Tak terasa sudah sebulan lamanya Eve beserta kedua orang tua Cindy dan Jinan berada di Korea. Libur sekolah Eve akan segera usai dan mereka harus segera kembali ke Indonesia.
Cindy masih belum bisa pulang karena kondisi janin nya masih di bawah rata rata usia untuk bisa menaiki pesawat. Dia harus menunggu sedikitnya dua bulan lagi dan paling lama empat bulan lagi untuk bisa pulang ke Indonesia.
Sebelum lusa mereka terbang, Gaby dan Gracia kompak menemani Cindy cek up ke dokter bersama Eve yang kekeh ingin ikut serta.
Jinan dan Shami kebetulan tengah meeting online di rumah sedangkan Nabil tengah istirahat karena kemarin sempat drop sehabis liburan ke pulau Jeju selama seminggu full.
Liburan di pulau Jeju juga Jinan menyewa apartemen yang luas agar lebih leluasa. Di Jeju selama satu minggu full itu mereka juga berkeliling tempat wisata yang ada. Semua tak luput untuk di jelajahi.
Meski Cindy masih harus menggunakan kursi rodanya, dia tetap merasakan liburan yang menyenangkan bersama keluarga besar di pulau impiannya.
Dan setelah pulang dari Jeju, Cindy meminta untuk cek up ke dokter lagi karena dia takut terjadi sesuatu pada calon buah hatinya.
Selama Cindy di periksa, Eve banyak bertanya pada dokter yang menangani Cindy. Dia pintar berbahasa inggris dan kebetulan dokter tersebut asli orang inggris. Makin akrab lah mereka. Sang dokter juga memuji kepintaran Eve yang bisa tiga bahasa yaitu Indonesia, inggris dan Mandarin.
Dia banyak bertanya soal calon adiknya. Apakah sudah bisa melihat jenis kelamin atau belum, dan ternyata masih belum. Namun detak jantung sudah mulai bisa di dengar.
Kandungan Cindy sudah memasuki usia dua bulan, sehingga sudah memiliki datang jantung. Dan janin itu sudah berukuran kepalan tangan orang dewasa.
Eve sangat senang bisa melihat calon adiknya meski belum terlalu jelas.
"Bulan depan bisa liat dia cewe atau cowo kan, mak ?."
Tanya Eve saat mereka keluar dari rumah sakit."Iya sayang."
"Lucu banget adeknya aku."
Eve memegang potret adiknya dan ingin membawa foto hasil USG itu ke Indonesia."Simpen baik baik ya ?."
"Iya mak."
"Eve, coba cari panggilan lain deh buat mama Cindy. Jangan mama atau makboss lagi. Biar bisa bedain antara mama Cindy dan mama Chika."
Kata Gracia yang gemas sendiri Eve belum merubah caranya memanggil Cindy. Menurut Gracia, aneh bila mendengar Eve memanggil ke dua mamanya dengan panggilan mama dan namanya saja. Inginnya Eve memiliki panggilan lain untuk Cindy, tapi bukan makboss juga."Kenapa sih ? Udah nyaman makboss. Atau ngga mama Cindy."
Tolak Eve."Justru itu. Oma ngga cocok kamu panggil mama ke Cindy dan juga ke Chika. Coba cari panggilan lain gitu. Misal ke mama Chika ya tetap mama, tapi ke mama Cindy itu mami atau mommy."
Usul Gracia."Mak, makboss maunya di panggil apa selain mama atau makboss?."
"Hemm apa ya ? Aduh. Mama bingung."
"Kalau bunda, gimana ?."
Usul Gaby."Nah, boleh tuh." Gracia setuju dengan pendapat Gaby.
"Bunda Cindy ? Aneh banget."
"Udah. Panggil mama aja. Mama seneng kok di panggil mama Cindy aja. Atau makboss. Kamu kan nakboss. Dan papa..."
"Pakboss lah, siapa lagi."
Sambung Eve."Ya udah. Gitu aja."
Sepertinya Cindy lebih cocok di panggil mama ketimbang mami, mommy atau bunda. Panggilan mama memang lebih cocok untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You, Mama Cindy
FantasyLanjutan cerita Babysitter kesayanganku dan Will you be my mother ?. Seri ketiga di buku cerita CiNan family 😊😊