[10] Akademi Sunagakure

2.1K 301 61
                                    



s e l a m a t • m e m b a c a

Tiga minggu sudah Hinata berada di Sunagakure. Gadis cantik itu sedang menikmati secangkir teh hijau sambil melihat pemandangan Suna sore hari.

Dari balkon tempat apartemen Hinata pemandangannya sungguh cantik dengan aneka rumah-rumah unik yang menjadi ciri khas Suna.

Di sampingnya terdapat sepiring mochi yang menjadi pasangan cocok untuk menikmati teh hijau.

Mengambil satu buah mochi isi kacang merah, Hinata menikmatinya sambil sedikit melamun.

Ini sudah tiga minggu dan Naruto sama sekali tidak pernah menghampirinya Hinata ke Suna. Ah sepertinya Hinata terlalu berkhayal, Naruto bahkan sama sekali tak mengirimkan surat atau sekedar menitipkan kabar pada Shinobi lain yang menjalani di Suna.

Lamunan Hinata buyar tatkala ada seekor burung elang yang bertengger di pembatas balkon apartemen Hinata.

Hinata mengambil kertas yang ada di kaki burung elang itu. Ia menaruhnya di samping piring yang masih terdapat mochi.

Hinata masuk ke kamar apartemen miliknya dan mengambil ayam fillet yang sudah ia potong dan meletakkannya di balkon. Elang itu langsung menyantap makanan yang tersaji di depannya.

Hinata duduk di kursi yang tadi ia duduki. Membuka kertas dalam gulungan dan mulai membaca apa yang tertera di dalam gulungan itu.

Hinata...
Bagaimana kabarmu? Apa kau senang berada di Suna?
Kau tahu banyak yang merindukanmu
Aku, Kiba, Shino, Akamaru, Hanabi dan yang paling penting Ayahmu.

Hinata tersenyum membacanya, hubungannya dengan sang Ayah memang mulai membaik.

Hinata...
Carilah laki-laki Suna yang tampan dan menawan.
Paling penting ia juga harus mapan dan kaya.

Hinata tertawa kecil membacanya. Sepertinya orang yang mengirimi surat ini sedang melucu.

Aku tahu kau pasti sedang tertawa.
Tapi, aku serius Hinata!
Lupakan Naruto!

Hinata terdiam menatap surat itu cukup lama. Apalagi dua kata terakhir yang terbaca dengan baik oleh matanya.

Naruto sama sekali tidak mencarimu, Naruto bahkan tidak pernah bertanya apapun pada kami,
Naruto tidak menyadari jika kau telah pergi dari Konoha selama tiga minggu,
Lupakan Naruto!
Naruto tidak pernah peduli padamu!
Kami menyayangimu Hinata,
Kami tidak mau kau terus menerus sakit hati atas perlakuan Naruto.

Hinata menatap surat itu, manik amethyst miliknya berkaca-kaca.

Meskipun ini kabar buruk,
Aku akan menyampaikannya padamu.

Hinata menahan nafas, takut akan hal yang akan di sampaikan oleh si pengirim surat.

Sakura semakin mendekat ke arah Naruto. Aku tidak mengerti hubungan keduanya bagaimana. Tapi, Sakura sudah bisa mengubah sikap kasarnya pada Naruto. Aku tahu kau paham maksudku Hinata...

Tenten

Hinata meneteskan air mata, Hinata sudah tau sedari awal Naruto tak pernah peduli padanya. Naruto tak sekalipun menjadikan Hinata penting, apalagi menjadi prioritas utama.

Hinata tahu, Hinata bahkan gagal membuat Naruto mencari keberadaannya. Hinata sudah menghilang dari hadapan Naruto, tapi Naruto bahkan tidak mencarinya dan malah semakin mendekat ke arah gadis yang ber tittle sahabat Naruto-Haruno Sakura.

p r i o r i t y [GaaHina] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang