The End ✓

45 0 0
                                    


Setelah menyelesaikan hajatnya, Alexa segera keluar dari toilet dan berjalan melewati koridor sekolah yang terlihat lumayan sepi karena sepertinya sebagian siswa-siswi SMA Adidarma sudah lebih dulu meninggalkan sekolah dan pulang ke rumah mereka masing-masing.

Sembari berjalan ke arah parkiran sekolah dimana ayahnya menunggu sekarang, Alexa perlahan menghentikan langkahnya dan menatap sekeliling.

Entahlah... Tapi tiba-tiba Alexa merasa sedih. Mata Alexa tak terasa mulai memanas saat melihat ke arah lapangan sekolah dan juga gedung-gedung SMA Adidarma, salah satu SMA swasta terbaik dan terfavorit di DKI Jakarta yang sudah 1,3 bulan ini menjadi tempatnya menimba ilmu.

Alexa sungguh tak menyangka bahwa dirinya akan pergi dari SMA impiannya sedari kecil dengan cara seperti ini.

"Huft..."

Ini sudah kesekian kalinya Alexa menghela nafas kasar sedari tadi hanya untuk menahan air matanya agar tidak menetes.

"Kalo mau nangis, nangis aja. Gak usah sok ditahan kaya gituh."

Suara yang cukup familiar itu mengagetkan Alexa. Dia segera menoleh ke belakang dan mendapati Angga sang Ketua Dewan Ambalan sedang berjalan kearahnya.

Mata Alexa membulat sempurna, dia sangat terkejut ketika melihat Angga, si pria yang dinginnya melebihi Kutub Utara itu tiba-tiba kini berbicara padanya dan berjalan mendekat kearahnya. Sungguh, apakah dia bermimpi?

"Kenapa ngeliatin guwe kaya gituh?" Tanya Angga dengan wajah dan tatapannya yang dingin dan datar.

"Eng... Gak papa!" Jawab Alexa ketus. Dia tidak boleh terkesima dengan wajah Angga yang dingin dan datar penuh karisma itu. Sungguh, Alexa tak boleh terperdaya.

Untuk beberapa saat, Angga dan Alexa saling diam.

"Elo jadi pindah?" Tanya Angga masih dengan gayanya yang dingin dan cuek.

"Jadi." Jawab Alexa berusaha bersikap cuek juga.

"Hem..."

Angga hanya berdehem lalu berjalan pergi meninggalkan Alexa begitu saja.

Alexa menatap Angga sambil menganga tak percaya. Sungguh hanya inikah yang ingin Angga tanyakan padanya???

Oh ayolah oke!

Iya Alexa tau Angga itu memang manusia jelmaan kulkas 11 pintu yang dinginnya melebihi Kutub Utara, tapi apakah dia tidak bisa mengatur temperatur suhunya untuk kali ini saja? Kenapa dia masih bersikap sedingin itu setelah semua yang terjadi?! Ah... Apa sungguh Angga tak peduli padanya?! Ya ampun yang benar saja.

'drrttttt'

Alexa mengambil ponsel dari saku rok sekolahnya.

Sebuah pesan masuk dari nomor telepon yang sama, nomor telepon tak dikenal yang tadi malam mengiriminya pesan.

"Jangan suka berprasangka buruk. Yang terlihat oleh mata, tidak selalu sama dengan kenyataannya."

Alexa mengerutkan keningnya menatap pesan itu. Dia sungguh tak mengerti apa maksudnya.

Sepersekian detik kemudian, Alexa sadar.

Tunggu!

Bukankah baru saja Alexa berfikir bahwa Angga itu tak peduli padanya, tapi bagaimanapun Alexa tak berhak berprasangka buruk kepada Angga hanya karena sikapnya barusan, iya kan? Kenapa pesan itu seolah tau apa yang  Alexa pikirkan. Apakah yang mengirim pesan itu adalah....????

Alexa menoleh menatap Angga yang masih berjalan tak jauh dari dirinya. Tapi saat itu, Angga, dia sama sekali tak memegang ponsel atau apapun dikedua tangannya, dia hanya berjalan seperti biasa.

Jika bukan Angga, lalu siapa yang mengirim pesan itu?

Siapa orang dibalik nomor tak dikenal yang cukup tau akan banyak hal tentang apa yang terjadi pada Alexa? Jangan bilang seorang itu kini juga sedang mengawasi Alexa diam-diam?

Alexa bergidik ngeri, dia bergegas berjalan cepat ke arah parkiran sekolah. Dia harus segera pergi dari sekolah ini sekarang juga.


Cilacap, 2 Februari 2023

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAD SENIOR [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang