Epilog - Akhirnya

7.7K 441 24
                                    

Dimohon para pembaca siap-siap KTP ya. Dibawah 18 jangan coba-coba membaca. Usia 18 keatas mohon bijak dalam menyikapinya. Ini hanya sekedar hiburan. Beberapa adegan mungkin akan mengganggu kenyamanan, jadi silahkan di skip part tersebut. Silahkan berimajinasi sesuka kalian, karena aku gak kasih visual. Happy reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Malam pertama nyatanya tetap jadi malam yang mendebarkan untuk pasangan pengantin yang baru pagi tadi resmi. Istrinya masih sibuk di kamar mandi, menuntaskan segala ritual yang sudah ia pelajari dari seniornya. Setelan pakaian dalam berwarna merah menyala yang tampak begitu kontras dengan kulit putihnya, ia kenakan asal.

Hera sangat bersyukur sebab menurut saat mamanya membawanya ke salon perawatan pra nikah saat sadar tak perlu banyak persiapan malam itu, termasuk cukur-cukur bulu lagi.

Malam itu akan jadi malam spesial untuknya. Maka Hera tak mau buru-buru selesai mandi, beberapa langkah mandinya ia ulangi beberapa kali. Memastikan tubuhnya benar-benar bersih. Termasuk sikat gigi, berkumur dengan cairan kumur, menggosok pada bagian tertentu yang sekiranya akan dijamah Marvin nanti. Ia kini masih mengeringkan rambut basahnya. Gak lucu dong rambutnya lepek dan sangat basah begitu.

Sebagai sentuhan akhir Hera meraih lipbalm kesukaan Marvin, memakainya sedikit lebih banyak dari biasanya. Tak lupa parfum beraroma vanilla yang ia semprotkan di lipatan leher, pundak, pergelangan tangan, dan terakhir ia semprotkan ke udara lalu ia berjalan melewatinya. Gadis itu kemudian mengendus tubuhnya beberapa kali dan tersenyum lebar saat tubuhnya sudah wangi. Rahasia terakhir yang Aruna bagikan padanya, sebuah botol kecil berukuran 3 ml berisi minyak wewangian andalan wanita itu. Minyak yang katanya akan membuat suaminya tergila-gila. Hera oleskan pada pangkal paha dan titik yang lebih sensitif dari titik semprot parfum tadi. Aroma bubblegum, Hera sendiri agak ragu dengan hal tersebut. Tapi apa salahnya dicoba, kan?

Setelah rampung dengan wewangian, Hera mematut dirinya lagi di cermin. Ia tarik baju tidur yang ia kenakan hingga belahan dadanya tampak begitu jelas. Rambutnya ia rapikan lagi secantik mungkin, pokoknya Marvin gak akan menyesal malam itu.

Takut suaminya tertidur, Hera berjalan keluar meninggalkan peralatan tempurnya tergeletak di dekat wastafel. Gadis itu mengintip sedikit, keningnya mengkerut saat lampu kamar hotel tampak begitu redup. Hanya ada cahaya dari beberapa lilin yang terpasang di sudut-sudut tertentu. Ia bergidik ngeri, terlebih saat melangkahkan kaki tak menemukan Marvin di sana. Pun di atas ranjangnya, hanya ada handuk yang dibentuk seperti sepasang bebek dengan beberapa bouquet bunga bertuliskan ucapan selamat yang ditujukan pada Hera dan Marvin. Tak ada kelopak mawar yang dibentuk seperti hati di atas ranjang, sebab Hera dan Marvin minta begitu. Terlalu sulit membersihkannya nanti.

Bibirnya mengerucut sebal, padahal Hera sudah sangat siap. Namun pintu balkon yang terbuka mencuri perhatian gadis itu. Ia berjalan pelan menghampiri pintu tersebut, lalu garis bibirnya terangkat saat punggung telanjang suaminya tampak jelas di depan matanya. Marvin tampak sedang menelepon seseorang. Hera mengendap-endap sampai tangannya berhasil menggapai perut berotot suaminya. Marvin berjenggit kaget, untung ponselnya tak jatuh. Elusan tangan Hera diatas perut Marvin membuat lelaki itu meremang.

"Bang makasih banget, gue matiin dulu." Hera mengerutkan keningnya.

"Kamu habis telepon siapa?" Tanya Hera yang masih asik mengusapkan telapak tangannya di atas permukaan kulit Marvin.

"Bang Hezki."

"Ada perlu apa?" Marvin terkekeh.

"Rahasia." Tubuh jangkung itu segera berbalik. Matanya langsung terpaku pada lekuk tubuh istrinya yang begitu indah di bawah sinar bulan. Pinggang ramping, kaki jenjang, dada sintal, ditambah paras ayu makin membuat Marvin terpana. Mengingat bahwa tak akan ada dosa lagi ketika memandang tubuh itu membuat gejolak dalam Marvin memercik.

Teknik Mencuri HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang