Special Chapter 4

318 25 1
                                    

"Dimana Lucc dan Lucy?" Pangeran Carles mencari keberadaan keponakannya yang memiliki sifat negatif dan positif yang sangat mirip dengan Carlix kecil.

Dua anak kembar itu seolah menyerap semua sifat Carlix. Lucc yang memiliki semua sifat negatif, acuh, dan pembangkang seperti Carlix jahat. Lalu Lucy yang memiliki sifat positif, penurut, dan ramah seperti Carlix baik (Tuan Baron).

"Paman Eu, apa akan membuat taman lagi?" Lucy bertanya dengan mata violetnya yang berbinar.

"Yang Mulia mengatakan untuk memperbaiki kebun apel." Mengingat mereka berdua sangat menyukai pai apel, Carlix pada akhirnya membuatkannya kebun apel di istana.

"Apa istananya akan diatur ulang? Aku ingin mendisiplinkan para pelayan yang mengabaikan perintah ibu." Ucap Lucc sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"Sebelum itu, sepertinya Yang Mulia ratu mencari kalian." Marquess Eustachi Julion tersenyum dan langsung mengirim mereka ke taman yang berada di dekat kolam, tempat biasanya kaisar dan ratu menikmati waktu minum teh bersama. Mereka bahkan tidak sempat untuk merayu Marquess Julion seperti yang biasa mereka lakukan.

"Darimana kalian?" Eirine tersenyum lembut pada dua anak kembar itu. Lucc melirik ayahnya yang tampaknya tidak akan menolong mereka kali ini.

"Duduk dan renungi kesalahan kalian! Kabur dari didikan paman Carles itu tidak sopan. Beberapa waktu lalu kalian ketahuan mencuri apel di luar istana oleh Giuss. Itu sebabnya ayah kalian membuatkan kebun apel di dalam istana." Kali ini, kedua anak itu menatap Carlix dengan mata berkaca-kaca.

Carlix meletakkan cangkir tehnya lalu menatap Eirine.
"Sayang, mereka masih kecil dan belum bisa mengendalikan keinginannya." Dan Carlix selalu membela mereka meskipun membiarkan Eirine menegur kedua putra mereka.

"Malam ini, anda harus memikirkan kesalahan anda, Yang Mulia." Tiba juga saatnya dimana Eirine sangat marah. Carlix mendengus kesal saat Eirine sudah pergi. Istrinya itu pasti akan tidur di kamar berbeda meninggalkannya.

"Duduk, diam, dan dengarkan!" Lucc dan Lucy membeku. Jika seperti ini, ayahnya memang lebih menyeramkan dan menakutkan dibanding ibu mereka.

"Jangan membuat kesalahan lagi. Setidaknya, jika kalian berbuat nakal, jangan sampai ketahuan. Sekarang bagaimana? Aku tidak bisa tidur jika tidak bersama istriku."

"Kami salah, ayah." Mereka menunduk dalam.

"Benar. Lain kali, jika kalian berbuat nakal, kalian harus bertanggung jawab sendiri. Aku akan menghukum kalian lebih berat jika kalian tidak bisa mengurusnya sendiri." Carlix menatap mereka tajam seolah mengancam, namun dengan nada suara yang masih ramah dan melembut. Tapi tetap saja, itu menakutkan karena kedua anak itu menatap mata ayah mereka.

"Jadi, apa yang harus kami lakukan untuk bisa mendapatkan maaf ibu?" Ucap mereka bersamaan. Kedua anak yang masih berusia 5 tahun itu menatap Carlix dengan penuh harapan.

"Meminta maaf pada ibu kalian dengan tulus, tidak membolos dalam kelas, lalu merayunya. Tapi jangan terlalu lama, karena aku tidak ingin berbagi." Ucapan ramah ayahnya berubah dingin dan mengancam di akhir kalimat.

"Ayo pergi sekarang, Lucc." Ucap Lucy tidak sabaran.

"Setidaknya, temui ibu kalian setelah tiga hari. Anggap saja bahwa kesalahan kalian sangat berat hingga membutuhkan waktu sampai tiga hari untuk merenungkan semuanya."

Lucc melipat kedua tangannya didepan dada dan menatap malas ayahnya.
'Dasar menyebalkan. Sifat menyebalkan ayah benar-benar mendarah daging.'

Benar, Carlix merencanakan semuanya agar kedua putranya tidak bertindak seenaknya dan bisa belajar. Lagipula, semua berjalan sesuai keinginannya.

I'm Only Meant to be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang