[3] Makan Siang

2.7K 335 55
                                    

s e l a m a t • m e m b a c a

°
°

Berhubung Hinata sedang tidak ada acara apapun, ia memutuskan untuk membuatkan makanan untuk Naruto.

Sulung Hyuuga itu berusaha mengerti dengan keadaan Naruto yang sedari kemarin mengkhawatirkan sahabat merah mudanya itu.

Jadi, Hinata akan mencoba menepis rasa cemburu yang bersarang di dadanya.

Hinata akan berusaha agar Naruto kembali melihat ke arahnya. Hinata masih berharap hubungannya dengan Naruto terus berlanjut.

Setelah misi penyelamatan Hanabi di bulan waktu itu, Naruto mengatakan dia ingin menjalin hubungan lebih dari pertemanan dan Hinata menerimanya dengan perasaan berbunga.

Cinta yang telah lama di nanti oleh Hinata akhirnya terbalaskan dan Hinata tidak ingin hubungannya dengan Naruto berkahir begitu saja.

Setelah berkutat selama 2 jam di dapur, Hinata berjalan dengan riang menuju apartemen Naruto dengan menenteng dua kotak bento yang ia jadikan satu dalam ikatan kain berwarna ungu tua.

Setelah sampai di depan pintu apartemen milik sang kekasih, Hinata mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu apartemen Naruto, tapi pintu itu tiba-tiba terbuka menampilkan Naruto yang sudah siap untuk pergi.

"Hinata!" Naruto terkejut melihat Hinata yang sudah berada di depan apartemen miliknya.

"Naruto-kun..." Hinata menggenggam tangan besar Naruto.

"Aku membawakanmu bento. Kita makan bersama yaa. Aku yakin kau hanya memakan ramen bukan?" Hinata terkekeh kecil saat mengatakannya.

Naruto menatap Hinata dengan rasa bersalah. Dia baru saja mendapatkan laporan dari salah satu genin Konoha tentang keadaan Sakura yang sedang sakit.

Sakura memang mengalami depresi dan insomnia karena terlalu memikirkan Sasuke.

Dia masih belum bisa menerima dengan lapang dada atas pernikahan Sasuke dan Karin.

Naruto segera mengunci pintu apartemen miliknya.

"Hinata... Maafkan aku. Sakura-chan sedang sakit dan dia hanya sendirian di apartemennya. Mengertilah, untuk saat ini aku tidak bisa terus menerus bersamamu." kata Naruto memegang lembut tangan Hinata.

Hinata menatap Naruto tak percaya. Apa katanya?

Sakura? Apa yang ada di otak Naruto hanya gadis musim bersurai merah muda itu?

"Bisakah kau sedikit saja meluangkan waktu untuk bersamaku Naruto-kun? Sejak kemarin- " baru saja Hinata hendak melayangkan protes tapi Naruto dengan segera memotongnya.

"Kita habiskan waktu bersama lain kali yaa... Keadaan Sakura-chan sangat mengkhawatirkan." ujar Naruto kentara sekali pemuda itu terburu-buru karena setelah mengatakannya ia langsung berlari meninggalkan Hinata yang berdiri mematung di depan apartemen Naruto yang telah terkunci.

Hinata hanya menatap kosong ke arah Naruto pergi. Setetes air matanya jatuh, sepenting itu keadaan Sakura bagi Naruto. Bahkan pemuda itu, sama sekali tidak mampu meluangkan waktu sedikit saja untuk Hinata.

Hinata bahkan tidak diberi waktu untuk protes. Kenapa selalu Sakura yang selalu menjadi titik utama Naruto.

Bohong jika Hinata baik-baik saja.

🦝🦝🦝

Hinata berjalan sambil menendang kecil ranting-ranting pohon di bawahnya. Ia mengeratkan genggamannya pada kain yang ia pegang. Berjalan ke arah tempat latihan tim 8, berharap ia bisa menenangkan dirinya barang sejenak.

p r i o r i t y [GaaHina] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang