Sean tidak pernah mengira ayahnya akan datang di saat yang tidak tepat seperti ini, kebetulan ketika ia sedang bermesraan panas dengan Maddie. Secara bersamaan Sean merasa jengkel dan cemas. Pertama ayahnya itu telah mengganggu, dan yang kedua ia merasa takut pria itu akan mengadukan hal ini pada ibunya. Sungguh hal terakhir riwayatnya akan tamat.
Dan kini Sean sedang membantu Maddie memakai long coat hitamnya. Gadis itu terlihat tidak berekspresi dan sepertinya marah terhadap dirinya.
“Maddie maafkan aku. Kau yakin mau pulang?” tanya Sean.
“Ya, ayahmu terlihat marah,” ujar Maddie melirik Stefan Peterson yang masih berdiri di dekat pintu. Tatapan pria itu begitu mengintimidasi dirinya dan Sean.
“Percayalah! Dia hanya marah padaku, tidak padamu,” kata Sean sambil mengusap kedua bahu Maddie untuk meyakinkan.
“Terserah,” balas Maddie pelan. Kemudian berjalan ke arah pintu keluar. Sean masih setia mendampinginya.
Sampai di depan pintu Maddie berpapasan dengan Stefan Peterson, lalu memberinya senyuman tipis. “Senang bertemu dengan anda Tuan Peterson,” ucapnya sopan.
“Ya, kau juga. Jaga dirimu, nak,” balas Stefan sembari memberi gadis itu senyuman hangat.
Kemudian Maddie membuka pintu dan keluar. Sebelumnya Sean sempat menawarkan diri untuk mengantarkannya sampai ke parkiran, namun gadis itu menolak. Akhirnya Sean menyerah dan kini ia kembali berhadapan dengan sang ayah.
“Ayah menakutinya,” ujar Sean.
“Ayah tidak bermaksud begitu.” Stefan beranjak ke sofa setelah beberapa menit berdiri.
“Lalu apa? Kenapa ayah seperti tidak menyukainya?” tanya Sean berjalan mendekat.
Stefan tidak menjawab, pria itu terdiam sejenak sebelum mengatakan sesuatu. “She's your girlfriend?”
Sean mengangguk membenarkan pertanyaan ayahnya. Lagi pula ia bukan anak kecil yang mendapat larangan untuk pacaran. Sean sudah dewasa dan wajar mencari pasangan.
“Kau memacarinya karena dia mirip dengan istrinya James? Atau dia memang...,”
“What? No!” Sean membantah keras memotong perkataan ayahnya. “Maddie is not Elena!” tekannya.
“Lalu?”
“Doppelgänger,” beritahu Sean.
“Apa?” Stefan merasa aneh. Ia tidak pernah melihat fenomena doppelgänger senyata itu. “Apakah kau pernah mendengar soal fenomena doppelgänger sebelumnya?”
Sean menggeleng dan mengambil duduk di sebelah ayahnya. “Aku hanya tahu doppelgänger adalah dua orang yang memiliki kemiripan fisik hampir seratus persen,” katanya.
Senyuman getir tercetak di bibir Stefan sembari memandang putranya itu. “Tidak seperti itu, ada banyak penjelasan dan kasus beragam tentang doppelgänger. Kau tahu Abraham Lincoln? Elizabeth Pertama? Mereka pernah bertemu dengan bayangan diri mereka sendiri sebelum meninggal,” Stefan menjelaskan.
“Jadi doppelgänger itu bayangan? Tapi Maddie bukan bayangan,” kata Sean yang tidak mengerti sama sekali.
“Ya, memang bukan. Ayah hanya heran dia mirip sekali dengan istri James.”
Sean berdecak “Bisakah ayah berhenti memanggilnya istri James!” pintanya jengkel.
“James telah menikahi Elena, siapa yang bisa membantah hal itu?” Stefan memberitahu dengan sabar.
![](https://img.wattpad.com/cover/240090082-288-k885556.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DOPPELGÄNGER ✔
RomansaFantasy - Romance (18+) • Sequel from ROSE DEATH • Tidak cukup dengan kematian Rose, kini datang kembali kematian tak terduga yang dialami oleh Elena Rosabelle setelah penikahannya dengan James Alexander. Diduga kematiannya yang misterius...