PART 6

55 1 4
                                    

.

Adam membanting pintu kamarnya dengan keras. Dia juga melempar tas ransel hitam miliknya itu ke atas kasur sembari melepas paksa dasi SMA yang sedari pagi melekat dilehernya.

Adam sungguh kesal sekarang. Wajah Adam yang lusuh penuh kekesalan terlihat memerah menahan amarah dengan rambut acak-acakan yang sungguh tak karuan.

Hembusan nafas Adam terdengar begitu cepat seperti hembusan nafas seseorang yang baru saja lari maraton.

"DASAR GADIS GILA! Berani-beraninya elo ngajak debat guwe hah! AWAS LO ALEXA!" Adam menatap kesal cermin didepannya yang menampilkan bayangan dirinya sendiri sembari berbicara seolah itu bayangan Alexa.

Adam membaringkan tubuhnya diatas kasur dengan bedcover berwarna hitam putih itu lalu meraih ponsel yang sedari tadi ada didalam tasnya.

Banyak sekali notifikasi pesan WhatsApp yang masuk ke ponsel Adam yang belum sempat dia buka.

Diantara semua pesan yang masuk kedalam ponselnya itu, pesan dari sekretarisnya si Dinda menarik perhatian Adam. Sebenarnya pun Adam hendak mengirim pesan ke Dinda, tapi ternyata Dinda sudah lebih dulu mengirim pesan padanya.

"Dam? Tadi itu kenapa? Kok guwe denger elo ribut-ribut sama Lexa? Ada apa sebenarnya Dam?" tulis Dinda.

"Elo gimana sih Din?! Elo bilang si Lexa mau minta maaf ke guwe, lah kok dia dateng-dateng malah ngasih guwe surat pengunduran diri. Pake acara ngajak debat segala. Gila tuh cewek! Gak ada sopan-sopannya sama guwe!" Balas Adam dengan kesal.

"Lho serius Alexa ngundurin diri dari anggota OSIS Dam? Elo gak becanda kan?"

"Ya serius! Ngapain juga guwe becanda! Lagian elo sok tau banget si Din, bilang dia mau minta maaf segala. Bocah kaya dia mana mau minta maaf ke guwe! Ck."

"Tapi Alexa pas tadi pagi guwe suruh buat minta maaf ke elo, dia bilang 'iya, nanti pulang sekolah ka', kaya gituh. Ya guwe pikir dia emang mau minta maaf ke elo? Eh gak taunya..."

"BEGO LO! Bisa-bisanya elo percaya sama omongan bocah kurang ajar kaya dia.Ck.. nih ya guwe kasih tau, dia itu boro-boro minta maaf ke guwe, itu bocah berani-beraninya ngajak guwe adu mulut. Pake ngomongin segala macem hal juga. Dasar sialan!"

"Emang... Alexa ngomongin apa aja Dam?" Tanya Dinda yang sepertinya kepo tingkat dewa.

"Banyak! Dia juga ngomongin tentang elo." Balas Adam sedikit malas.

"Guwe??? Apa yang Alexa omongin tentang guwe Dam?" Disebrang sana, Dinda benar-benar was-was, dia takut Alexa bicara macam-macam tentang dirinya kepada Adam.

"Gak penting! Lagian guwe juga gak bakal percaya kok sama apa yang itu cewek omongin. Omongannya dia kan gak bisa dipercaya. Ck. Penuh kebohongan. Apalagi sikapnya yang seenak jidat diemin guwe yang jelas-jelas lebih tua dari dia, bener-bener itu anak gak sopan!"

Dinda menghela nafas lega. Untung saja Adam tidak memihak Alexa.

"Ya emang bener Dam. Alexa tuh emang tukang bohong dan gak punya sopan santun. Elo tau gak? Eh guwe telfon aja ya, agak panjang soalnya."

"Oke"

Dinda pun menelfon Adam. Untuk membahas topik yang sangat menarik, tentu saja topik tentang Alexa.

Bagi Dinda ini adalah kesempatan emas untuk membuat Adam semakin membenci Alexa, si adik kelasnya yang tomboy dan pendiam itu. Walaupun Alexa adalah gadis pendiam, dia akan sangat berbahaya bagi Dinda khususnya jika Alexa dibiarkan tetap berada didalam keanggotaan OSIS. Tentu saja karena Alexa sebenarnya mengetahui kartu AS Dinda. Rahasia besar yang tak sengaja Alexa ketahui tentang Dinda, dan Alexa sedikit mulai menyadari itu.

BAD SENIOR [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang