PART 8 (1)

56 0 0
                                    


..

Gemercik air hujan dan semilir angin membuat suasana malam ini terasa semakin sepi dan sunyi. Hanya ada suara kicauan burung sesekali serta suara sendok dan garpu yang tak jarang bersenggolan itu terdengar nyaring memenuhi ruang makan keluarga Arman dan Afifah.

Makan malam kali ini terasa begitu berbeda dari biasanya. Pria paruh baya yang memakai kaos oblong garis-garis itu terlihat menatap tajam putri keduanya yang duduk melingkar bersama dengan istri dan putra pertamanya dalam satu meja makan itu.

"Maksud kamu apa dek?" Tanya pria paruh baya bernama Arman itu.

Gadis berambut pendek yang memakai baju tidur lengan panjang dengan motif ice bear si kartun favoritnya itu terlihat menundukkan kepalanya dalam-dalam. Gadis itu tahu, saat ini ketiga orang yang berada dimeja makan itu sedang menatap kearahnya dengan penuh tanda tanya.

"Dek? Ayah tanya? Maksud kamu apa tiba-tiba ngomong begitu? Bukannya waktu itu pas ayah sama Abang nawarin kamu, kamu sendiri yang nolak. Kenapa sekarang kamu pengen ikut?" Arman terlihat sedikit mengeraskan suaranya namun dia tetap berusaha mengontrol emosinya.

"Kali ini adek udah yakin yah, adek udah ambil keputusan." Gadis berambut pendek yang siapa lagi kalau bukan Alexa itu terlihat menatap secara bergantian ke Arman ayahnya sendiri, ibunya yang bernama Afifah, dan juga pria bertubuh kekar atletis dengan rambut cepak yang sedari tadi duduk didepannya yang tak lain adalah abangnya sendiri itu.

Alexa menghela nafas panjang. Sekali lagi, dia akan mengatakan perkataan yang akan mengubah hidupnya 180 derajat.

Dengan tubuh tegap, kepala dan wajah menghadap lurus kearah sang ayah, Alexa berkata dengan penuh keyakinan dan keberanian.

"Ayah... (Alexa kembali menghela nafas panjang). Alexa mau ikut Bang Aryan tugas di Papua."

Hening...

1 detik,

2 detik,

3 detik...

Katiga orang yang duduk bersama Alexa dimeja makan itu seketika menganga dan menatap Alexa tak percaya.

"Adek tau, adek udah nolak tawaran ayah sama Abang waktu itu buat ikut ke Papua, ya waktu itu adek masih betah disini. Tapi sekarang, adek udah yakin sepenuhnya dan adek udah ambil keputusan ini. Adek mau ikut Abang."

Arman dan istrinya serta Abang Alexa terlihat masih menatap Alexa dengan tatapan dan ekspresi wajah yang sama, yakni sama-sama terkejut.

"Intinya adek mau ikut Abang. Adek kan bisa nemenin Abang disana biar gak kesepian. Ya seenggaknya sampai abang nikah nanti." Alexa menatap kakak laki-lakinya dengan wajah serius.

Aryan Iskandar namanya. Dia adalah kakak satu-satunya Alexa, sekaligus anak pertama dari pasangan Arman dan Afifah, ayah dan ibu Alexa Agustina.

Pria bertubuh tinggi kekar, atletis dan berotot, dengan rahang tegas, hidung mancung, kulit sawo matang serta berambut cepak itu adalah seorang perwira TNI Angkatan Udara yang sudah 3 tahun ini bertugas di DKI Jakarta. Namun kali ini, Aryan nama panggilannya, dia dipindah tugaskan ke Papua untuk melatih perwira-perwira muda yang baru saja dilantik agar menjadi anggota TNI yang sesuai yang diharapkan.

Sebenarnya 7 tahun lalu, Aryan pun pernah dikirim ke Papua selama 2 tahun lamanya untuk pelatihan. Setelah itu dia ditarik ke Surabaya untuk 2 tahun lamanya. Tapi dia ditarik ke ibu kota Jakarta tepat 3 tahun yang lalu. Dan kini Aryan harus kembali lagi ke Bumi Cendrawasih itu demi melatih junior-juniornya.

Untuk itulah karena Aryan sudah pernah tinggal di Papua sana, dia berniat mengajak Alexa sang adik untuk ikut bersamanya. Terlebih lagi kali ini Aryan mendapatkan rumah dinas, jadi Aryan pikir selain untuk membuat Alexa menemaninya agar tidak kesepian, Aryan juga diam-diam ingin agar sang adik perempuannya itu sedikit demi sedikit membuka matanya dan memahami tentang dunia tentara. Sejujurnya Aryan sangat ingin adiknya mengikuti jejaknya menjadi seorang tentara atau minimal menjadi salah satu istri tentara. Jika Alexa mau tentunya.

"Adek mau ikut Abang yah... Adek mohon ya yah izinin adek..." Alexa mengalihkan pandangannya dan menatap sang ayah dengan ekspresi wajah penuh harap.

"Kamu mau ikut abang dek?! Abang kan berangkat besok" Aryan membuka suara sembari menatap Alexa mencoba memastikan.

Alexa tersentak.
"A..Abang berangkatnya besok? Besok banget gituh?" Tanya Alexa mencoba memastikan.

"Iyaaa" jawab Aryan.

"Lah bukannya Abang berangkatnya tanggal 20 ya? Itu kan masih seminggu lagi. Kenapa jadi besok?" Alexa mengerutkan keningnya tak mengerti.

Aryan menghela nafas kasar.
"Ah iya. Abang lupa belum ngasih tau ayah, ibu, sama kamu. Sebenernya Abang tadi siang diberi tau sama atasan, katanya Abang harus ke Surabaya dulu selama seminggu, baru deh habis itu ke Papua. Jadi ya.. Abang harus berangkat besok siang yah, Bu" kaya Aryan sambil tersenyum getir.

"Abang! Kok baru bilang?!" Bentak Afifah sembari memukul pelan lengan kekar milik putra pertamanya itu.

"Aduh! Iya maaf ibu.. Abang lupa hehe" Aryan hanya tertawa kecil.

"Beneran bang? Kamu berangkat besok?" Tanya ayah Alexa dengan wajah terlihat serius.

"Iya yah.."

"Udah beres-beres?" Tanya ayah Alexa lagi sembari menatap Aryan dengan seksama.

"Iya belum sih.."

"Tuh kan Abang kebiasaan deh!" Afifah kembali menatap garang kearah putranya itu sembari sedikit melotot.

"Iya niatnya habis ini mau beres-beres.. tapi ya gak tau adek mau ngomong penting" kata Aryan kembali menatap adik perempuan satu-satunya yang kini terlihat murung.

Yah.. bagaimana Alexa tidak murung, dia benar-benar bingung. Ya Tuhan. Kali ini Alexa tak tau harus bagaimana. Keputusan yang sudah dia pikirkan matang-matang sepertinya akan sia-sia.

"Tapi kalo adek (Alexa) mau ikut Abang, gak papa kok yah.. nanti habis dari Surabaya, Abang bisa balik lagi ke Jakarta buat jemput adek. Ya itupun juga kalo ayah izinin adek ikut sama Abang." Kata Aryan dengan santainya.

Sementara Arman, dia terlihat menatap Alexa dengan wajah serius dan tatapan mata tajam.

"Kalo kamu mau ikut Abang, terus sekolah kamu gimana?" Tanya Arman masih dengan mata menatap Alexa lekat.

Alexa melirik sekilas ayahnya itu.
"Ya adek pindah sekolah yah.. kan adek bisa lanjutin sekolah disana." Jawab Alexa pelan.

"Kenapa tiba-tiba kamu pengen pindah sekolah dan ikut abangmu? Kamu ada masalah disekolah?"

BAD SENIOR [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang