Real friend's

97 26 0
                                    

"Yakin bakal berhasil?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yakin bakal berhasil?"

"Yakinnnn seratus persen!"

"Diem bego, nanti kedengaran satpamnya!"

Ketiga pemuda itu duduk mengendap endap di depan rumah besar milik Rara. Rencananya sih membantu Iqbaal untuk menemui sang pujaan hati, ceilahhh bahasanya >//<

"Malah bengong, telpon Adeknya buruan." Desis Abhim menyenggol Iqbaal. Tanpa menjawab, Iqbaal segera mencari nomor telepon Jojo, masih berdering cukup lama.

"Ini yakin Adeknya Rara bisa di ajak kerja sama?" Bisik Marvel pelan. "Harusnya mau, dia itu kek terobsesi pingin punya kakak laki-laki, jadi ya.. mau-mau aja gue suruh." Iqbaal tertawa kecil. "Sa'ae lo—tuh di jawab." Tunjuk Abhim pada handphone Iqbaal.

"Nee? Yoboseyo~" Marvel dan Abhim mendengus saat suara Rara yang terdengar.

"Iya halo, gimana keadaan kamu?"

"Verry Verry good! Kamu kangen yaaaa? Sama kok aku juga~" ketiga laki-laki itu menebak bahwa Rara sekarang mengerucutkan bibirnya. Iqbaal biasa saja, tapi Marvel dan Abhim saling berpandangan kemudian bergidik ngeri.

Karena cuma Iqbaal doang yang bisa jinakin Godzilla kayak Rara.

"Gue liat papa sama mama lo keluar, berarti aman kan?" Marvel bersuara. "Wahh.. Marpel?!"

"Buruan, curut, jawab. Aman kaga?" Kali ini Abhim mendesis. "Abhim?!"

"Rara!" Ketiganya berbarengan membuat suara yang cukup keras untuk membangunkan pak kabul yang tengah tertidur. Marvel segera mengisyaratkan untuk diam.

"Sorry guys.. anu, kayaknya sih aman, gue nyuruh Jojo buat jemput lewat pintu belakang deh." Jawab Rara.

Selanjutnya telepon hanya terdengar suara grusak grusuk, "bang-bang?" Suara Jojo.

"Yoo,"

"Gue udah di pintu belakang, lo kesini deh." Tanpa menyahut, Iqbaal dan kedua temannya mengendap-endap ke pintu belakang—lebih mirip pagar kecil sih sebenarnya. Ini kedua kalinya Iqbaal kesini. Sekelebat memori waktu Rara menangis sambil menggenggam tiga testpack positif terlintas di benaknya.

Krekkk..

Lamunannya buyar ketika sosok jakung Jojo—masih lengkap dengan seragam SMP, yang kini menjulang di depannya.

"Gue sama Marvel tunggu sini ya? Kalo mau keluar telpon aja." Iqbaal tersenyum sambil menepuk pundak kedua temannya. "Gue utang Budi banyak ke kalian. Sorry, ngerepotin mulu."

"Bacot. Buruan." Iqbaal kembali mendengus.

"Good luck~"

Kerah baju Jojo di tarik pelan oleh Abhim, "eh, Jo. Kalo misi ini berakhir lo mau bayar gue pake apa? Empat tahun yang lalu lo janjiin gue nraktir teh sisri di depan SD loh." Tanya anak itu, sempat-sempatnya.

More Than GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang