call tonight

115 24 0
                                    

Rara itu emang nekat, sudah tau suasana rumah nya sedang tidak baik-baik saja, tapi malah kabur ke kosan Bella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rara itu emang nekat, sudah tau suasana rumah nya sedang tidak baik-baik saja, tapi malah kabur ke kosan Bella.

Tapi, tidak sulit untuk papa menemukan nya. Dalam hati, pria itu hanya berdecih dan tertawa, kabur kok cuma ke ke kosan temannya. Nggak sekalian ke Korea? Nyusul Jono-Jono nya itu?

Dan alih-alih menunjukan betapa lucunya situasi ini, tatapan papa justru terlihat emosi, seperti memiliki dua kepribadian. "Kamu tau, papa kecewa sama kamu."

"Papa harusnya ngaca. Papa bahkan pernah bikin kecewa tiga orang sekaligus." Jawab Rara santai. "Kamu empat orang sekaligus—dan lima, kalau Jojo ikut kubu papa." Cerca papa sambil mengangkat empat jarinya.

Skakmat Rara!

"Terserah papa." Rara sekarang tidak setakut itu dengan papa, anak itu merasa bahwa telah impas ketika melakukan kesalahan besar di hadapan nya. "Setelah ini kamu gak boleh keluar rumah lagi. Apalagi ketemu si brengsek itu."

"A-apa? Iqbaal gak brengsek! Dan Aku bahkan diam aja pas papa tau papa juga selingkuh! Aku juga diam aja liat papa jarang pulang! Papa kenapa semaunya sendiri sih?!"

"Jangan bandingkan kesalahan kamu sama kesalahan papa ya, Ra!"

"Jangan bandingkan kesalahan aku sama kesalahan papa ya, pa—impas!"

Papa tidak pernah tahu bahwa berdebat dengan anak sulungnya akan selelah ini. Rara itu memang keras kepala, susah di atur, dan semaunya sendiri—persis seperti papa. Jadi ketika dua orang itu berdebat, mereka sama saja berdebat dengan dirinya sendiri.

Papa akhirnya bangkit dan dan meninggalkan Rara dengan perasaan kesal.

Sedetik kemudian Jojo yang gantian masuk ke kamarnya. "Papa kenapa?" Tanya Jojo.

"Biasa, kenapa?" Jojo menggeleng, meletakkan nampan berisi bubur dan susu di depan Rara. "Nih makan, mama udah buatin bubur." Katanya lagi. Rara agak cemberut, biasanya mama yang menyuapi ketika sakit begini, tapi sepertinya mama seenggan itu juga bertemu dengannya. Anak itu meraba pipi, kalau disentuh sebenarnya masih agak nyeri—sumpah, Rara tidak berbohong. Tapi bukan rasa sakit karena nyeri yang sebenarnya Rara rasakan, Rara lebih sakit ketika kenyataan baru saja menyadarkan bahkan mama semarah itu.

Rara memang sudah durhaka.

"Tuh kan nangis lagi, udah kenapa sih.." Rara tersadar Ketika Jojo mengelap air matanya. Saat seperti ini hanya Jojo yang peduli dengannya—sebenarnya Iqbaal juga, tapi handphone miliknya di sita oleh papa, itu jelas membuat susah untuk mengabari Iqbaal.

"Gapapa." Rara mulai menyeka air matanya sendiri dengan kasar, berusaha tersenyum di depan adiknya, kemudian menyendok bubur secara perlahan.

Jojo hanya memandangi betapa menyedihkannya kakaknya sekarang. Tampangnya saja acakan, terlihat dari semalam kalau dia tidak pakai skincare seperti biasanya. "Kalo dulu gue nggak balik, mungkin lo kesepian ya kak?" Kata Jojo tiba-tiba."

More Than GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang