[19] Pesta Minum Teh

663 69 1
                                    

Undangan pesta minum teh dari Lady Rose Fiore baru saja datang. Eirine memijat keningnya memikirkan hal ini. Ia tidak mungkin meninggalkan Lucc untuk bermain bersama Orvy. Selain itu, ia juga memerlukan sihir teleportasi untuk ke pesta minum teh yang diadakan di istana putri di kekaisaran barat.
"Apa Lucc tahu, Carlix pergi dengan siapa?"

"Dengan papa, paman Vin, paman Giuss, dan paman Junn."

"Siapa yang bisa menggunakan sihir teleportasi selain mereka?" Lucc tampak berpikir.

"Hanya papa dan ayah. Paman Vin biasanya terbang dengan sihir pemanggil, lalu paman Junn adalah orang yang diizinkan ayah memegang kunci kedua. Dia bisa membuka pintu portal namun saat melewatinya, ayah akan tahu. Sebenarnya jika hal seperti ini, paman Giuss biasa melakukannya. Dia bisa meminjam sedikit sihir seseorang."

Eirine hanya mengangguk, tidak menyangka jika orang-orang yang terlihat biasa dan suka bermain-main di sekitar Carlix ternyata memiliki sihir yang hebat.

Lucc memejamkan matanya lalu menyebut nama Giuss sampai tujuh kali hingga pria itu akhirnya muncul.
"Saya sedang rapat, tuan muda. Yang Mulia akan marah jika melihat saya tiba-tiba menghilang."

"Pantas saja butuh sampai tujuh kali. Biasanya hanya sekali."

"Saya harus kembali jika tidak ingin Yang Mulia marah."

"Tidak akan marah, ibu yang memintanya." Giuss terdiam saat melihat wanita cantik bermata violet dan berambut perak itu berdiri disana sambil tersenyum. Sejak tadi, ia juga menyebutkan Yang Mulia, bukan Tuan Baron.

"Ada yang bisa saya bantu Yang Mulia?" Giuss sampai salah tingkah dan tidak tahu harus berbuat apa. Ingin menyangkal, namun ia mengatakannya beberapa kali tadi.

"Saya mendapat undangan pesta teh di istana putri. Undangan dari tunangan putra mahkota. Anda bisa meminta izin dengan Carlix. Saya akan pergi dengan Lucc." Lucc mengangguk, tersenyum manis dan menatap Giuss penuh harap.

-
-
-

Giuss membeku saat semua mata tajam menatap ke arahnya. Ia seperti diinterogasi dan dihakimi oleh mereka, benar-benar mengerikan.
"Maaf karena meninggalkan pertemuan tiba-tiba." Giuss lalu berjalan di samping Carlix dan berbisik disana.

"Tuan muda Lucc memanggil saya untuk mengawal mereka ke pesta minum teh di barat. Undangan dari tunangan putra mahkota, Yang Mulia." bisiknya.

"Pergilah. Jangan meninggalkan pertemuan tanpa izin jika tidak ingin hukuman menancap di tubuhmu." Tubuh pria itu meremang mendengar ancaman itu.

"Ampun Yang Mulia. Lain kali ini tidak akan terulang. Saya permisi."

Carlix menatap kepergian Giuss. Jika saja bukan karena hal mendesak ini, pasti ia sendiri yang akan mengantar istrinya kesana. Bagaimana pun juga, disana masih ada putra mahkota yang pernah menjadi bagian dari masa lalu istrinya.

"Bagaimana dengan rencana 10 tahun itu?" pangeran Carles angkat suara.

"Akan dijalankan jika keadaan memang sangat mendesak. Lanjutkan menyeimbangkan perbatasan dan peningkatan kekuatan monster di utara." Carlix memberi perintah.

"Lalu, permata perisai itu?" Kali ini, Vincent yang menyerukan pertanyaan yang memang ingin ia ketahui.

"Anggap saja sebagai hadiah untuk istriku. Meningkatkan kekuatan monster disana akan memunculkan permata sihir baru."

-
-
-

Keesokan harinya, Eirine sudah bersiap. Ia mengenakan gaun navy yang memperlihatkan bahunya. Sebuah tanda kelopak bunga tercetak di perpotongan leher bagian belakang. Sedangkan Lucc mengenakan kemeja putih dan celana kain berwarna coklat. Dia sangat tampan, terutama saat bersama Orvy yang berada di pelukannya.

I'm Only Meant to be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang