Chapter 5. Hyung

445 49 3
                                    

▪️I'll be Your Man▪️

Homo area. Mohon bijaklah membaca. Bukan area homopobic. Homophobia jangan protes, jika tidak suka jangan dibaca.
.
.
.
Wattpad : @GM_denmple
.
.
.

Happy Reading
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Seokjin melihat jam di dinding rumahnya. Sudah hampir larut, suami dan adik iparnya tidak kunjung sampai di rumah. Ia pun mengamit ponselnya dan akan mendial nomor sang suami. Tapi ia ingat bahwa saat ini dia sedang marah pada Namjoon. Mungkin tidak menghubunginya lebih dulu akan lebih baik. Dia juga butuh istirahat sejenak.

Namun meskipun mencoba untuk tidak perduli, dia tetap tidak bisa. Lalu muncul satu buah ide. "Ah, apa telpon Taehyung saja?" Seokjin menemukan solusi.

"Eh. Tapi apa Taehyung tahu masalah ini? Jangan-jangan dia sudah diberitahu dan mereka berdua merahasiakannya hanya padaku." Seokjin kembali mencampak ponselnya ke atas meja dan menjatuhkan diri ke badan sofa. Memejamkan matanya sejenak untuk istirahat. Hingga tanpa sadar dia malah tertidur.

Tringggg......

Tringggg......

Ponsel itu berdering. Membangunkan Seokjin dari tidur tidak sengajanya. Karena terlalu lelah menunggu suaminya pulang. Melihat jam ternyata sudah pukul 3 pagi. Oh, ayolah, sampai kapan Namjoon dan Seokjin akan saling egois? Setidaknya salah satu dari mereka harus berbesar hati, bukan?

Seokjin pun semakin kesal. Namjoon benar-benar buruk dalam hal menyelesaikan masalah. Bukankah melarikan diri adalah tindakan anak kecil? Untuk apa lari dari masalah sekarang ini? Benar-benar membuat Seokjin kesal.

Via chat.

-Yeobo-
Yak!
Apa kau akan tetap egois dan memilih tak pulang karena merasa menjadi ayah dan suami yang buruk?
Cepat pulang dan selesaikan masalah kita.

-03.06 am-

Seokjin tak mendapat jawaban dan tidak pula dibaca pesannya.

-Yeobo-
Jangan jadi anak kecil Joon😤

-03.10 am-

Jangan bilang kalau kau dan adikmu mabuk-mabukan!

-03.12 am-

Brengsek!

-03.11 am-

Tak lama pesan terakhir terkirim. Layar ponsel Seokjin dipenuhi oleh foto sang suami, dirinya, dan anak mereka. Akhirnya Namjoon tak egois lagi dan menelponnya sekarang. Tanpa basa-basi lagi Seokjin mengangkatnya dengan omelan yang masih saja membuncah.

"Apa harus membuatku menunggu selama ini? Apa begini cara menyelesaikan masalah?"

Sudah banyak dia bicara, belum ada tanggapan dari seberang. Malah yang ada suara gemerisik angin dan semut, seperti kendala jaringan.

"Joon?" Seokjin mencoba mastikan bahwa di penelpon ada di sana. Takut kalau-kalau ada perampokan dan ponsel ini sudah jatuh ke tangan perampok.

"Halo, Joon?"

Tak lama suara semut yang memenuhi pendengaran Seokjin hilang dan digantikan suara putus-putus seseorang. Seokjin begitu fokus mendengarnya dan terdengar seperti suara keramaian di seberang.

"Ha-ha-lo?" Suara putus-putus itu mulai menyapa.

"Iya? Halo, Joon?"

"A-a-pa ini no---mor ke-luarga terdekat?"

"Ya? Maksudnya?" Seokjin mulai was-was karena sepertinya bukan Namjoon yang menjawab.

"Halo! Aish, sial! Kenapa anginnya kencang sekali? Apa laut sedang pasang?" ucap seorang pria dengan topi serta baju yang sangat dikenali. Pakaian itu adalah pakaian tim penyelamat dan saat ini mereka sedang sibuk mengangkut mobil yang telah rongsok parah setelah terjatuh ke jurang sedalam 60 meter menuju laut.

I'll Be Your Man [TAEJIN] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang