14

987 149 20
                                    

Cindy dan Jinan tiba di bandara Soekarno Hatta pada pukul 9 pagi. Keduanya menggunakan pesawat dari korea dengan jadwal penerbangan tengah malam sehingga bisa tiba di Indonesia saat matahari sudah terbit.

Ya, setelah melalui proses panjang akhirnya Cindy di perbolehkan untuk menaiki pesawat dan terbang ke Indonesia. Itu setelah menunggu sebulan setelah dia dinyatakan aman untuk menaiki pesawat. Menunggu satu bulan karena banyak hal yang harus mereka urus dahulu, terlebih keamanan untuk Cindy dan calon anaknya.

Kandungan Cindy memasuki usia 18 minggu. Iya sudah lima bulan. Dan sudah di ketahui juga jenis kelamin anak pertama Jinan dan Cindy. Namun mereka masih merahasiakan jenis kelamin anak mereka karena banyak alasan.

Tiba di Indonesia Cindy lekas meminta sarapan di rest area dekat bandara. Kali ini mereka tidak di jemput orang tua masing-masing karena mereka merahasiakan kepulangan mereka ke Indonesia. Ini untuk kejutan.

"Akhirnya bisa makan bubur ayam.."
Ungkap Cindy yang bahagia bisa mencicipi kembali bubur ayam. Di Korea tidak ada bubur ayam se enak di Indonesia.

"Kalau mau nambah bilang aja."
Kata Jinan yang juga lahap.

"Keknya kamu deh yang mau nambah."

"Ngga. Aku mau nambah tapi yang lain. Tadi ada pancake juga, sama nasi uduk."

"Ahh. Mau juga."

"Iya nanti beli."

Setelah sarapan dengan bubur ayam, mereka kembali memesan menu lainnya. Jinan memilih memesan nasi uduk sedangkan Cindy pancake. Keduanya berniat akan saling bertukar makanan nantinya.

"Wahhh. Daebak!!."
Ujar Jinan setelah perutnya terasa penuh.

"Kenyang banget."
Ungkap Cindy juga.

"Jam segini ip udah ke sekolah kan ?."
Tanya Cindy yang mengecek handphone nya.

"Iya. Mau langsung pulang atau kita kemana dulu ?."

"Pulang aja deh. Mau mandi."

"Bentar. Belom telfon supir buat jemput."

"Naik taksi aja."

"Barang kita banyak sayang. Itu, ada lima koper loh. Aku cape angkut ke bagasi."
Keluh Jinan. Lima koper itu kebanyakan baju baju mereka yang sayang jika harus di tinggal disana. Gimana tidak sayang, semua baju baju itu keluaran dari merek baju terkenal, jadi sayang jika harus di tinggal.

Menunggu sekitar setengah jam barulah supir pribadi Jinan tiba menjemput. Di dalam mobil Cindy hanya bisa diam menikmati pemandangan kota Jakarta yang lama dia tinggal sedangkan Jinan sudah terlelap di bahunya.

Tiba di rumah mereka di sambut pada pekerja di rumah yang begitu merindukan majikan mereka. Namun hanya satu orang yang menghampiri Cindy, sisanya mengambil barang dari bagasi.

"Mba."
Sapa Cindy pada mba Yun yang setia menunggunya.

"Miss. Aduh, mba kangen sama miss Cindy. Aduh, perutnya udah kelihatan."
Mba Yun mengusap perut Cindy yang membesar.
Rona bahagia mba Yun membuat perasaan Cindy menghangat.

"Ayo, mba antar ke kamar."

Mba Yun membantu Cindy pergi ke kamarnya. Meski sudah bebas dari kursi roda, Cindy tetap harus hati hati. Dan karena itu Jinan meminta agar untuk sementara waktu mereka menggunakan kamar di lantai satu. Dan sebelum mereka pulang Jinan sudah meminta mba Yun untuk membersihkan salah satu kamar di rumahnya. Dan itu kamar yang pernah Cindy tinggali saat menjadi babysitter Eve dulu. Karena kamar itu cukup luas, nyaman dan sejuk karena banyak pohon di sekitar kamar itu.

Love You, Mama CindyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang