung ke sini sebulan sekali untuk melihat perkembangan putri kita. Aku melihat Aleister dimantrai menjelang malam ketika bulan mati," terangnya.
"Kenapa kau baru memberitahuku sekarang?" Elena mulai terlihat cemas.
"Entahlah, kurasa ini waktu yang terbaik. Aku sudah tidak bisa merahasiakannya lagi darimu, aku membutuhkanmu," kata James terlihat putus asa.
"Tapi James...." Elena menunduk gelisah. "Aku dan Sean sebentar lagi akan lulus, kami sudah mempunyai banyak rencana masa depan. Aku tidak mau merusaknya."
James menggeleng sambil memegangi kedua bahu Elena. "Kau tidak perlu meninggalkan Sean, lanjutkan rencana kalian. Aku hanya ingin kau selalu ada untuk putri kita. Dia yang lebih membutuhkanmu," katanya.
Kemudian Elena mendongak menatap lekat ke mata hazel milik pria itu. "Aku pasti akan selalu ada untuknya, aku akan melakukan apapun agar dia terlepas dari Penguasa Kegelapan. Kita pasti bisa mencari jalan," beritahunya yakin.
James pun mengangguk sama yakinnya. "Dengan bantuan mantra pelindung dari Ratu Alisha, Aleister akan tetap aman. Kejahatan itu tidak akan berani mendekatinya, dan sekarang kita hanya perlu menunggu," ungkapnya.
"Yeah James, kita akan menunggu sampai saat itu tiba," balas Elena seperti mengetahui isi pikran James. Kemudian menoleh ke arah jendela dan berjalan mendekat.
Halaman istana terlihat dari jendela di ruangan itu, kedua mata gelap Elena menangkap seorang pemuda sedang menggendong balita perempuan di pundaknya. Berjalan mengelilingi taman dan tertawa-tawa ceria. Saat itu juga Elena tersenyum bahagia mengetahui Sean sangat tulus serta perhatian terhadap Aleister. Elena juga merasa bahwa memilih Sean adalah keputusan yang terbaik. Mereka berdamai, untuk saat ini.
Selanjutnya, kita akan segera mengetahuinya seiring waktu berjalan.
_oOÄOo_
02-08-2022Thank you semua :)
Aku akan istirahat dari cerita ini dan mungkin suatu hari nanti akan aku lanjutkan lagi untuk spin off atau kujadiin trilogi saja.
Aku hanya menunggu kapan waktunya dan membutuhkan waktu untuk berpikir.
Selain itu, aku ingin menulis cerita lain yang akan aku publish di platform ini juga.See you soon ❤
Jangan lupa follow
KAMU SEDANG MEMBACA
DOPPELGÄNGER ✔
Storie d'amoreFantasy - Romance (18+) • Sequel from ROSE DEATH • Tidak cukup dengan kematian Rose, kini datang kembali kematian tak terduga yang dialami oleh Elena Rosabelle setelah penikahannya dengan James Alexander. Diduga kematiannya yang misterius...