[41] Perang dan Cinta

456 46 6
                                    

Apa yang sudah saya lakukan? Air mataku tidak ingin berhenti melihat Carlix yang seperti ini.

"Ibu, apa ibu menyayangi ayah?"

"Kenapa bertanya pertanyaan yang rumit?"

"Ini tidak rumit."

"Baiklah, Yang Mulia adalah orang yang berharga."

"Kalau ibu berkata seperti itu, tolong percaya pada ayah. Jangan meragukannya sedikitpun."

"Lucc, ibu tidak..."

"Ayah sangat mencintai ibu, dia hanya tidak tahu mengatakannya. Jadi, apapun yang terjadi, ibu harus mempercayai ayah."

"Lucc, maafkan ibu. Ibu salah." Saya benar-benar merindukan anak itu.

Saya berjalan mendekati Carlix yang dikuasai oleh kemarahannya sendiri. Ia akan meratakan wilayah utara jika ia tidak menghentikannya.

Saya memeluknya dengan erat, menahan kekuatannya yang seolah mencekik dan ingin menenggelamkanku. Rasanya dingin menusuk seolah malaikat maut sudah berada di dekatku.

"Maaf.."

"Maaf..."

"Saya menyakiti anda, maaf."

"Saya jatuh cinta pada Carlix, saya berusaha menyangkalnya karena tidak mempercayai anda." Rasanya kekuatannya begitu besar dan menyakitkan.

"Aku mencintaimu, Carlix adalah orang yang sangat berharga, aku mencintaimu." Sepertinya ini sudah batasku. Aku tidak sanggup lagi, semuanya terasa gelap.

-
-
-

Pria itu tersenyum, tangannya tidak berhenti mengelus surai perak wanita cantik yang kini tengah kehilangan kesadarannya. Amarahnya menguap setelah mendengar pengakuan istrinya. Ia benar-benar hilang kendali saat mendengar kata perpisahan itu.

Bahkan Duke Terry Cerbela sampai jengah, namun tidak bisa berbuat apa-apa saat melihat kaisar sejak tadi hanya tersenyum dan mencium istrinya berulang kali.

"Yang Mulia ratu akan marah saat anda mengambil begitu banyak kesempatan dibalik ketidaksadarannya."

"Karena itulah, aku melakukannya. Kau akan tahu rasanya setelah menikah."

"Saya tidak ingin menikah. Lagipula, tidak semua orang bisa memilih istri seenaknya seperti yang anda lakukan. Bagi saya, meneliti adalah prioritas utama."

"Dasar membosankan. Kalau begitu, menikahlah dengan penelitianmu itu."

"Semakin hari, ucapan Yang Mulia semakin tidak beretika." Duke Cerbela memejamkan matanya saat mengatakan hal itu. Ia memilih mengabaikan kaisar yang dipengaruhi cinta yang besar.

Duke Terry Cerbela mengerutkan keningnya, dan menahan alisnya yang berkedut karena kesal saat melihat kaisar terus saja mengecup tangan dan kening ratu secara bergantian.
"Yang Mulia, bagaimana saya bisa memeriksa Yang Mulia ratu jika anda terus saja menempel seperti itu?"

"Hm, sekarang periksa keadaannya." kaisar pada akhirnya sedikit menjaga jarak dari ratu.

Ia mengawasi Duke Cerbela dengan serius.
"Yang Mulia mengatakan bahwa Yang Mulia ratu menahan kekuatan yang disebabkan oleh kemarahan anda. Apa itu serius?"

I'm Only Meant to be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang