"Gimana ?."
Begitu Cindy keluar kamar mandi Jinan lekas menyambutnya.
"Liat sendiri."
Cindy menyerahkan hasil testpacknya.
"Aku belum hamil, Nan. Maaf ya ?."
Ucap Cindy berusaha tegar. Meski dalam hatinya dia sedih karena belum bisa memberikan Jinan keturunan."Ngga apa apa sayang. Mungkin memang belum rejeki kita."
Jinan lekas memeluk Cindy karena merasa terlalu menuntut Cindy agar cepat hamil."Maafin aku yang masih mengecewakan kamu dan belum bisa jadi istri yang sempurna buat kamu."
"Udah. Jangan di bahas lagi. Aku nggapapa. Bagi aku kehadiran kamu saja sudah cukup buat aku."
Jinan mengusap bahu Cindy yang terlihat terpukul.
"Udah ya ? Jangan sedih. Mending kita tidur siang aja."
Ajak Jinan."Kamu duluan aja. Aku mau kabari mama buat ajak Eve pulang."
"Aku temenin ya ? Sambil aku makan."
"Kamu mau makan lagi ? Katanya tadi ngantuk."
"Hehehehe. Tiba tiba laper."
"Terus mau makan apa ? Kan di rumah ngga ada makanan."
"Nanti minta mba Yun buat masak. Aku turun dulu ya ? Kamu boleh telfon mama."
"Iya."
Jinan mengusap kepala Cindy lalu memberikan kecupan hangat di dahinya.Setelah memberikan bentuk cintanya Jinan melepaskan Cindy dan pergi ke dapur sedangkan Cindy menelfon mamanya untuk meminta tolong mengantarkan Eve pulang.
Cindy turun ke dapur dan melihat Jinan tengah menunggu mba Yun masak nasi goreng sembari makan apel.
"Nasi goreng ?."
Tanya Cindy."Iya. Laper banget. Aku minta buat dua porsi. Satunya buat kamu. Kamu belum makan siang kan ? Soalnya tadi aku pulang duluan terus kamu malah ikutan."
"Itu karena kamu ngambek. Padahal mama udah masak buat kita malah kamu tinggal."
"Ya maaf. Aku juga ngga tahu kenapa aku gitu."
"Kenapa nasi goreng sih ? Enakan makan nasi goreng tuh malam atau ngga pagi. Ini siang siang."
"Ya kenapa sih ? Aku males makan nasi putih. Jadi di buatin nasi goreng."
"Sama aja makan nasi."
"Beda warna lah."
Mba yun hanya tersenyum melihat majikannya berdebat. Sudah sering lihat sih, tapi karena berantemnya selalu karena hal random jadi menurutnya sangat lucu.
"Tuan lagi ngidam kali, Non."
Ujar mba Yun. Kini beliau memanggil Cindy dengan sebutan Non atau terkadang nyonya. Cindy sempat menolak di panggil Non, tapi para pekerja di rumah Jinan tetap kekeh memanggilnya non meski Cindy menolak nya."Dari kemarin juga tuan minta yang aneh aneh. Pasti non Cindy lagi isi ya ?."
Tanya mba Yun."Ah. Belum kok mba."
Jawab Cindy lirih.Jinan menoleh ke arah Cindy. Lagi lagi harus menghadapi pertanyaan yang kini menjadi sakral itu.
"Jinan ngga aneh kok, cuma lagi pengen aja. Salah ya kalau aku minta ini itu ?. Kan bagus kalau aku jadi banyak makan. Ngga perlu di sangkut pautkan dengan kehamilan deh."
Kata Jinan yang mengerti bahwa Cindy sedikit sedih ketika membahas soal kehamilan."Ya Tuan, maaf ya Non. Mba udah kelewatan."
"Gakpapa mba."
Dan setelah itu terjadi keheningan. Cindy sibuk memperhatikan mba Yun masak dan Jinan sibuk mengunyah apel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love You, Mama Cindy
FantasyLanjutan cerita Babysitter kesayanganku dan Will you be my mother ?. Seri ketiga di buku cerita CiNan family 😊😊