PART 12

52 0 0
                                    

"Owh... Jadi elo yang nyebarin gosip tentang guwe suka sama ka Adam, iya?"

Alexa menatap Lani dengan wajah dingin dan tatapan mata tajam sembari perlahan melangkahkan kakinya mendekati Lani.

Sesungguhnya Alexa ingin sekali meninju wajah Lani yang sok banget itu, gara-gara dia, Alexa menjadi terlihat buruk dimata orang-orang dan bahkan sampai dicap sebagai cewek pelakor dihubungan Adam dan kekasihnya itu.

Melihat Alexa yang menatapnya seperti seekor singa yang kelaparan itu, Lani berusaha mencolek Dinda yang berdiri disampingnya.

"Lho... Itu bukan gosip kok! Emang bener kan, elo suka sama ka Adam?! Kita semua juga tau kali ya gak ka Dinda?!" Lani berusaha meminta bantuan Dinda.

"Iya, semua orang juga tau kok Lex. Itu bukan gosip." Jawab Dinda dengan entengnya.

"Ah... Iya sih emang bukan gosip. Tapi fitnah! Iya kan?" Alexa kembali tersenyum dan menatap Dinda, Lani, dan Vanya bergantian.

Mereka bertiga terdiam.

"Elo bertiga tau kan, fitnah lebih kejam daripada pembunuhan??? Lah kok ya masih dilakuin sih... Heran deh guwe." Sambung Alexa.

"Lho itu bukan fitnah kok! Itu fakta. Emang faktanya elo suka kan sama ka Adam Lex? Ngaku aja deh!" Lani masih ngotot.

"Ahahahaha. Fakta itu ada buktinya Lani. Emang elo punya bukti hah?! Gak kan? Lagian guwe juga gak sudi tuh suka sama KetOS kalian yang paling keras kepala sedunia itu. Ck. Kaya gak ada cowok lain aja! Kalo kalian suka, buat kalian juga gak papa. Guwe ikhlas banget tuh!"

Alexa tersenyum menatap Dinda lekat, kata-katanya barusan itu sebenarnya Alexa tunjukkan untuk Dinda. Dia tau Dinda menyukai Adam.

"Elo pikir guwe barang, yang bisa elo kasih ke orang dengan seenak jidat elo itu hah?!"

.Suara Adam menggelar mengagetkan mereka semua.

Trio macan dan Alexa menoleh ke samping kanan dimana Adam terlihat sedang berjalan kearah mereka.

"Kenapa diem?! Gak dilanjutin ngomongin guwe nya?" Adam melotot menatap Alexa tajam.

"Kenapa melototnya ke guwe doang si?! Itu mereka (trio macan) juga ngomongin ka Adam kok! Kenapa cuma guwe yang dipelototin!"

Alexa kesal, dia tentu tak terima saat Adam hanya melotot kearahnya saja dan tak mau melotot kearah trio macan.

"Lho, tadi guwe dengernya cuma elo kok yang lagi ngomongin guwe, bukan mereka." Kata Adam sembari melirik trio macan sekilas dan kembali menatap Alexa.

"Ck... Sulit dipercaya!" Alexa sungguh muak.

Adam tersenyum penuh kemenangan.

"Kalian kenapa masih disini? Bukannya bel masih udah bunyi dari tadi ya?" kata Adam menatap Dinda, Vanya dan Lani bergantian seolah menyuruh mereka untuk kembali ke kelas masing-masing.

"Ah iya Dam. Ini kita mau balik kok. Duluan ya..." Dinda mengajak Vanya dan Lani pergi.

"Hem..." Adam membiarkan Dinda dan gengnya itu pergi. Dia kembali menatap Alexa yang kini terlihat ikut berjalan hendak meninggalkannya.

"Elo mau kemana? Guwe mau ngomong bentar sama elo."

Suara Adam itu ternyata tak berhasil membuat Alexa menghentikan langkahnya. Alexa hanya memasang wajah malas ketika mendengar Adam ingin bicara dengannya.

Melihat Alexa terus berjalan dan tak menghiraukannya itu, Adam pun mulai kesal.

"Elo gak denger, apa pura-pura gak denger?!"

Alexa masih bergeming dan terus berjalan tanpa memperdulikan Adam.

"Bener-bener elo ya! Guwe pikir elo bakal belajar dari kesalahan elo kemaren, eh nyatanya masih gak berubah ya? Masih aja gak tau sopan santun. Diajak ngomong kok nyelonong aja kek gituh. Susah emang kalo ngomong sama kepala batu kek elo gini."

Alexa menghentikan langkahnya. Dia menoleh dan menatap Adam datar.

"Elo mau apa lagi sih ka? Belum puas bikin guwe keluar dari OSIS dan juga pindah sekolah, sekarang mau apa lagi?" Alexa benar-benar tak habis pikir.

"Guwe gak nyuruh elo buat pindah sekolah tuh." Sahut Adam cepat.

"Ya emang enggak."

"Ya terus ngapain elo bawa-bawa guwe? Aneh"

"Siapa yang bawa-bawa elo? Guwe cuman nanya elo mau apalagi kok?" Elak Alexa.

"Wah... Sopan banget elo ya dari tadi manggil kakak kelas elo dengan sebutan 'elo guwe , elo guwe'. Siapa yang ngajarin hah?!" Adam tak terima.

"Elo kok yang ngajarin. Elo dari tadi juga manggil guwe dengan sebutan 'elo guwe, elo guwe'  ya udah, guwe juga dong. Lagian apa bedanya coba?" Alexa melirik Adam sinis.

"Ya beda lah dodol! Guwe kan kakak kelas elo, suka-suka guwe mau manggil elo apaan. Kalo elo, elo itu adik kelas guwe, jadi elo gak bisa manggil guwe dengan sebutan sembarangan kaya gituh. Gak sopan!"

"Ya kenapa sih hah?! Kenapa gak bisa?! Kita lho sama-sama hidup dibumi. Gaya Lo itu udah kaya yang punya sertifikat bumi aja!" Cibir Alexa ketus.

"Oh jelas! Emang guwe yang punya. Kenapa? Gak terima?" Tantang Adam.

"Gak!" Jawab Alexa cepat.

"Ck... (Adam tersenyum remeh) udah deh... gak usah sok gaya elo pake mau pindah sekolah segala! Bilang aja elo pindah karena elo udah gak punya orang yang bisa ngelindungi elo disini. Ya kan??? Hahahaha. Kasian" Adam kembali tertawa mengejek Alexa.

"Apah?! Orang yang ngelindungi guwe?
Hahahaha. Guwe gak butuh orang-orang kaya gituh. Guwe bisa ngelindungi diri guwe sendiri kok! Emang situ (Adam) yang butuh perlindungan Kepsek dan tiga orang yang lagi nguping pembicaraan kita itu."

?!

BAD SENIOR [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang