[18] Menunggu

2.2K 280 64
                                    

s e l a m a t • m e m b a c a
.
.

Gaara menyeduh kopi dan duduk di jendela kamar miliknya yang terbuka menampilkan pemandangan Suna dari ketinggian. Gaara menyeruput kopinya perlahan. Menikmati rasa dominan pahit dan secuil rasa manis dari minuman berkafein itu.

"Bisakah kau menerimaku Hinata..." Gaara mengucapkannya dengan nada yang sedikit memaksa.

"Aku mencintaimu dan kau harus tanggung jawab mengenai itu" Gaara berucap kesal.

Menunggu itu menyebalkan, Gaara tahu dirinya sendiri yang bilang akan menunggu Hinata. Bahkan, Gaara dengan sok kuatnya bilang jika dirinya akan menerima segala keputusan Hinata.

Bullshit

Sejujurnya Gaara ingin sekali memaksa Hinata, tapi saat itu Hinata sudah terikat hubungan dengan Naruto yang merupakan sahabatnya sendiri.

"Aku mencintaimu, Hinata..." kali ini dengan nada sendu bercampur dengan harapan.

Menghela napas lelah, Gaara menyenderkan tubuhnya di sandaran kursi dan menselonjorkan kakinya.

🦝🦝🦝

Hinata diam di kamarnya, meskipun dirinya sudah berbalik mencintai Gaara tapi tetap saja memutuskan untuk berhenti menjalin hubungan dengan seseorang pastinya juga ikut melukai hatinya.

Apalagi setelah wajah terluka Naruto di hadapannya, Hinata merasa benar-benar menjadi wanita yang jahat.

"Aku jahat yaa" gumamnya pada angin.

Ini sudah tengah malam dan Hinata masih terduduk di jendela lebar miliknya yang masih terbuka.

Hinata terbiasa membuka jendelanya pada malam hari, kebiasaan buruk yang mulai ia lakukan sejak masih kecil itu masih berlanjut sampai sekarang.

"Tapi, aku tak bisa bohong aku mencintai Gaara-kun..." Hinata menatap halaman Hyuuga yang biasanya menjadi tempat berlatihnya bersama Hyuuga Neji- kakak sepupunya.

"Nii-san, jika kau disini kau pasti bisa memberikan saran terbaik untukku" Hinata berucap pada angin. Andai saja Neji masih ada, Hinata pasti tidak akan kesulitan memahami segala situasi yang terjadi saat ini.

Gadis cantik itu menghela napas, kemudian menyandarkan kepalanya ke rangka vertikal jendela di sampingnya.

"Gaara-kun, tunggulah sebentar lagi, sampai setidaknya Naruto-kun bisa menerima segala keputusan kita. Jangan tertarik pada gadis lain Gaara-kun..."

Hinata meletakkan kedua tangannya di rangka jendela di bawahnya. Gadis itu kemudian menelungkupkan kepalanya.

Setelah cukup lama bertahan dalam posisi itu, Hinata merasa dinginnya malam semakin menusuk kulitnya. Gadis itu memutuskan untuk menutup jendela dan merebahkan tubuhnya, menghilangkan segala resah atas keputusan yang baru saja ia ambil.

"Aku mencintaimu, Gaara-kun..."

🦝🦝🦝

Naruto diam, menatap cup ramen di depannya. Malam ini dirinya baru saja menyeduh ramen dalam kemasan itu. Hanya tinggal menunggu beberapa saat sampai ramen itu siap di santap.

"Naruto-kun! Jangan makan ramen terus! Aku sudah membawakanmu makanan. Ini tidak baik untuk kesehatanmu Naruto-kun"

"Naruto-kun! Jangan begadang menyelesaikan laporan misi. Jika sudah pulang misi, istirahat sebentar dan langsung kerjakan saja laporannya!"

"Jangan minum kopi terus menerus, itu tidak baik. Aku akan membuatkan mu jus"

"Naruto-kun harus rajin membersihkan apartemen. Naruto-kun itu tinggal sendirian. Seharusnya Naruto-kun bisa menjaga agar semuanya tampak rapi. Ini semua demi kesehatan Naruto-kun"

p r i o r i t y [GaaHina] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang