Rara's angry

184 35 0
                                    

"Beneran papa Baal!" Rara langsung menarik tangan Iqbaal yang masih kebingungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beneran papa Baal!" Rara langsung menarik tangan Iqbaal yang masih kebingungan.

"Ra—Ra hati-hati! Perut kamu!" Anak itu tidak menggubris, lebih memilih berjalan cepat untuk melihat Papa yang sedang menggandeng perempuan lain.

"PAPA!"

Teriaknya marah. Iya anak itu marah, marahhh sekali, tanpa di jelaskan pun ia sudah tau apa yang papanya itu lakukan di belakang mama, anak itu berdecak ketika si wanita di samping papa menatap sok polos "Rara?"

"Ra, kamu sama siapa?"

"Dia siapa pa?" Rara menunduk sambil menahan air matanya agar tidak keluar, sedangkan di belakang Iqbaal mengelus punggung Rara agar anak itu tenang.

"Pa, Jawab!!"

Papa masih diam dengan tangan bergetar, laki laki itu mendekat, berusaha mengambil tangan Rara agar anak itu tenang.

Tapi dengan secepat mungkin Rara menepis tangan sang papa, "oke, gak perlu di jawab, aku udah tahu jawabannya." Anak itu terkekeh. "Papa tinggal pilih, aku yang kasih tau mama, atau papa sendiri yang ngasih tau—itupun kalau papa berani."

"Ra, please.."

"Kita pergi Baal." Rara langsung menarik lengan Iqbaal dengan cepat, sambil melayangkan tatapan tajam pada perempuan yang terus menunduk sambil mengelus perut buncitnya.

Perempuan itu, hamil.

Rara menangis di pelukan Iqbaal, rupanya Iqbaal tidak mau Rara pulang dengan keadaan seperti ini. Akhirnya mereka kembali ke chat time untuk mengambil pesanan mereka dan duduk di sana sebentar.

"Aku kira aku yang paling jahat ke mama,"

"Ternyata papa sama aku gaada bedanya. Yang pantas di sayang cuma Jojo." Rara menyenderkan tubuhnya di kursi. "Gaboleh ngomong gitu Ra, semua orang pantas di sayang."

"Ya aku tau! Tapi bukan berarti pantas semua di embat sama papa, liat tuh mama! Padahal kalo mau, papa bisa minta anak lagi sama mama! Tapi dia malah hamilin perempuan lain. Benci banget sama papa, semua cowo sama aja. Termasuk kamu!" Di tuduh seperti itu, Iqbaal hanya menghela nafas panjang, ia mungkin memaklumi Rara seperti itu, emosinya naik turun.

"Brengsek!" Dan anak itu tidak berhenti mencaci orang orang yang menurutnya salah salama ini. "Ra, kamu itu lagi hamil, jangan banyak emosi, dan jaga perkataan kamu."

Rara justru memalingkan wajahnya, kesal bukan main. "Kita pulang."

Andai saja Rara bisa memutar waktu, mungkin ia tidak akan mau mengejar nafsunya dengan Iqbaal, ia juga akan membuat si wanita di samping papa tadi jera. Seperti perempuan-perempuan yang kerap kali ia cakar di sekolah.

Ah, mungkin itu bisa di bicarakan dengan Zahra dan Bella.

-

PLAK!

More Than GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang