[7] Suna Malam Hari

2.5K 316 48
                                    

s e l a m a t • m e m b a c a


Setelah membahas semua hal di Akademi. Gaara mengajak Hinata mencicipi makanan lezat yang ada di Suna.

Hari sudah beranjak malam, bulan dan bintang sudah terlihat memenuhi langit Sunagakure.

Kedua telapak tangan Hinata mengelus masing-masing kedua lengannya yang memang terbuka. Tak lama Hinata menggosok kedua telapak tangannya dan sesekali meniupnya.

Hinata sibuk mengurangi rasa dingin yang semakin menusuk kulitnya tanpa menyadari Gaara yang sejak tadi mengawasi segala tingkah gadis itu.

Cuaca di Suna memang terbilang dingin, jika malam sudah tiba. Berkebalikan dengan cuaca siang hari yang sangat terik.

Hinata yang memang tidak terbiasa merasa kedinginan, apalagi sekarang ia memakai pakaian yang cukup terbuka.

Gaara segera menarik Hinata untuk berjalan menuju ke sebuah stan makanan pinggir jalan.

"Selamat malam, saya ingin memesan dua mangkuk Oden, Obaa-san" ucap Gaara membuat sang penjual itu tersenyum.

"Baik, tunggu sebentar Kazekage-sama" tuturnya, wanita paruh baya itu sedang menyiapkan makanan untuk pelanggan sebelumnya yang memang sudah menunggu.

"Hinata... Tunggulah di sini sebentar. Aku ada urusan. Jika nanti makanannya sudah datang makanlah lebih dulu, jangan menungguku" ucap Gaara menuntun Hinata untuk duduk di kursi yang terdapat di samping penjual Oden itu.

"Kau ingin kemana Gaara-san?" tanya Hinata yang tidak terjawab oleh Gaara karena pemuda itu langsung pergi meninggalkan Hinata.

Hinata mendengus pendek, apa ia akan selalu di tinggalkan seperti ini.

Menyebalkan sekali, huh.

"Obaa-san makanannya di siapkan nanti saja saat Kazekage-sama sudah kembali ke sini" Hinata berdiri dan berbicara dengan sopan.

"Baiklah nona" jawab sang penjual yang mengurungkan niatnya untuk menyiapkan pesanan Gaara.

Hinata mengangguk dan kembali duduk sambil tetap menggosok kedua tangannya dan meniupnya untuk mengeluarkan hawa panas.

Setelah menunggu beberapa saat, Gaara datang dengan membawa sebuah tas kertas dengan logo pakaian.

Pemuda dengan tato 'Ai' itu sedikit mengeryit kala melihat Hinata yang belum menerima makanan yang tadi ia pesan.

"Obaa-san makanannya?" tanya Gaara.

"Ya, sebentar lagi akan siap, Kazekage-sama. Tadi nona bilang untuk menunggu Anda" jelas sang penjual.

Gaara menggelengkan kepalanya, Hinata sudah sangat kedinginan dan dia tetap memilih untuk menunggu Gaara. Ya, tidak heran memang Hinata memang terlalu baik hati.

Gaara membuka tas kertas itu dan mengeluarkan sebuah jaket berwarna merah maroon yang senada dengan pakaian yang Gaara kenakan saat ini.

"Gaara-san itu?" tanya Hinata menatap jaket wanita yang sekarang sedang Gaara pegang. Pemuda itu sedang membuka resleting jaket itu.

Tanpa kata ia memakaikannya ke tubuh Hinata. "Pakailah, aku tahu kau kedinginan." ucap Gaara meminta Hinata untuk memasukkan lengannya ke jaket itu.

"Tapi Gaara-san..."

"Husst... jangan membantah Hinata"

Pada akhirnya, Hinata menurut. Gaara membantunya memakai jaket merah itu sampai terpasang sempurna di tubuh Hinata.

p r i o r i t y [GaaHina] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang