PART 5 (1)

49 1 2
                                    

"Alexa?! Ka Adam kenapa?" Panggil Dinda sembari mendekat ke Alexa seolah mengkhawatirkan Adam.

Alexa melirik sinis.
"Bisa-bisanya dia bertanya kenapa?!"

Tanpa menjawab dan mengatakan apapun. Alexa melangkah melewati teman-teman anggota OSISnya dan berjalan menuju parkiran sekolah.

Semua anggota OSIS yang berada didepan perpustakaan itu hanya bisa diam melihat Alexa yang pergi begitu saja. Perdebatan dan keributan yang Alexa dan Adam lakukan didalam ruangan anggota OSIS terdengar bahkan sampai ke depan perpustakaan. Yah.. semua orang mendengar perdebatan sengit Adam dan Alexa. Sekalipun tak terdengar begitu jelas, tapi mereka yakin bahwa perang dunia ke 3 antara Alexa dan Adam baru saja terjadi disekolah mereka.

Saat Alexa berjalan ke arah parkiran sekolah. Dia sembari membuka tas ransel miliknya yang sedari tadi dia gendong itu. Tangan Alexa merogoh kedalam tasnya dan mengeluarkan sebuah kontak motor Honda Vario dengan gantungan kunci berbentuk ice bear, salah satu tokoh kartun di serial kartun 'We Bare Bears' kesukaannya.

Namun ketika Alexa sudah memegang gantungan kunci motornya itu, tiba-tiba dari arah belakang, seseorang merebut gantungan kunci itu dan berjalan melewati Alexa sembari menoleh sebentar dan tersenyum tipis.

"Eh!" Alexa terkejut.

"Gue nebeng ya ka Lexa" kata pria berkulit putih bersih dengan lesung pipit dibagian kanan wajahnya itu.

Pria itu terlihat berjalan cepat menuju parkiran dan meninggalkan Alexa yang masih diam ditempat karena terkejut.

"Dimas?! Balikin Dim!" Alexa berlari mengejar pria bernama Dimas itu.

"Gue bilang gue mau nebeng ka!" Kata Dimas sembari terus berjalan tanpa menghiraukan Alexa yang kini berusaha merebut kontak motor ditangannya.

"Aduh! Dimas Mahendra Dikta yang katanya cowok paling manis se SMA Adidarma. Paling manis paling ganteng dan paling imut... Dim..." Ya Tuhan.. sesungguhnya Alexa tak ingin mengatakan itu, tapi demi membujuk seorang Dimas Mahendra yang hiperaktif dan suka narsis ini, jadilah Alexa terpaksa harus melakukannya.

Dimas menoleh dan tersenyum geli mendengar ucapan Alexa yang dia tau bahwa Alexa terpaksa mengatakan kalimat itu.

"Tolong yaa Dim. balikin kontak motor kakak kelasmu ini. Gak boleh kaya gituh tau. Gak sopan. Sini balikin" Alexa berusaha berbicara sehalus mungkin. Dia tak boleh berkata kasar pada Dimas yang tak lain adalah adik kelasnya sendiri. Sudah cukup Alexa memiliki masalah dengan kakak kelasnya, dia tak mau punya masalah juga dengan adik kelas.

"Ka Alexa Agustina yang cantik geulis menawan dan manis.. Dimas boleh ya nebeng pulang kali ini? Kan kebetulan kita searah juga. Boleh ya? Biar Dimas yang bawa motor. Oke" Dimas melanjutkan langkahnya berjalan kearah motor-motor yang berjajar didalam parkiran itu.

Alexa hanya diam. Dia tau bujukannya ini tak akan berhasil. Dimas akan tetap pulang bersamanya. Ya sudahlah. Lagian Alexa juga sedang malas naik motor sendiri. Rasa kesal karena ka Adam masih menyelimuti diri Alexa.

Dimas Mahendra Dikta adalah anak kelas X.MIPA4. Dia baru bersekolah di SMA Adidarma 3 bulan lamanya. Yah.. angkatan Dimas baru resmi bersekolah 3 bulan yang lalu. Dimas Mahendra, dia memang tak setampan Adam dan Angga, duo Ketua organisasi yang menjadi primadona di SMA mereka. Tapi Dimas, dia tak kalah mempesona, nyatanya Dimas menjadi salah satu murid baru yang paling populer di SMA Adidarma. Sifatnya yang humble, friendly, suka ngelawak, usil, jail, dan sangat PD itu membuatnya mudah bergaul dengan siapa saja. Bahkan termasuk kakak-kakak seniornya.

Dan satu yang perlu kalian tau. Dimas Mahendra adalah fans berat Alexa Agustina. Yah... Alexa memiliki fans. Dan itu seorang Dimas Mahendra, adik kelasnya yang usil dan jailnya minta ampun. Dimas bukan hanya fans Alexa, tapi dia adalah satu-satunya siswa kelas X, yang berani menembak Alexa sang kakak seniornya sendiri tepat dimalam puncak pelantikan Dewan Ambalan 2 bulan yang lalu. Gila bukan? Padahal Dimas baru mengenal Alexa sebulan pada saat itu.

Kebetulan malam puncak pelantikan Dewan Ambalan SMA Adidarma tahun ini memang sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Karena kesibukan yang cukup padat, hingga pelantikan Dewan Ambalan baru bisa dilakukan 2 bulan yang lalu, atau lebih tepatnya 1 bulan setelah masa orientasi siswa didik baru dilaksanakan.

Dengan kePDan tinggal dewa, , tepat didepan semua murid baru, dan tentu saja didepan duo Ketua organisasi (Adam dan Angga) berserta jajaran kakak pembina yang lain, Dimas mengutarakan isi hatinya kepada Alexa.

Tapi malang nasib Dimas. Malam itu Dewi Fortuna tidak berada dipihaknya. Didepan semua orang, Alexa menolak Dimas mentah-mentah. Bukan Alexa tak suka. Ah dia memang tak suka. Bukan Dimas yang Alexa mau, tapi laki-laki itu, salah satu dari duo Ketua organisasi. Ya tentu saja bukan Adam.

Tapi meskipun begitu, Alexa menolak Dimas dengan cara yang baik. Selain bukan Dimas yang Alexa sukai saat itu, tapi ketakutan akan hubungan antara sepasang kekasih masih saja menghantui Alexa. Dia trauma dengan hubungan semacam itu. Luka yang pernah ditorehkan seorang lelaki yang kini telah bersanding dengan wanita lain di pelaminan, sungguh membuat Alexa menutup pintu hatinya rapat-rapat.

Yah.. Alexa baru saja ditinggal menikah oleh seorang pria yang bahkan sampai saat ini masih mendiami hatinya. Meski begitu, Alexa tak menutup kemungkinan dirinya sudah perlahan bisa merasakan getaran dihatinya kembali, tetapi itu bukan pada Dimas, melainkan pada Ketua DA Angga Pratama.

Tapi lagi-lagi, sepertinya Alexa kembali menaruh hatinya ditempat yang salah. Sikap dan perilaku Angga yang selama ini membuatnya jatuh hati, justru kini malah membuatnya perlahan tak menyukai pria itu. Entahlah. Alexa pikir Angga berbeda, tapi dia sama saja. Yah.. dia sama menyebalkannya seperti Adam.

Sekarang disinilah Alexa. Duduk disebuah kursi yang menghadap ke laut lepas. Angin sepoi-sepoi menerpa wajah Alexa, rambut pendeknya yang hitam pekat menari-nari mengikuti arah angin seperti dedaunan pohon kelapa yang melambai-lambai kesana-kemari.

"Minum dulu" suara berat itu menyadarkan Alexa. Dia menyeka air mata dan ingusnya perlahan. Alexa menangis? Yah.. dia sedang menangis dalam diam.

"Udah nangisnya?" Suara pria itu kembali terdengar.

Alexa tak menjawab, dia hanya menghela nafas berat sambil menerima sebuah botol teh dingin yang dibawa pria itu.

"Dim...?" Alexa menoleh sembari menatap Dimas. Ya tentu saja, pria itu adalah Dimas Mahendra, sang adik kelas Alexa yang tadi memaksa pulang bareng dengannya.

Saat dalam perjalanan pulang, entah mengapa Dimas membelokkan arah sepeda motor milik Alexa dan membawa Alexa ke pantai ini. Alexa sempat protes, tapi Dimas tak menghiraukannya.

Flashback.

"Dim?! Lo mau bawa gue ke mana heh?!"

"Ke pantai"

"WHAT?! Gila Lo! Ngapain?!"

"Pokoknya hari ini gue mau berduaan sama elo ka. Dan gak ada yang boleh ganggu."

"Dim! Jangan gila elo! Puter balik sekarang!"

"Gak mau"

"DIMAS!!!!"

"Aduh.. ka Lexa tenang aja ka, gue gak ngapa-ngapain kok. Tenang-tenang, nanti gue balikin ka Lexa ke rumah dengan selamat. Oke"

"Awas lho kalo elo macem-macem! Gue bunuh lo!"

"Romantis banget sih mainnya ngajak bunuh-bunuhan kaya Romeo and Juliet"

"GILA LO! MANA ADA!"

Flashback off.

BAD SENIOR [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang