Nightmare

157 28 0
                                    

BRAK!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BRAK!

Papa datang dengan menggebu-gebu, bahkan ia baru saja mengebrak pintu utama rumah mereka, nafasnya pun naik turun, auranya mencekam, seperti siap membunuh siapa saja yang berusaha menghalanginya.

Sedangkan mama baru saja keluar karena terperanjat kaget, "kamu apa apaan sih?! Bisa dateng biasa aja?!"

"Mana Rara?" Papa mengalihkan topik.

"Mana Rara!? Jawab aku ma!!" Mama melotot terkejut, "kenapa baru peduli sekarang? Kemana aja kemarin? Pergi ya? Sama selingkuhan kamu itu?" Mata papa semakin merah, "kamu-jangan memperburuk keadaan! Aku gak mau debat sama kamu sekarang. Aku butuh Rara!" Papa masih bersikeras, dia bahkan menunjuk mama dengan jari, tepat di depan wajahnya.

"Bilang makanya, ada apa!"

"Anak kamu itu, hamil!"

"!?"

Srek! Bruk!

Keduanya serempak menoleh kebelakang papa, melihat Rara yang terduduk lemas, dengan beberapa belanjaan yang berjatuhan.

"Rara!" Mama panik dan mulai menghampiri anaknya. "..." Rara blank seketika.

Srek!

Papa melemparkan setumpuk surat dengan amplop coklat tepat di depan Rara. sejujurnya, posisi nya seperti sedang di usir.

"Rara, apa semua ini benar?" Tanya papa dengan nada tenang dan mencekam. Rara melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau itu amplop tempat rumah sakit biasanya ia cek kandungan. Oh Tuhan, tolong Rara sekali ini aja.

"Jawab papa. Liat mata papa, Rara."

Rara diam saja, mama juga. Dia masih mencerna keadaan yang terjadi. "Jangan bikin papa membuat kekerasan ke kamu nak, bilang sama papa, apa ini semua benar?!"

Rara tetap menunduk, tidak berani menatap wajah penuh amarah Papa, dan kemudian, dengan suara seadanya ia menjawab pelan,

"Bener."

PLAK!!!

"KAKAK!!"

"kak!"

"Kak Rara!! Woyy!!"

"HAH!!!????"

Rara merasa pasokan udara di sekitar menipis, rasanya sesak bukan main. Dengan nafas tersengal-sengal, Rara menunjuk botol minum di meja belajarnya, menyuruh Jojo untuk mengambilkan.

"Lo kenapa kak?" Tanya Jojo sambil memegangi botol minum Rara. Yang lebih tua menghabiskan seluruh air di dalam botol, menatap Jojo dengan mata takut dan sedih, "eh!?!? Kok nangis? Kak kenapa sih?"

"Gue takut Jo.."

"Kenapa? Ada gue, Kakak kenapa?"

"Gue mimpi papa sama mama tau Jo. Gimana kalo beneran kejadian?" Wajah Jojo juga tampak muram, perasaan Jojo yang tadinya khawatir menjadi takut sendiri. "Rumah sakit yang lo datengin masih tempat yang sama kan yang waktu itu?" Rara mengangguk.

More Than GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang