Chapter 4. Masalah datang

442 42 7
                                    

▪️I'll be Your Man▪️

Homo area. Mohon bijaklah membaca. Bukan area homopobic. Homophobia jangan protes, jika tidak suka jangan dibaca.
.
.
.
Wattpad : @GM_denmple
.
.
.

Happy Reading
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
"Aaaaaaaa!"

Sebuah teriakan menggelegar di bibir pantai. Pelakunya adalah pria yang lebih muda. Tidak peduli orang-orang melihatnya, ia hanya ingin bebas.

"Hyung, cobalah. Ini seru dan mendebarkan."

"Tidak. Itu memalukan."

"Oh ayolah. Aku serius. Cobalah."

Taehyung terus mengarsak Namjoon untuk menuruti kemauannya. Namjoon pun akhirnya pasrah dan ikut berteriak.

"Haaaaaaaaaaaaa!"

Taehyung terlihat antusias memandangi kakaknya dengan senyum kemenangan, saat mendengar suara boriton sang kakak terdengar nyaring di telinga. "Bagaimana, Hyung? Seru 'kan?"

"Lumayan. Rasanya lapang sekali."

"Kalau begitu mengumpatlah. Hilangkan semua bebanmu. Tidak akan ada yang paham dirimu selain kau sendiri. Jadi hanya Hyung yang bisa bebaskan diri Hyung."

"Benarkah begitu?" Taehyung mengangguk.

"Baiklah." Namjoon mulai mengambil ancang-ancang.

"Yaaaak masalaaaaaah Bajingan! Brengsek! Pergilah kau anjing!  Aku membencimuuuuuu! Aku ingin kau pergi brengsek!"

Taehyung nyengir polos seolah dia baru melihat kakaknya memaki kali ini. Setelah itu terlihat Namjoon yang terengah-engah tapi bahagia. Seolah bebannya telah lepas dan angin pantai mendukung untuk Namjoon merasakan kebebasan sejenak.

"Hyung, aku pengen minuman soda. Ayo ke sana sebentar, Hyung yang bayar." Taehyung menunjuk mesin minuman kaleng di kedai umum.

"Ya ampun. Apa kau meminta imbalan?" Taehyung mengangguk.

"Tenggorokanku sakit habis teriak," ujar Taehyung.

"Iya, kau benar, Hyung juga. Ya sudah yuk." Namjoon merangkul pundak sang adik dan melangkah mendekati kedai.

*****

Ting! Nong!

Di tengah kegembiraan dua kakak beradik itu. Sebuah surat datang dari perusahaan dan sampai ke tangan Kim Seokjin. Pria yang menghantarkannya merupakan sekretaris kepercayaan Namjoon. Sang sekretaris tak tau bahwa Seokjin belum tau masalah perusahaan. Jadi dia mengatakan bahwa surat itu adalah daftar hutang perusahaan.

Seokjin yang awalnya tersenyum, seketika berubah menjadi masam. Ia mencampak kertas itu ke atas meja dan dan menjambak rambutnya frustasi. Kecewa, bagaimana bisa Namjoon tidak cerita masalah ini padanya. Bukan marah karena hutangnya, tapi kecewa pada Namjoon yang tak pernah terbuka dan jujur. Tangan itu berakhir memegang ponsel dan mendial nomor suaminya.

Tring Ting Ting!
Tring Ting Ting!

Namjoon merogoh kantong jubah besarnya dan melihat nama siapa di layar ponsel. Taehyung ikut melirik dan menyebutkan. "Dari kakak ipar?"

Dengan cepat Namjoon mengangkat dan meletak ponselnya ke telinga. Terdiam sebentar sebelum berakhir melirik Taehyung yang juga menatapnya dengan raut penasaran.

"Kau tunggulah di sini." Namjoon berakhir pergi menjauh dari sang adik yang sibuk menyeruput minuman kalengnya. Taehyung memperhatikan sang kakak yang menjauh. Bahkan sangat jauh hingga Taehyung benar-benar tak mendengar pembicaraan mereka.

I'll Be Your Man [TAEJIN] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang