16. Bodoh

4.8K 508 27
                                    

Pagi-pagi buta Hera terbangun dari tidurnya. Senyuman mengembang di bibirnya saat merasakan pelukan hangat yang melingkar di perutnya. Ia membalikkan badan mendapati Marvin yang tengah tidur dengan damai. Namun saat gadis itu melakukan pergerakan lagi, Marvin terdengar mengerang dan menarik tubuhnya menjadi lebih dekat, hingga posisinya Hera dipeluk dari depan. Dagu Marvin berada di atas kepalanya, Hera bisa merasakan pelukan lelaki itu mengerat.

"Udah bangun?" Bisik Hera.

"Hm? Kenapa?" Tanya Marvin dengan suara seraknya. Ingin rasanya ia menjerit kesenangan sebab dari suaranya saja Marvin terdengar sangat tampan. Dan yang membuat Hera makin mau menjerit adalah lelaki itu kini kekasihnya. Catat. Marvin kekasih Hera. Hera kekasih Marvin.

"Anterin aku pulang sekarang dong, keburu Leksi bangun." Cicit Hera. Marvin terkekeh.

"Aku?" Gadis itu mencebikkan bibirnya.

"Anterin gue pulang." Ralatnya.

"Padahal pake aku kedengeran lebih manis." Jawab Marvin lirih.

"Hih maunya apa sih!" Geram Hera kesal.

"Pake aku kamu aja dong."

"Kalo di depan temen-temen jangan gitu ya tapi?" Marvin membuka matanya.

"Kenapa?"

"Nanti ketahuan." Marvin menghembuskan nafasnya kasar.

"Kita harus mikirin cara buat ngasih tahu mereka pelan-pelan Vin. Mereka kan masih kesel sama kamu."

"Iya juga ya, kenapa dulu pake acara gak jelas. Jadi ribet sendiri."

"Atau mau disembunyiin aja terus? Nunggu mereka lupa sendiri?" Usul Hera.

"Terus biarin mereka mikir kamu itu single dan bisa dijodohin sama siapa-siapa gitu? Gak dulu. Mending aku ditonjok sampai babak belur sama Jona, dicakar atau dicekek sama Nana Aruna sekalian deh." Hera mencebikkan bibirnya.

"Ya jangan sampai begitu dong. Aku gak mau kamu diapa-apain."

"Makanya aku nanti akan mikir lagi deh gimana caranya kasih tahu mereka dengan baik, walaupun resikonya dipukul juga gak apa-apa deh. Kamu jangan takut aku bakal sakit atau gimana, anggap aja ini balasan buat aku karena udah nyakitin kamu." Hera buru-buru membekap mulut Marvin.

"Sst diem! Jangan bilang nyakitin lagi! Kalo ngomong soal balasan harusnya aku yang kasih bukan temen-temenku. Aku minta balasannya kamu harus bucin sama aku sampai mati!" Marvin terkekeh lalu melepaskan tangan Hera yang di depan mulutnya.

"Siap! Bucin sampai mati juga boleh. Aku mengabdi banget deh pokoknya sama kamu. Kontraknya seumur hidup ya?" Malu-malu Hera menyembunyikan wajahnya di dada Marvin.

"Kok bajunya basah sih?" Tanya Hera.

"Kepanasan, kalo tidur biasanya gak pakai baju. Ini ada kamu makanya aku gak lepas."
Gadis itu mengerutkan keningnya.

"Kan ada AC."

"Tetep sama aja."

"Aneh deh, kenapa gak lepas aja semalem?"

"Malu dong masa hari pertama jadian buka-bukaan?"

"Padahal gak usah malu." Gumam Hera. Marvin mendelik.

"Maunya buka-bukaan?"

"Gak gitu ya!" Padahal Hera penasaran, tapi masa baru jadian langsung lihat-lihat Marvin bisa kaget.

Hera bangun dari tidurnya. Gadis itu mencepol rambutnya asal lalu melakukan peregangan pada otot-otot yang terasa kejang.

"Pulangnya nanti aja lah, sore. Mau gak?" Hera menggeleng.

Teknik Mencuri HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang