Chapter 11. Jarak tiada akhir

443 43 101
                                    

▪️I'll be Your Man▪️

Homo area. Mohon bijaklah membaca. Bukan area homopobic. Homophobia jangan protes, jika tidak suka jangan dibaca.
.
.
.
Wattpad : @GM_denmple
.
.
.

Happy Reading
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Taehyung mengembalikan uang itu tepat saat Seokjin juga akan melepas pegangan di tangan Taehyung. "Kau mungkin lupa siapa yang bertugas menafkahi di sini? Akan kuingatkan kembali, Hyung, akulah kepala keluarga di sini. Aku yang akan menafkahimu dan Seunghoon. Itu tugasku. Berhentilah mengelak seolah aku bukan siapa-siapa di sini."

"Tapi aku tidak butuh uangmu."

"Butuh tidak butuh itu kewajibanku! Terima saja!"

"Kau membentakku?"

Taehyung menajamkan matanya, ia menenatang Seokjin. "Iya. Kenapa? Kau tidak suka? Kau mau menentang? Walau aku lebih muda darimu tapi aku suamimu, Hyung. Derajatku lebih tinggi dalam keluarga ini, apa kau tahu itu?!"

Plak!

"Lalu? Jika derajatmu lebih tinggi? Kau ingin melakukan sesuka hati? Apa memaksa adalah keahlianmu? Aku tidak mau menerimanya, kenapa kau terus memaksa?"

Pluk!

Segumpal uang di dalam kertas coklat itu terlempar ke depan dada Taehyung. "Jangan buat aku kembali mengungkit masa lalu, Taehyung. Sudah cukup dengan kehadiranmu yang membuatku menderita. Jangan lagi kau tambah kebencian di dada ini dengan tingkah laku tidak sopanmu." Kecam Seokjin.

"Apa kau lupa? Semua ini terjadi bukan atas kemauan kita. Hal ini terjadi karena terpaksa. Jika saja kau tidak membunuh suamiku---" Taehyung terbungkam dengan tatapan terkejut.

"Jika saja suamiku masih hidup. Kau tidak perlu melakukan ini. Kita tidak perlu seperti ini! Ini semua karena kau, Taehyung! Kaulah yang membunuh suamiku! Kau pembunuh!" kecam Seokjin telak menohok Kim Taehyung yang terdiam mematung tanpa sedikitpun pergerakan.

"Apa sudah puas? Kau masih ingin berdebat denganku?" Taehyung bergeming dengan mata yang tak lagi menatap Seokjin, melainkan lantai yang tak bergeming.

"Seharusnya jika kau ingin mati. Maka matilah sendirian. Tidak perlu libatkan Namjoon. Sebagai adik, kau sama sekali tidak berguna!"

Sakit. Bahkan meski Seokjin tak lagi bicara dan ada di hadapannya. Taehyung masih merasakan sakit. Ia terduduk di sofa dan menjambak rambutnya. Air mata sudah tidak terbendung lagi. Jatuh meski sudah Taehyung coba tahan.

Kenapa harus diungkit lagi? Kenapa harus dikembalikan memori sialan itu? Pada Taehyung yang bahkan sudah bisa merasa senang setelah pekerjaannya berjalan lancar dan berpikir dia bisa menjadi kepala keluarga serta suami yang bertanggungjawab.

Namun kini Taehyung harus kembali disadarkan pada status pernikahannya yang bukan atas dasar perasaan suka sama suka ini. Begitu rumit dan sangat menguras emosi untuk menjalaninya. Mencoba bahagia meski sering pupus.

Hiks!

Taehyung tak bisa menahannya lagi. Dadanya terlalu sakit menerima setiap kata kasar yang keluar dari bibir lunak Seokjin yang ternyata berduri juga. Pembunuh? Apa benar Taehyung adalah pembunuh? Benarkah dia telah membunuh Namjoon? Jika begitu kenapa sang kakak malah memintanya menjaga apa yang menjadi harta berharga baginya kepada Taehyung yang penjahat di mata Seokjin ini?

*****

Di kamar. Seseorang tengah meringkuk sambil menggigiti kukunya. Di matanya menyimpan begitu banyak bendungan yang akan tumpah. Melamuni lantai bergeming tanpa arti, sebelum pandangannya mengadah menatap bingkai foto suami yang dipajang lebar-lebar.

I'll Be Your Man [TAEJIN] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang