1

3.7K 275 100
                                    


Selamat datang di seri ke 3 cerita CiNan family!!.

Kenapa menjadi beberapa seri khusus cerita ini adalah karena saya ingin menyimpan memori banyak banyak sebelum Cindy graduation🥺🥺

Dan jika di gabung dalam satu buku rasanya kurang gitu, jadilah di buat berseason gini, kek sinetron aja

Dan kemungkinan ini bakalan jadi seri terakhir 🥺🥺

Dan semoga kalian mau menemani saya bercerita indahnya CiNan family dalam dunia orange yaaa...

Jadi mohon bantuannya untuk seri ke tiga CiNan family!!

Happy enjoy di happy weekend!!!


...

Usia pernikahan Jinan dan Cindy kini genap tiga bulan. Satu bulan pertama banyak waktu terbuang hanya untuk saling beradaptasi satu sama lain. Dan memasuki usia ke dua bulan, keduanya sudah sedikit lebih lunak dan sudah terlihat seperti pasangan suami dan istri. Dan pada usia pernikahan yang ke tiga bulan, mereka sudah mulai terlihat harmonis dan tak terpisahkan.

Awal bulan ini Jinan mengambil cuti kerja selama seminggu lamanya hanya untuk menemani Cindy berjaga di cafe. Entah karena apa Jinan seperti tidak mau jauh dari istrinya yang semakin hari semakin cantik dan membuat dia selalu merindukannya.

Eve sudah sedikit lebih baik ketimbang Jinan dalam urusan manja. Eve sudah bisa tidur sendiri, makan sendiri tanpa harus di temani Cindy lagi. Tapi sekarang justru Jinan yang manja. Tidur harus bersama Cindy dan makan harus dengan Cindy pula. Mirip Eve pada awal Cindy menjadi mamanya.

Seperti sekarang ini saat Jinan tidak mau jauh dari Cindy dan lebih memilih cuti kerja untuk menemani istrinya sekaligus bermanja dengan Cindy di cafe.

"Nan, udah ih."

Cindy mencegah Jinan yang terlalu banyak menuangkan air pada adonan kuenya. Karena tidak mau jauh dari Cindy, Jinan pun ikut terjun membuat kue. Padahal Cindy menyuruh Jinan untuk duduk manis di balik kasir saja, tapi Jinan menolak dan lebih memilih menganggu Cindy berkarya di tempat favorit nya.

"Kurang itu, sedikit lagi ya ?."
Ucap Jinan.

"Nanti kebanyakan. Encer jadinya."

"Tinggal tambah tepung lagi, gampang."

"Udah ada takarannya, mana bisa main tambah tambah. Yang ada nanti kuenya bantet."

"Emang gitu ? Baru tahu."

"Sering sering bantuin mama bikin kue harusnya biar kamu ngerti."

"Aku pernah les bikin kue malah, aku masukin aja semua yang ada di depan aku. Tapi jadi."

"Jadi kue ?."

"Jadi berantakan. Hehehe."

Cindy membuang nafas nya kasar. Lama lama Jinan balik ke Jinan yang dulu. Jinan yang dulu mengesalkan dan juga banyak bercanda dan susah dia ajak serius. Tapi jujur, Cindy suka Jinan yang dulu juga. Orangnya apa adanya.

"Kamu mending liatin aku bikin kue aja dari pada kuenya bantet karena di recokin kamu."

"Ah Cindy. Aku mau bantuin kamu."

"Tapi bantuin nya ngga bener, masih mending Eve malah. Dah ah!!."
Cindy menyenggol badan Jinan agar jauh dari wadah adonan kue.

"Yahh. Dikit lagi juga jadi itu kuenya."

"Iya, jadi berantakan. Dah ihh."

Cindy masih menghalangi Jinan.

"Biar aku bantuin."

Love You, Mama CindyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang