PART 10 (3)

54 0 0
                                    

.

"Mmmmm... Maksud saya, gak usah pak." Ralat Alexa.

Adam dan Danu menatap Alexa penuh tanya.

"Mmmmm... Saya kan udah keluar dari OSIS, ya gak usah lah ada sidang-sidang segala, orang keputusan saya juga udah fix. Dan lagian saya juga gak cuma keluar dari OSIS aja pak, saya juga akan keluar dari organisasi-organisasi lain yang saya ikuti." Lanjut Alexa.

"Maksud kamu?" Danu tak mengerti.

"Mmmmm... Sebelumnya saya mau minta maaf dulu ke bapak, saya minta maaf karena saya udah membuat keributan semacam ini di SMA Adidarma. Saya juga minta maaf ke.... (Alexa melirik Adam).....ka adam." Alexa memberi jeda perkataannya.

"Saya minta maaf ka, saya tau sikap saya kemarin udah gak sopan ke ka Adam. Dan saya juga minta maaf karena kemaren sempet kebawa emosi dan ngomong yang enggak-enggak didepan ka Adam. Saya sungguh minta maaf untuk itu." Sambung Alexa sembari sesekali menghela nafas kasar.

Hening...

Sesungguhnya dari lubuk hati Alexa yang terdalam, dia sebenarnya tak ingin untuk meminta maaf lebih dulu ke Adam. Tapi nasehat ibunya tadi pagi, seolah membuka mata Alexa. Bagaimanapun, baik dirinya atau Adam sama-sama salah disini. Jika tak ada yang mengalah untuk meminta maaf terlebih dahulu, maka sampai kapanpun semua ini tidak akan berakhir.

Adam menganga menatap Alexa dengan wajah terkejut dan tak percaya. Dia sungguh tak percaya dengan apa yang barusan dia dengar dari mulut Alexa. Apa-apaan ini?! Apa Adam salah dengar??? Alexa Agustina si cewek keras kepala dan tak mau kalah ini baru saja meminta maaf padanya??? Tidak salah?

Alexa dan Adam saling berkata dalam hatinya masing-masing seolah mereka sedang bicara satu sama lain.

"Sejujurnya guwe belum sepenuhnya maafin elo ka Adam Saputra si Ketua OSIS paling songong dan keras kepala sedunia. Sebenernya guwe juga males minta maaf kaya gini ke elo. Tapi ya mau gimana lagi. Kita berdua sama-sama salah kok."

"Guwe tau elo gak sepenuhnya tulus minta maaf  ke guwe kan, Alexa Agustina?! Hahaha. Elo pikir guwe bego hah?! Guwe gak bakal tertipu! Dan perlu digaris bawahi, guwe gak ngerasa kalo guwe salah tuh! Yang dari awal salah itu kan emang elo. Ngapain elo bawa-bawa guwe dodol?!"

"Ck...Kita liat aja! Setelah guwe minta maaf kek gini, apa elo bakal nurunin ego elo yang teramat sangat tinggi itu untuk minta maaf juga ke guwe? Atau justru elo semakin besar kepala hah?!"

"Ahhahaha. Mau elo tunggu seumur hidup elo pun, guwe gak bakal sudi buat minta maaf ke bocah gak tau diri kaya elo gini!"

"Sudah ku duga. Mustahil banget seorang Adam Saputra, manusia yang teramat sangat egois dan mementingkan dirinya sendiri, tiba-tiba mau untuk minta maaf ke guwe gituh? Ya gak mungkin lah ya... aduh Alexa... jangan ngarep elo. Hahaha. Mana mau ini orang menelan ludahnya sendiri."

Alexa ingin sekali mentertawakan dirinya sendiri saat melihat wajah Adam yang menatapnya tanpa menunjukkan rasa bersalah sedikitpun itu. Demi apapun Alexa sangat membenci wajah Adam saat ini.

Sungguh baru kali ini Alexa membenci wajah tampan seseorang. Bisa-bisanya Tuhan memberi wajah tampan bak Dewa Yunani seperti itu untuk orang seperti Adam Saputra yang angkuh, egois, keras kepala, dan sok berkuasa itu. Benar-benar menyebalkan!

"Ekhem!"
Alexa mengalihkan pandangannya kembali menatap Danu.

"Pak Danu, ada hal penting yang mau saya omongin lagi ke bapak,"

"Hal penting apa?" Tanya Danu sedikit penasaran.

"Saya mau bilang sama bapak, bahwa saya bukan hanya akan keluar dari keanggotaan organisasi dimana saya bergabung, saya juga akan keluar dari sekolah ini."





BAD SENIOR [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang