Chapter 14. Masalah baru

460 56 42
                                    

▪️I'll be Your Man▪️

Homo area. Mohon bijaklah membaca. Bukan area homopobic. Homophobia jangan protes, jika tidak suka jangan dibaca.
.
.
.
Wattpad : @GM_denmple
.
.
.

Happy Reading
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Ini sudah begitu larut. Taehyung tak kunjung pulang. Seokjin tengah menanti dengan perasaan resah gelisah. Khawatir tentang apa yang dilakukan Taehyung di luar sana? Bahkan telponnya tak kunjung dijawab.

"Apa aku harus menelponnya lagi?"

Akhirnya Seokjin putuskan untuk menelpon nomor Taehyung kembali. Setelah berdering cukup lama, suara berisik berasal dari seberang. Seperti suara gemericik----sebelum sebuah suara muncul dan menyapa telinga Seokjin. Suara yang dia kenali. Tidak mungkin 'kan? Apa Taehyung tidur di luar dengan .....

"Yeoboseyo?"

Seokjin menjernihkan pikirannya. Ia pun akhirnya harus berpositive thinking saja. "Di mana Taehyung?"

"Dia di sampingku. Dia sedang tidur. Ada apa?" Seokjin tercenung.

"Dia akan pulang besok. Aku juga harus tidur. Besok kerjaanku banyak. Kumatikan ya?" Dengan tanpa aba-aba langsung putus sambungan usai berpamitan. Seokjin, masih saja bergeming. Entah perasaan apa ini? Tetapi ia merasa sakit di lubuk hatinya.

Biasanya setiap seperwaktu ia akan menemukan Taehyung yang bermain dengan Seunghoon di rumah dan juga menemukan pemuda itu di seputar  rumah walau kadang tak begitu ia tanggapi. Namun sejak beberapa hari ini Seokjin merasa kesepian bahkan merasa kesal juga sakit hati jika tau ke mana tujuan Taehyung jika sudah keluar dan jarang di rumah.

Apakah ini yang dinamakan .....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Cemburu?

*****


"Mama! Papa kenapa tidak pernah mau main dengan Seunghoon lagi? Apa Papa marah sama Seunghoon? Apa Seunghoon nakal?" tanya bocah 6 tahun tersebut.

Seokjin yang masih sibuk memasak di dapur pun mengelus surai si kecil dengan sayang dan menjawab semua pertanyaan beruntun dari sang buah hati. "Tidak, Sayang. Papa masih banyak kerjaan, jadi jarang di rumah dan main sama Seunghoon. Nanti kalau kerjaan Papa sudah senggang, pasti main bareng Seunghoon. Sekarang sekolah dulu yang rajin ya? Biar nanti kalau besar buat Papa dan Mama bangga?"

"Mm! Juga buat Appa bangga?" Seokjin tersenyum tulus dan mengangguk. Putra kecilnya mengingat Appa-nya.

Brem! Brem! Cit!

Suara motor berhenti dan kedua orang, ibu dan anak ini tau siapa yang pulang.

"Papa?" Anak manis itu segera berlari ke ambang pintu. Dan mendapati Taehyung yang baru sampai dan tengah mengobrol dengan Hoseok. Anak ini mengejar dan memeluk kaki jenjang ayahnya.

"Papa," lirihnya yang seperti merindukan Taehyung.

"Pagi, Seunghoon? Sudah sarapan?" sapa Hoseok.

"Pergilah masuk. Papa masih mengobrol dengan Paman Hoseok." Anak kecil itu menggeleng.

"Mau sama Papa."

"Tidak masalah, Tae. Lagipula dia juga tidak mengerti pembahasan kita. Santai saja." Taehyung tersenyum kikuk.

"Papa, kenapa Papa tidak pulang dan jarang di rumah?" tanya anak polos itu.

Taehyung tak menjawab dan hanya sibuk mengobrol dengan Hoseok. "Seunghoon! Ayo masuk dan pakai tasnya!" jerit Seokjin memanggil putranya.

I'll Be Your Man [TAEJIN] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang