•Ä•
Kedua kelopak mata seorang pemuda mulai terbuka perlahan, memperlihatkan samudra membentang di antara selaput putihnya. Berkeliling matanya memandang, sebuah ruangan yang tampak famillier ia jumpai. Mengerjap beberapa kali untuk memastikan karena ruangan itu sedikit gelap dan hanya di terangi oleh lampu tidur. Namun, benar saja dugaannya, ia sedang berbaring di ranjang kamar tidurnya di rumah, tepatnya di Sindy.
Ada beban berat menindih dadanya, sebuah kepala dengan heleaian rambut panjang hitam legam. Tangan lembut dan dingin melingkar di perutnya sangat erat. Sean mengerutkan dahi, tangannya terangkat menyentuh kepala gadis itu.
"Just a minute," kata gadis itu masih terpejam dan tetap pada posisinya.
"Elena?" tanyanya.
"Hmm...." Gadis itu merespon, terlihat masih nyaman.
"Kenapa kau ada di sini? Di kamarku?" tanya Sean heran.
"We're on the other side," balas Elena. "Aku sudah mati dan aku sungguh terkejut mendapatimu di sini—di sampingku, entah aku harus senang atau bersedih," terangnya.
"Apa?" Sean mengangkat kepala terkejut, kemudian Elena bangkit untuk menatapnya. "Kita di alam baka?" tanyanya sambil menghadap gadis itu.
Elena menggeleng. "Ini adalah tempat yang berbeda, tempat bagi makhluk supernatural setelah kematian. Hanya saja kita tidak memiliki kekuatan lagi, kita di sini layaknya manusia biasa," jelasnya.
"Tunggu dulu! Apa mereka berhasil membunuhmu?" tanyanya membuat Elena spontan mengeryit.
"Mereka siapa maksudmu? Setahuku aku dibunuh oleh doppelgängerku yang jahat, dia mengambil alih tubuhku," kata Elena.
"Oh astaga, itulah mengapa kau bersikap aneh. Kau menodongkan pedang padaku tanpa sengan-segan, kukira kau tidak mencintaiku lagi," beritahu Sean tidak menyangka mendengar hal ini.
"Apakah keberadaanmu di sini karena kau dibunuh oleh aku yang itu?"
"Bukan, tetapi karena ayahmu membantingku ke lantai... sebab aku mencoba untuk mencegah Ratu Alisha membunuhmu. Tubuhmu diletakan di atas simbol iblis dan dikelilingi oleh lilin-lilin. Ayahmu bilang kau akan disingkirkan, maksudnya mungkin doppelgänger jahatmu yang ingin mereka singkirkan, tetapi kau ada di sini... berarti kau yang sesungguhnya sudah mati dan aku juga. Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Sean sembari berjengit bingung untuk memikirkan semua ini, mengedarkan pandangan untuk melihat ke sekitar.
Tangan Elena menangkup wajah pemuda itu agar mereka bisa bertatapan. "Listen! We are dead. Kenapa kau masih memikirkan tentang itu? Kenapa kita tidak menikmati waktu kita sekarang?"
"Elena, aku merasa seperti belum mati. Aku masih bingung di sini, aku masih bisa merasakan tubuhku dan suasana ini. Ini bukan kematian," katanya tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOPPELGÄNGER ✔
Roman d'amourFantasy - Romance (18+) • Sequel from ROSE DEATH • Tidak cukup dengan kematian Rose, kini datang kembali kematian tak terduga yang dialami oleh Elena Rosabelle setelah penikahannya dengan James Alexander. Diduga kematiannya yang misterius...