PART 3 (4)

47 1 1
                                    

"Lho tapi kan"

"Tape aja lah, jangan tapi"

"Aish!!!!!!!! Ka Adam serius kenapa sih ka!"

"Gak mau yang serius banget"

Alexa menatap Adam dengan wajah malas.

"Gini ya ka.." Alexa menghela nafas panjang sembari mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Apalagi sih?!" Adam sudah malas, sedari tadi gadis didepannya ini tak henti-hentinya membuat Adam darah tinggi.

Alexa menatap Adam kembali.
"Coba deh ka Adam buka mata ka Adam lebar-lebar dan lihat baik-baik, yang memecah belah anggota OSIS disini itu siapa?! Bukan aku ka! Bukan Nina, bukan Syifa. Jangan cuma merhatiin kita bertiga aja. Perhatiin semua orang, dan ka Adam bakal tau kalo ka Adam salah sasaran."

Adam menyatukan kedua keningnya merasa sedikit terhina dengan ucapan Alexa yang menyuruhnya membuka mata lebar-lebar.

"Maksud kamu apa nyuruh aku buat buka mataku lebar-lebar?! Kamu pikir selama ini aku gak buka mataku gituh?!" Suara Adam kembali meninggi.

"Aku gak bilang gituh. Yah sebenernya selama ini ka Adam buka mata kakak lebar-lebar kok, tapi itu cuma kalo pas ka Adam ngeliat aku, Nina sama Syifa. Kalo ngeliat ka Dinda, ka Vanya sama Lani, gak tau kenapa tiba-tiba mata ka Adam mendadak jadi buta!"

'BRAK!'

Adam kembali menggebrak meja dengan keras.

"MAKSUD KAMU APA HAH?! KAMU KURANG AJAR YAH! KAMU BERANI SAMA AKU?!" Adam bangkit dari duduknya dan melotot menatap Alexa dengan wajah tidak terima.

"Lho! Kenapa aku harus takut?! Toh ka Adam sama aku sama-sama makan nasi kan?" jawab Alexa sembari tersenyum licik.

Deru nafas Adam terdengar cepat, sepertinya Adam kali ini benar-benar marah. Sungguh ini sudah kesekian kalinya Alexa membangunkan singa yang sedang tidur.

"DENGER YA ALEXA AGUSTINA! JANGAN MELEWATI BATAS! ATAU KAU AKAN MENYESAL SEUMUR HIDUPMU. CAMKAN ITU!" Ancam Adam sembari mengangkat jari telunjuk tangannya dan mengarahkannya tepat ke depan wajah Alexa yang masih duduk menatapnya dengan wajah datar dan sorot mata yang tajam.

Alexa tersenyum miring.
"DENGER YA KA ADAM SAPUTRA, SANG KETUA OSIS SMA ADIDARMA YANG TERHORMAT! Bisa gak kalo ada masalah itu gak ngeliat dari satu sisi doang?! Liat dari semua sisi! Jangan cuman dengerin apa kata-kata orang yang menurut ka Adam paling bener, DENGERIN JUGA YANG LAIN!" Alexa kini bangkit berdiri dan berhadap-hadapan langsung dengan Adam.

Meski Adam lebih tinggi 20 cm dari Alexa, tapi mata Alexa dan Adam saling bertautan penuh amarah.

"Lho lho lho! Aku gak pernah ya dengerin apa kata orang! Aku tuh gak pernah terpengaruh apa kata orang! Ngerti!"

"Oh ya?! Kata siapa?! Buktinya selama ini kalo ada masalah, ka Adam cuman dengerin kata-kata orang-orang itu aja kok. Gak mau dengerin kata orang lain kaya aku, Nina, Syifa. Emang pernah ka Adam dengerin omongan aku? Gak kan?! Ka Adam itu cuman percaya sama orang-orang itu aja! Padahal ka Adam belum tau kan, didepan ka Adam mereka baik, belum tentu dibelakang ka Adam juga kaya gituh! Tapi ka Adam tetep percaya sama mereka, giliran aku, hahahaha. Jangankan buat percaya sama omongan aku, ka Adam bahkan gak sudi dengerin omongan aku kan?!"

Adam menyatukan kedua alisnya mencoba mencerna kata-kata Alexa yang sedikit membingungkan itu.

"Mereka siapa sih maksud kamu?!"

"Gak perlu aku perjelas juga ka Adam udah tau kok siapa yang aku maksud." Alexa menatap kedalam mata Adam tanpa berkedip. Alexa ingin membaca pikiran Adam kali ini.

Adam mengalihkan pandangannya. Sungguh Adam tak kuat dengan tatapan Alexa kepadanya. Memang Adam akui dia tau siapa yang dimaksud Alexa. Siapa lagi kalau bukan Dinda, Vanya dan Lani, si musuh Alexa sedari pertama kali Alexa bergabung dengan anggota OSIS ini. Yah.. sejujurnya Adam tau betul bahwa mereka tak akur sejak lama. Tapi entahlah. Adam sendiri tak tau, dia merasa Alexa lah yang paling bersalah kali ini. Adam akui, dia jauh lebih percaya Dinda, Vanya dan Lani ketimbang gadis tomboi didepannya ini yang sungguh tak jauh beda keras kepalanya dengan dirinya sendiri.

"DENGER YA! Aku juga tau kok disini ada penjilat. Tapi aku gak akan terpengaruh dengan omongan mereka. Aku punya prinsip ku sendiri! Aku gak akan biarin orang lain apalagi anggota OSIS yang lain buat ngatur-ngatur aku! Lho seharusnya kan aku yang ngatur mereka, bukan mereka yang ngatur aku!"

Alexa diam. Dia tau Adam masih belum menyelesaikan kalimatnya.

"Aku tuh orangnya bodoamat! Bodoamat sama apa kata orang. Terserah mereka mau ngomong apa, aku gak peduli. Intinya aku bodoamat! Dah itu aja!"

Alexa benar-benar muak.
"Ya terus kalo ka Adam orangnya bodoamat, KENAPA KA ADAM IKUT CAMPUR URUSAN AKU?!"

"Siapa yang ikut campur urusan kamu?!" Elak Adam cepat.

"Ya itu tentang geng-gengan. Aku kan udah bilang aku gak geng-gengan! Kalaupun aku geng-gengan itu ya hak aku dong. Aku nyaman berteman sama satu atau dua orang, ya udah! Itu Kan urusan aku! Mau temenan sama siapa-siapa juga terserah aku! Ka Adam gak berhak ikut campur!"

"Oh kalo itu gak bisa! Soalnya kamu udah memecah belah anggota OSIS disini."

Alexa menatap Adam tak percaya. Bisa-bisanya pria didepannya ini ikut campur urusan pribadinya dengan mengatasnamakan OSIS.

"Gila nih cowok!" Gumam Alexa dalam hati sambil menyipitkan matanya menatap Adam penuh keheranan.

"Lagian kamu pikir aku gak ada urusan lain apah sampai-sampai aku ngurusin urusan kamu? Cuih! Jangan pikir kamu sepenting itu!"

"Ck.. orang gila!" Umpat Alexa lirih.

"Ngomong apa kamu?!" Adam tau Alexa mengumpat kepadanya.

"Oh hellow.... Ka Adam Saputra yang terhormat. Ka Adam pikir kakak penting?! Hahaha. ENGGAK!" Alexa tersenyum miring.

Adam tersentak. Bisa-bisanya Alexa membalikkan kata-katanya.

"Dasar gadis gila"
Adam mengepalkan kedua tangannya. Sungguh seumur hidupnya, tak pernah Adam temui gadis yang berani berkata seperti itu padanya.

"Jadi, mau kamu apa?"


BAD SENIOR [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang