[44] Mimpi

400 50 2
                                    

'Dia berubah menjadi Tuan Baron?'  saya tidak menduga hal ini akan terjadi setelah pesta tadi.

"Istri yang memintanya kan?"

"Tapi itu sudah lewat." Ia terlihat sangat sedih sampai mengalihkan pandangannya. Ini benar-benar berbahaya untuk jantungku.

"Saya ingin melihat Tuan Baron di hari perayaan  pengumuman kehamilanku. Istri mengatakan hal itu dengan jelas. Ini masih hari perayaan kan? Istri harus bertanggung jawab dan bukan malah mengalihkan pembicaraan atau menolak saya."

"Tapi..." Sebelum saya menolak, Carlix sudah lebih dulu membawaku ke balkon. Malam ini langit terlihat sangat indah. Terang karena dipenuhi dengan bintang.

Saya merasakan lengan Carlix yang memelukku dari belakang. Ia menyenderkan kepalanya di bahuku dan mengecupnya dengan ringan.
"Istri terlihat sangat cantik setiap saat."

"Apa itu rayuan?"

"Mana mungkin! Istri adalah wanita tercantik, dan itu adalah kebenaran." Carlix adalah perayu ulung, dia lebih lembut jika menjadi Tuan Baron. Saya ingin tahu, bagaimana dia bisa menjadi dua orang seperti itu? Namun, saya tidak menanyakannya dan memilih diam.

"Orang-orang tengah berdansa di aula bawah." Ia berbisik dan begitu dekat. Itu membuat tubuhku meremang. Ya, orang-orang memang terlihat menikmati pesta dan berdansa dibawah sana. Sementara kami tengah berada di balkon atas.

Carlix tiba-tiba bertekuk lutut dan mengulurkan tangannya, senyumnya manis dan lembut saat ia melakukan itu. Apa dia mengajakku berdansa?

Aku menyambut uluran tangannya dan berdansa dengan lagu samar yang berasal dari aula bawah. Ini menakjubkan, dan rasanya seperti saat pertama kali  kami berdansa.

Saya bingung saat melihat Carlix yang tersenyum seolah mengingat sesuatu.
"Apa yang anda pikirkan?"

"Pertama kalinya ratu memanggil namaku."

"Carlix? Anda disini?"

"Ca-Carlix?" Eirine tersenyum dan meletakkan gelas wine nya. Ia menghampiri pria itu yang tampak sangat gugup, senyum Eirine merekah saat melihatnya.

"Bukankah kita harus lebih akrab?" Baron Nigreos melirik penampilan Eirine hari ini, gaun maroon yang ia kenakan dipadukan dengan warna hitam dan perak benar-benar sempurna untuknya. Dia sangat cantik dan benar-benar menunjukkan perannya sebagai wanita jahat yang mengintimidasi melalui pakaiannya.

"Anda sangat cantik."

"Terima kasih atas pujiannya. Carlix juga sangat tampan." Eirine memainkan jarinya pada kerah baju Carlix sambil tersenyum manis. Ia mengedipkan sebelah matanya membuat wajah pria itu semakin memerah.

"Putri benar-benar mengerikan." Itu bukan kalimat jahat mengingat Carlix dengan rona merah di wajahnya yang mengatakannya. Senyum Eirine menghilang saat mendengar orang-orang mulai membicarakannya.

"Kita cari tempat yang nyaman. Saya harus menahan diri agar tidak menabur racun pada nyamuk." baru saja Eirine menarik lengan Carlix untuk pergi dari sana, namun langkahnya terhenti saat melihat siapa yang berdiri di hadapannya.

"Mau kemana?" Itu adalah Igris. Tatapan matanya tajam dan ditujukan pada pria yang dipegang oleh Eirine.

"Berbicara di tempat yang nyaman bersama tunangan saya."

I'm Only Meant to be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang