They are wrong 2/2

219 41 1
                                    

"P-positif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"P-positif.. aku positif Baal.."

"A-aku hamil!"

"Ra, kamu pasti bangun tidur kan?" Di sebrang sana Rara berusaha menggeleng, padahal Iqbaal tidak tahu sama sekali. "Kamu.. kamu dimana?"

Bunda dan ayah yang menyaksikan mengerutkan keningnya, seperti bertanya, 'ada apa?' tapi Iqbaal menggelengkan kepalanya, tidak mau bunda dan ayahnya khawatir.

Untung saja Iqbaal tidak me-load speaker tadi!

"di rumah.. Aku keluar lewat pintu belakang."

"Aku otw." Anak itu mulai memasukkan handphonenya pada celana training yang ia pakai, "aku pergi dulu."

"Eh mau kemana!?" Tanya ayah panik. "E-eee Rara mimpi buruk, katanya dapet nilai di bawah KKM, jadi aku mau bantu dia belajar! Ya! Belajar!"

"Jangan malem malem pulangnya! Hati hati kamu bawa anak orang!" Bunda berteriak setelah Iqbaal keluar dan menarik jaket yang baru saja kering di cucian depan. "Iya! Assalamualaikum!"

💐

Iqbaal betulan menemukan Rara yang menangis sambil menekuk lutut nya di samping pagar belakang rumahnya. "Hei? Sayang udah.."

"Iqbaal..." Anak itu langsung memeluk Iqbaal erat. Sambil terus menangis. "Kita bicara di tempat lain ya?" Rara mengangguk, kemudian Iqbaal memakaikan jaketnya pada Rara, karena anak itu hanya memakai kaos oversize tipis. Rara pun mulai mengeratkan pelukannya pada Iqbaal sambil terus menangis di sepanjang jalan.

Hingga akhirnya, mereka berhenti di depan Indomaret untuk membeli beberapa minuman agar Rara lebih tenang.

"Diminum dulu," kata Iqbaal menyerahkan air mineral padanya.

Kemudian mereka hanya diam, sama sama diam menatap lalu lalang jalanan. "Gimana bisa.." tanya Iqbaal hati hati, karena Iqbaal tau bahwa mood Rara sedang naik turun.

"Kita ngelakuin ya pasti bisa." Kata Rara pasrah.

"Kamu tau darimana itu positif?" Rara tidak menjawab, anak itu merogoh sesuatu di saku celananya, kemudian menyerahkan tiga batang testpack langsung di atas tangan Iqbaal. "Aku takut.. kalau aja kita gak ngelakuin itu.." Rara mulai menangis lagi.

Iqbaal menatap dua garis biru pada tiga testpack itu. Semuanya sama.

"Kalau aja aku rela dibilang cupu. Lagipula kita cuma ngelakuin itu satu kali. Kenapa bisa.."

"Semua gara gara kamu!" Rara langsung berdiri. Iqbaal panik saat Rara menuduhnya. "Aku!? Kamu yang mulai!"

"Kalo kamu gak minta dulu aku juga gak bakal ngasih." Rara mengerutkan keningnya tidak terima. "Kamu kenapa gak nolak!? Aku benci sama kamu Baal!"

Rara meneteskan air matanya lagi, "aku benci!" Iqbaal masih syok, anak itu masih panik saat Rara dengan seenak jidat menuduhnya.

"Ra," Rara mulai mencari nomor adiknya untuk segera datang dan menjemput. "Ra.. kita bicarain baik baik ya?" Rara menatap Iqbaal nyalang.

More Than GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang